Skip to main content

19 Juni 1991 - 31 Mei 2012

Bismillah..

Malam ini entah mengapa perasaan gue lagi super sensitif. Tadi gue baru aja dinasehati sama Mama, tentang kehidupan kuliah gue dan jadwal gue yang tidak teratur. Beliau kecewa karena gue terlalu mementingkan nilai akademis sehingga mengorbankan waktu istirahat, peraturan rumah, dan rela meninggalkan beliau sendirian.

Mungkin karena marah, beliau mengingatkan gue tentang almarhum saudara gue, Ongge.

Namanya Antariksa Hening Satoto Indrayana Daniswara. Nama yang bagus, kan? Almarhum lahir pada 19 Juni 1991 dan wafat pada 31 Mei 2012..

Penyesalan memang selalu datang terlambat.

Almarhum adalah sosok panutan bagi semua orang. Gue menyesal karena selama almarhum hidup, mungkin yang Ongge rasakan ke gue adalah... gue orang asing, padahal gue adalah keluarganya. Gue menyesal karena selama almarhum hidup, gue tidak bisa menjadi sebuah sosok untuknya.

Setelah Mama nasehati gue tadi, gue langsung menangis.. Ongge dan gue itu... sebenarnya mempunyai jalan hidup yang serupa. Betapa menyesalnya gue, betapa pembangkangnya gue, betapa cerobohnya gue, karena selama ini gue tidak bisa bersyukur atas anugerah-Nya, betapa banyak nikmat-Nya yang gue rasakan setiap hari namun gue sia-siakan. Ongge, di sana, pasti juga merasa kecewa dengan sikap gue yang seperti ini. Betapa memalukan dan hinanya gue bagi almarhum...

Gue baru menyadari betapa egoisnya sifat gue ini. Gue selalu memandang dunia bahwa hanya gue satu-satunya yang seperti ini, gue mengasihani diri gue sendiri, meratapi nasib-Nya, mengutuk diri sendiri, bertanya-tanya apa fungsinya gue hidup, dan terkadang menyalahkan semua orang atas semua kejadian di hidup gue. Benar deh, pas Mama ngomong gitu, selama 18 tahun gue hidup... mata gue baru terbuka lebar, hati gue terasa putih polos lagi. Nasib kami sama, tetapi almarhum jauh lebih dewasa dan tegar untuk menghadapinya.

Is it my turn point to be better?
Dari selesai shalat Isya, bahkan sampai sekarang.. gue nggak bisa berhenti menangis. Mendoakan almarhum memang membuat gue tenang sesaat, namun setelah menyadari kalau gue teramat sayang sama almarhum... gue kembali menangis. Apalagi ketika membayangkan rasa kesepian yang pasti dirasakan almarhum. Kenapa saat itu gue tidak bisa menemani dan meyakinkan almarhum bahwa hidup kami semuanya akan baik-baik saja?

Terkadang gue suka bertanya-tanya sendiri.. Kenapa Allah memanggil orang-orang baik di saat umur mereka masih tergolong muda?

Mas Ongge,
Hubungan kita memang baru mulai dekat saat itu.. Mengapa Nita baru bisa merasakan perasaan yang Mas Ongge rasakan, setelah 3 tahun kepergian Mas? Andaikan waktu bisa diputar dan kita bisa kembali ke masa lalu.. Maafkan perbuatan Nita selama ini, selama Mas hidup dan setelahnya... Nita hanyalah sosok yang hanya bisa mengecewakan Mas Ongge. Penyesalan ini tidak bisa dirubah ataupun diratapi.. Sekarang Nita hanya bisa berdoa, berdoa, dan berdoa, agar Mas Ongge tenang di sisi Allah SWT. Maafkan Nita malam ini, karena tidak bisa berhenti menangis ketika mengingat Mas Ongge.

