Skip to main content

Childhood


Kalo diliat dari cerita di atas, kayanya terasa banget yaa kebersamaan antar saudaranya. Hiburan permainannya juga di alam terbuka.
Gue inget banget dulu waktu jaman-jamannya dari belom sekolah sampe udah, gue sama sepupu-sepupu yang gue sebutin di cerita sebelumnya seneeeeeng banget main ini-itu, kejar-kejaran, semuanya deh.
Inget banget rasanya main Tak Jongkok di halaman, sampe kita semua kecapean dan permainan ini berhenti dengan akhir yang sangat tidak jelas.
Terus main Petak Umpet yang asli... seru banget. Jujur aja mungkin kalo diajak main ini lagi di halaman rumah Bendhil gue pasti ngga mungkin nolak. Gimana ngga seru coba? Di halaman Bendhil itu... penuh akan tempat persembunyian. Di balik batang pohon kelapa yang gede (berasa kaya Hermione di HarPot 3 yang ngumpet dibalik labu loh rasanya), terus di balik pager rumah, di balik semak-semak, dan.... pot taneman yang gede pun bisa jadi tempat ngumpet. Yang paling buat ketawa ngakak itu kalo yang jaga udah mulai keliling kesana-kemari, dari tempat A ke B terus ke C terus ke D.
Hmm... akhirnya karena kita masih punya rasa kasihan, kita akhirnya mempersempit daerah persembunyian...
***
Kita juga pernah nyobain main kasti di halaman Bendhil. Kira-kira gue masih kelas 3 SD kali ya... Rambut gue masih baday lohh waktu ituuu!! :”O Yahh I forgot the details, tapi yang jelas kita lumayan sering juga main kasti....
Terus gue juga sering main sepeda bareng-bareng gitu kaya di post sebelumnyaaaa :”)
Sebenernya gue agak merasa kasihan sama anak-anak jenjang TK sampai mungkin kelas SD. Mereka semua jadi penggila gadget. Anak umur segitu udah megang iPod Touch, lah gue aja mainnya paling Tamagochi dulu.. Anak umur segitu udah pake iPhone atau BlackBerry atau apa gitu, sementara kita-kita dulu paling pakenya Nokia butut. Terus... mereka udah ngerti ini-itu, hal-hal yang belum pantas mereka ketahui dari dini.
Anak-anak jaman sekarang mungkin lebih banyak menghabiskan waktu luangnya di depan gadget mereka masing-masing, lupa akan kehidupan dunia luar. Kalo kata Nyokap sih... pantes aja anak-anak sekarang jadi lebih gampang sakit. Mereka mungkin ngga pernah menikmati segarnya sinar matahari pagi.. Mereka mungkin terlalu sibuk memainkan gadget nya hingga lupa kalau alam Indonesia itu sebenarnya indah.
Eyang dan Nyokap gue kalo ngga salah pernah cerita deh.. Anak-anak jaman dulu suka menghibur diri di alam terbuka.. Jamannya mereka aja air sungai masih bersih (Okay well yang ini kesalahan limbah-limbah pabrik dan rumah tangga yang dilakukan oleh kita sendiri sebenernya.)
Sekarang gue penasaran...
Apa mereka masih tahu apa itu permainan Tak Jongkok? Lompat Karet? Congklak? Bekel? Tak Umpet? Atau mungkin Kucing-kucingan?

Comments

Popular posts from this blog

Give and Take

What happens to teenager this day? What happens to Indonesian culture about polite, manner, and grace? It's so pathethic that now we rarely see it in our life. Let's take the easiest samples: 1. Menyela pembicaraan orang. 2. Make fun, laugh, yawn, stared hatefully toward the elders (it can be your lecturer or even your parent). 3. Being ignorance, arrogant. 4. This may be the simpliest sample of all... keluar / masuk ruangan tanpa ijin, main kabur,padahal sebenarnya bisa ijin dulu. etc. Some of the examples above are actually based on my observation in actual life. But then the question is: Can we live without polite, manner, and grace? Sekarang coba kalau dibalik. Kita jadi orang yang mendapatkan perlakuan yang tidak sopan. You feel uncomfortable, angry, sad, and insecure, don't you? Is that good? How can we have polite, manner, and grace? Well, I'm kind of person that believe in "Give and Take". Give and take is actually hands that help each oth...

