Skip to main content

M-E-R-E-K-A

Gue merasa jauh lebih dewasa sekarang.

Lebih bisa untuk menerima segala macam kritikan dan saran. Lebih bisa untuk menenangkan diri dalam keadaan terpuruk. Lebih bisa membangun dinding terhadap orang-orang yang seharusnya diberi jarak untuk menjauhi kehidupan privasi.

One thing for sure, I don't think what they said, as long as it's fake. Gue nggak peduliin mereka yang bilang A, B, sampai Z. Toh, sekarang gue dikelilingi oleh orang-orang yang memang selalu ada buat gue. Rela jadi tong sampah cerita gue, masih mau ngatain "bego" kalau gue salah ambil langkah, berani ngomong "anjing" di depan muka gue, meluk gue disaat rasanya semua orang meninggalkan gue, tertawa bareng, jalan loncat-loncat like we're 10, nyanyi di lorong sekolah kenceng-kenceng, selalu bilang "Nit, lupain aja daripada kebawa pikiran," dan selalu bilang kalau ada apa-apa. Mereka selalu menenangkan gue.

Gue sayang mereka. Nggak pake koma, cuma titik. Mungkin suatu hari nanti kita semua terpisah, tapi gue benar-benar berharap gue nggak akan lost contact dengan mereka.

Entah apa mereka juga beranggapan seperti apa yang gue pikirin. Tapi setelah 3th mencari jati diri di SMA, gue dipertemukan sama mereka. Justru orang-orang yang lebih awal kenal dengan gue, ninggalin gue gitu aja. Awalnya benci SMA, tapi karena mereka gue mulai "memandang" kehidupan SMA.

Gue nggak butuh orang yang di depan gue manis, tapi di belakang ngatain gue "anjing". Nusuk dong dari depan kaya mereka, daripada menjadi pengecut yang berani dari belakang.

Mereka itu.... partner in crime. Pokoknya gue nggak mau kalau nanti kita jadi stranger, okay?

Maaf kalau mungkin selama ini gue nggak ada buat kalian. Gue nggak tahu sampai kapan kita bisa tetep satu kaya gini, tapi kalian adalah hal terbaik gue di SMA. Gue juga sadar, pasti waktu awal kenal kita masih suka ngegossipin satu sama lain. Makin kesini, kebaikan dan keburukan kita makin terlihat, dan hanya kita yang tahu bagaimana untuk mengatasinya agar tetap "satu".

Bukan tentang siapa yang datang pertama, ataupun yang paling lama mengenal kita. Tetapi tentang siapa yang nggak pernah pergi dari kita.

With lots of love,
Nita

*NB: karena ini tahun terakhir di SMA, gue sangat mengharapkan yang terbaik buat kalian. Sampai bertemu saat sukses, guys!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sampul Buku dan Lembarannya

Boleh nggak saya memohon satu hal? Cukup sederhana. Kebanyakan dari kalian hanya memandang sampul sebuah buku. Jika sampul itu berupa kulit, kalian akan langsung mengambilnya. Kalau buku itu hanyalah buku usang, entah siapa yang akan mengambilnya. Disini bukan tentang menilai buku dari sampulnya. Tapi tentang siapa yang akan mengambil buku itu. Munafik memang, kalau kita mengaku tidak melihat orang dari penampilan. Tapi entah kenapa saya letih dengan semua itu. Letih dengan tipuan paling sederhana. Saya ingin kalian tetap menatap saya dalam keadaan terburuk, terjelek. Bukan dalam keadaan sebaliknya. Apa terkesan saya sombong? Tidak, bukan itu maksudnya. Saya hanya ingin kalian membuka buku itu setelah melihat sampulnya. Saya bukan buku bersampul kulit. Saya hanya buku biasa. Lembarannya putih, polos, tanpa coretan. Saya butuh kalian yang dapat mengisi lembaran-lembaran ini, bukan hanya menggeletakkan buku ini ke lemari hingga usang.

Intermezzo: crumbling and tearing

The taller the tree the more wind blows, they said. Work hard until you don't need to introduce yourself, said them too. I am at the 500th step to reach those. It's still million stairs away to be climbed, though. The thing is... they expect too much on me. The perfection that they seek is haunting me. Well, nobody's perfect but they still expect me to be. It's killing me. Once I make a mistake, they will judge me and talking behind my back. And I am not strong enough to take that, almost everyday. I am still a human. I seek for chances to be better and better. The ironic thing is, I am a perfection. A symptom that is already running in my blood. I can't see the world easily. I see things in details. I see people in very tiny details. I read their mind. I smell their gesture. That's why, I am really overwhelmed by the imperfection that I have. The flaws that I don't want people to see it, yet they do. I am afraid. I am afraid of being bu...

Circle of Life

I was born & raised with Disney's stories, so I grew up into a dreamy young lady. This night, this old song made by the BEST musician IS REALLY HYPNOTIZED me. *** Circle of Life (OST. The Lion King) From the day we arrive on the planet And, blinking, step into the sun There's more to see than can ever be seen More to do than can ever be done There's far too much to take in here More to find than can ever be found But the sun rolling high Through the sapphire sky Keeps great and small on the endless round It's the circle of life And it moves us all Through despair and hope Through faith and love Till we find our place On the path unwinding In the circle The circle of life It's the circle of life And it moves us all Through despair and hope Through faith and love Till we find our place On the path unwinding In the circle The circle of life