Skip to main content

Proud Indonesian

Hi!
It's been a while since I open this blog. Banyak banget yang harus diceritain selama ini. Dari mulai Mba Andes yang hamil dan bulan Agustus ini diprediksi melahirkan (phew, I'm gonna be Aunt again!), gue yang udah lulus SMA, berkah-berkah yang diperoleh selama bulan Ramadhan, dan cerita tentang teman-teman gue.

First I'm gonna write about:
RAMADHAN 2015. Why?
It's actually my opinion about living in Bendungan Hilir (Benhil). As you know, Benhil is the most popular place to go while Ramadhan. Di pasarnya udah terkenal dengan jajanan-jajanan (ta'jil) untuk berbuka. Orang-orang mulai berlalu lalang sekitar pukul 4 sore, melihat-lihat apa yang dijajakan, dan akhirnya berhenti di satu pedagang. Ini adalah pemandangan normal yang gue lihat selama tujuh belas tahun gue tinggal di sini. Tapi... rasanya gue baru benar-benar melihat 'situasi' bulan ini, ya, pas tahun ini. Kenapa?

Pengemis adalah hal tidak asing yang dilihat kalau kalian melihat jajanan di pasar ini. Banyak dari mereka yang mungkin sudah tidak malu untuk meminta-minta dari satu orang ke orang lain padahal orang tersebut mungkin berdiri bersebalahan. Memang kasian, tapi gue merasa moral kita sebagai manusia mungkin udah berkurang banyak.

Ada orang yang bisa dikatakan 'setara' oleh mereka, tetapi 'jauh' lebih baik, dan mereka adalah pekerja-pekerja lapangan. Seperti tukang sapu jalanan, pemulung, kenek bis, dll. Kenapa? Mungkin bagi kita mengeluarkan uang sebesar 5rb adalah hal yang biasa saja, Tapi bagaimana untuk mereka? Mungkin mereka menganggap itu adalah sesuatu yang mahal. Banyak dari mereka yang terpaksa untuk tidak berpuasa karena minimnya penghasilan mereka untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Mereka setiap hari selalu bekerja keras, membanting tulang, berpeluh seharian. Sedangkan kita? Sebagian dari kita malah bisa berleha-leha santai di rumah, tidur, dan beli makan kalau lapar.

Itu yang buat gue sedih. Selama puasa, tampang mereka seperti si punuk yang merindukan bulan. Duduk di trotoar, dengan keringat yang bercucuran, hanya dapat melihat sedih ke arah orang-orang yang mengerubungi pedagang.

Gue selama puasa ini alhamdulillah setidaknya udah bisa memberikan seulas senyum di bibir mereka. Gue nggak tega, jadinya setiap beli ta'jil, pasti porsinya dilebihkan dan itu nanti yang akan diberikan ke mereka. Waktu pertama gue kaya gitu, tampang mereka itu heran-senang-kaget. Dan apa yang hati gue rasakan? k-e-d-a-m-a-i-a-n. Ini beneran loh, ya. Rasanya senang udah bisa berbuat kebaikan.

Maksud gue tulis ini apa? Bukan bermaksud untuk pamer. Gue berharap, dengan tulisan ini, orang-orang bisa membuka matanya dan melihat dunia yang sebenarnya. Selama ini, gue pun mengakui, kita terlalu sibuk menjadi manusia yang individual dan egois. Kita lebih senang memerhatikan diri sendiri, selalu minta yang lebih, tanpa memandang orang-orang lain. Semoga manusia tidak akan diperbudak oleh teknologi, dan globalisasi. Kita, bangsa Indonesia, harus ingat budaya Timur yang sopan-santun, lemah-lembut, dan saling menghargai.

Mama selalu bilang,
"Jangan selalu melihat ke atas, kamu nggak akan pernah puas. Lihat ke bawah. Jadinya kamu selalu ingat untuk bersyukur."

:)

Comments

Popular posts from this blog

Pancasila, Nasionalisme, dan Eyangkung

Mungkin Eyangkung (Eyang Kakung, Kakek dalam bahasa Jawa) benci disebut-sebut sebagai pahlawan. Tapi, memang kenyataannya begitu. Tidak akan ada Indonesia tanpa Eyangkung dan para pahlawan yang lain. Eyangkung saya bernama Eyang Toegijo Kartosandjojo, beliau lahir di Solo pada 17 Agustus 1919. Eyangkung bersekolah di Neutrale H. I. S Solo dan beliau berprestasi di sekolahnya. Karena prestasi itulah beliau dibebaskan dari les persiapab masuk M. U. L. O. dan pada akhirnya beliau berhasil masuk tanpa melalui tes ujian masuk. Sebagai cucu kesekian, saya sangat bangga mempunyai sosok Eyangkung. Karena beliau, saya selalu bersumpah akan membawa nama baik keluarga. Saya nggak mau menjelekkan nama baik keluarga besar, saya nggak mau dibilang, "cucu pahlawan kok seperti itu?" (Walaupun saya ini memang tergolong bandel sih, cuma bandelnya masih sebatas wajar). Walaupun beliau wafat setahun sebelum saya lahir, banyak cerita yang sudah saya dengar maupun foto-foto beliau yang saya l...

Art (part n)

The night is becoming my enemy right now. It is collided between what I feel deep in the heart and what I think deep in the mind. I do live in world that is no fairytale exist. Pathethic. Human lives by expecting on someone else, thus they expect too high. When she / he can not be something or someone they wished to be, they get mad. You will be nagged every single hours, hearing those non stop harsh words. Are we wrong for being here? To live in this same world and to breathe the same air? Deep in the mind, I hate to live in this world. I hate to grow up. I hate to have a lot of responsibilities. I just want to be kids again. To play all day long until you run out of air, and just ignore the adults words without getting worry. But in the other side, Lately for the past 6 months, I have found a new inspiration. Of someone that I don't brave to say out loud. Of someone that easily slips to become the new art. He is the most beautiful art, a thing that easily distract me from hi...

dududu

If we were real, Would you feel any bless? Would you give us the chance? Would you stay when I ask? If we were real, Could I feel jealous of the other girl? Could I smile everytime you call? Could I ask you to feel the way I feel? Because if we were real, I would always keep you safe. I would keep you by my side. I would miss to hug you tight. I would make you smile and laugh. Because if we were real, It is like a dream come true. To have someone as strong as I am by my side. To have someone smarter than I am. To have someone braver than I am. Because if we were real, It is like having two alphas become one. United as a double power. United as a one true pairing. United as a one heart.

A Reminder

The spring will come out soon. The snow will melt and the sun will shine brightly. The birds will fly high to the skies while the butterflies will make the flowers bloom. Another day has gone and the time passed fastly. Too fast that you can not even enjoy your life for a while. And here I am, stuck in a never ending cycle. As a 3rd year student who is very exhausted about college. But to be honest, This place is where I am supposed to be. I am loved. Surrounded by the people who loves me as my self. Yes, I may have some haters who envy me or talk behind my back. But... who cares? Once again, I am loved. Life is too precious to feel bad over something that you can not even change no matter how hard you try. Accept yourself. Breathe the fresh air. Fill your mind with happiness. Let the sorrow disappear. Do your hobbies though people said that you are bad at it. Sing out loud until your voice crack a little. Play the guitar with your soul and may the string breaks. ...