Self Reflection

I haven't wrote anything. But will try to write... again. 4 tahun yang lalu, gue menuliskan tentang masa-masa menjadi maba  (mahasiswa baru) yang baru saja selesai melaksanakan PKKMB. Hari ini, beberapa teman angkatan 2015 sudah melaksanakan wisuda. Gue belum, semoga tahun depan mendapatkan giliran. Aamiin... Btw , entah mengapa pukul segini memang enak untuk menjadi sendu. Bukan sendu dalam konotasi negatif, tetapi cenderung ke arah positif. Tiba-tiba, jadi mengenang apa saja yang terjadi selama 4 tahun belakangan ini. Masa-masa di mana gue melepas seragam putih-abu, dan menggantinya dengan pakaian bebas. Malam ini menjadi sebuah renungan terhadap diri sendiri, atas apa yang telah dicapai, kesalahan, kebahagiaan, pertemanan, dan lain sebagainya. Katanya, kuliah adalah masa terakhir sebelum menghadapi dunia nyata. Katanya, semakin kita dewasa, kita cenderung menjadi realistis... mematikan cita-cita di dalam diri. Mematikan jiwa anak-anak yang ada di dalam hati. ...

Two Worlds Collide

So I was listening to this song last night. Pretty old, it was from Demi Lovato's first album, Don't Forget. The lyrics really got me... Well probably, now I'm on Demi's phase back then when she was really insecure with her self... *** "Two Worlds Collide" She was given the world So much that she couldn't see And she needed someone to show her, Who she could be. And she tried to survive Wearing her heart on her sleeve But I needed you to believe You had your dreams, I had mine. You had your fears, I was fine. You showed me what I couldn't find, When two different worlds collide. La dee da dee da She was scared of it all, watching from far away. She was given a role, never knew just when to play. And she tried to survive Living her life on her own Always afraid of the throne But you've given me strength to find home. You had your dreams, I had mine. You had your fears, I was fine. You showed me what I couldn't find, When...

GIVE. and. TAKE.

GIVE and TAKE. Kata-kata yang terus saya ingat sejak kecil. Yup. Mama memang sering banget mengatakan ini. Saya memang sempat bingung dengan makna kata ini. Tapi, seiring berjalannya waktu, seiring dengan saya yang tumbuh dan berkembang... I think I get it. Menurut saya... Makna Give and Take adalah... Kita diciptakan sebagai manusia itu tidak sempurna. Setiap individu pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri. Dan kita itu adalah makhluk sosial, selalu ingin bergaul dan bermasyarakat, zoon politicon kata Aristoteles. Manusia itu diciptakan untuk saling melengkapi kekurangannya. Lalu pertanyaannya adalah bagaimana cara kita semua saling melengkapi kekurangan masing-masing? Jawabannya adalah, GIVE. Coba deh, kita jangan selalu melihat ke atas. Coba lihat orang-orang yang mempunyai kekurangan dari kita. Baik kekurangan fisik, materi, apalah itu. Dengan begitu, kita pasti jadi lebih bersyukur sama apa yang kita punya. Karena itu pula, kita dengan tulus pasti akan m...

Sarkas

Mungkin memang saya yang terlalu baik, saya yang bodoh, saya yang terlalu naif, dan saya yang selalu berpikir optimis. Semua ucapan orang yang memperingatkan agar selalu hati-hati... Saya abaikan. Saya mau tidak mau menerima semua resiko walaupun kini saya tahu rasanya. Dunia itu kejam dan saya seharusnya tahu. Saya seharusnya mendengar setiap rambu yang ditujukan kepada saya. Rasanya? Marah. Sedih. Merasa bodoh. Semua menjadi satu. Saya kini tahu seperti apa diri anda yang sesungguhnya. Anda.... bukan hanya seorang, tapi kumpulan orang yang sejenis. Hah, ternyata, wajah kalian pun bukan hanya dua. Namun terbagi menjadi seratus. Kalian dengan eloknya berganti wajah pada setiap orang. Ternyata, mulut manis kalian tidak semanis yang selama ini saya dengar. Mulut kalian memang manis di depan saya, tapi pahit di belakang saya. Ternyata, kalian bahkan kejam antar sesama kalian. Sangat tidak manusiawi. Lalu, Apakah saya masih pantas menyebut kalian manusia? Kalian senang menyerang ora...