Comments

Popular posts from this blog

Pancasila, Nasionalisme, dan Eyangkung

Mungkin Eyangkung (Eyang Kakung, Kakek dalam bahasa Jawa) benci disebut-sebut sebagai pahlawan. Tapi, memang kenyataannya begitu. Tidak akan ada Indonesia tanpa Eyangkung dan para pahlawan yang lain. Eyangkung saya bernama Eyang Toegijo Kartosandjojo, beliau lahir di Solo pada 17 Agustus 1919. Eyangkung bersekolah di Neutrale H. I. S Solo dan beliau berprestasi di sekolahnya. Karena prestasi itulah beliau dibebaskan dari les persiapab masuk M. U. L. O. dan pada akhirnya beliau berhasil masuk tanpa melalui tes ujian masuk. Sebagai cucu kesekian, saya sangat bangga mempunyai sosok Eyangkung. Karena beliau, saya selalu bersumpah akan membawa nama baik keluarga. Saya nggak mau menjelekkan nama baik keluarga besar, saya nggak mau dibilang, "cucu pahlawan kok seperti itu?" (Walaupun saya ini memang tergolong bandel sih, cuma bandelnya masih sebatas wajar). Walaupun beliau wafat setahun sebelum saya lahir, banyak cerita yang sudah saya dengar maupun foto-foto beliau yang saya l...

Deadly Alive

There is nothing worse than being lived without soul; trying to breathe but there is no oxygen; feeling sad but do not have any heart; nor lost the most precious inspiration. Deadly alive. It is how I live right now. Making myself to keep busy inside and outside that becomes a habbit right now. To forget the personal problems for awhile. Well, actually trying my best to avoid the emptiness and perhaps... it is more like to run away from anyone and anything. Do not want to be involved in a subjective cycle, because making a high expectation is like commiting a suicide. Being objective means there is no personal feeling attached. Everything is fair and clear. Yup, I am deadly alive.

AFS Frequently Asked.

Where and when can I apply? Every student who is in 10th grade during the application period can apply for the departure in the following year. You apply by using our online application system. What and how much should I write about me in the application? You will provide the most accurate information about yourself. The information you write will be used in the selection process in chapter and national levels. I am not living in Java and the next chapter is far. Do I have to pay the travel costs to the selection location myself? During the chapter selection stages, domestic travel expenses will be your responsibility. Departure in March or August – advantages and disadvantages? Departure time depends on when the academic year starts in the hosting country. Both departure time will give you chance to experience a whole academic year from the beginning to the end, and hopefully will give you a “full” experience as a high school student abroad. What happens at th...

SIsterhood Last Forever

Let me be honest.... Ini adalah pertama kalinya gue ngebuat blog. I used to write down everything and express what I feel with a piece of paper, and draw. Yeah, draw. Semua gambar buatan gue menceritakan sebuah kisah (sebenernya sih lebih banyak hasil design baju), but IT SPEAKS WHAT I FEEL.  Hmm... As you can see, nama gue adalah NIS. Gue adalah anak ketiga dari tiga bersaudara yang isinya cewe semua. Kakak-kakak gue beda jauuuuuuuuuh banget sama gue. Yang pertama namanya Ayu Indra Pratista atau yang dipanggil Mba Tita ini jaraknya 15th lebih tua daripada gue, terus yang kedua namanya Gandes Indra Presentia atau yang dipanggil Mba Andes ini jaraknya 13th lebih tua daripada gue. Mba Tita itu alumni SMAN 6 Jakarta, Mba Andes alumni SMAN 70 Jakarta (Maybe anak 70 mengenal angkatan Mba Andes dengan sebutan Batalyon dan Crayon). Perbadaan yang jauh antara gue-Mba Tita-Mba Andes nggak buat kita semua jadi nggak kompak. Justru.... We're ONE. Mba Tita berperan sebagai sulu...

Dear Momma

Dear Momma, If there is any world beside this, if I ever get lost, I hope you will be there for me. You are the one who taught me to stand high in my lowest, to always blessed in every condition, to always patient in this tough world, and to smile behind this fragile body. You are the most strict, discipline, grace, and charming lady I know and I'm so glad that you take care of me as your daughter. Yes, you are my Momma and I am proud to be your daughter. I used to lie sometimes when I was in high school, and since I am now a college student.. I think it's not right and wise enough to hide something from you. You deserve to know anything, you have right. Then, I learn to told you everything. My friends, my love story, my enemies, my college life, my school life, my grades, my problems, and tell you that once I skipped class. For the 18 years of wasting, now I realize that you are my bestest friend in the whole wide world. Then I know you are the one who colored up my dark wo...