Skip to main content

19 Tahun

Setiap Desember datang, gue selalu over excited menyambutnya. Selain karena bulan penutup tahun, banyak diskon, dan gue ultah! Tahun 2016 ini, gue menginjak usia 19 tahun pada 9 Desember yang lalu. Mungkin bagi beberapa orang, usia 17 tahun adalah usia yang terkesan wah, namun bagi gue rasanya usia 19 tahun lah yang terkesan wah.


Nggak tahu juga, sejak November yang lalu, gue sudah merasakan euforia yang menggebu-gebu. Rasanya seperti gue ingin cepat-cepat menyambut 9 Desember. Dari jauh hari gue udah mengingatkan orang-orang tentang ulang tahun gue (menjijikan memang, lol), kode kado ke sana-sini. Mood gue benar-benar dijaga kestabilannya, berusaha selalu senang, optimis, dan rasanya usaha tersebut berhasil.

9 Desember 2016


Akhirnya hari yang gue tunggu tiba. Waktu itu gue lagi letih dan tertidur pulas, nggak sadar kalau Mama datang ke dalam kamar, dan uwel-uwel gue (lol, maksudnya peluk, cium, berusaha ngebangunin gue gitu). Pagi harinya beliau juga mengucapkan selamat ulang tahun lagi dan melakukan beberapa hal spesial untuk gue.

Today is gonna be a good day!!!

Itu prinsip gue kemarin.
And...

Semuanya berjalan lancar.

Hari itu, Nadia, adalah orang pertama yang memberikan kado untuk gue. SUPER DUPER HAPPY!!! Bahkan keluarga gue belum memberikan kado apapun untuk gue hari itu.

Nanda pernah bilang, "Kayanya lo bakal dapat banyak kado tahun ini."

Again... she was right! Terlalu banyak jika harus gue sebutkan satu-satu.


Rasanya hari ulang tahun gue terus berjalan setiap hari dengan berbagai macam euforia yang berbeda-beda. Dari mulai acara makan bersama keluarga (LENGKAP, ada Mama, Papa, Mba-mba, Mas-Mas, Mba Is, dan keponakan-keponakan), dapat kado dari Papa yang unexpected banget, dapat perlakuan spesial dari Mama, dan Mba serta Mas yang baiiiiik banget.


Dan bukan hanya kado yang gue dapat, tetapi kasih sayang dan anugerah yang berlipat-lipat. Oh, rasanya gue makin cinta sama Tuhan! Lol, tiba-tiba berubah menjadi religius tetapi gemas rasanya untuk tidak mengungkit ini... Dia sudah mewujudkan beberapa doa dan impian gue.


Tahun ini benar-benar tidak terduga. Walaupun gue udah kode ke banyak orang, pada akhirnya gue tetap terkejut dengan apa yang telah dilakukan teman-teman beserta keluarga.

Alhamdulillah...



Terima kasih, ohana, Mama, Papa, Mba-mba, Mas-mas, Mba Is, Rara, Dey, dan Keiko.

Terima kasih, Nadia, Kalisha, Nanda, Shafa, Ratih, Lungguh, Bagus, Fauzan, Idris, Ubai, Satrio, Syahban, dan Luqman.

Terima kasih untuk kalian semua yang nggak bisa gue sebutkan di sini semuanya.

Blessed.

Comments

Popular posts from this blog

Circle of Life

I was born & raised with Disney's stories, so I grew up into a dreamy young lady. This night, this old song made by the BEST musician IS REALLY HYPNOTIZED me. *** Circle of Life (OST. The Lion King) From the day we arrive on the planet And, blinking, step into the sun There's more to see than can ever be seen More to do than can ever be done There's far too much to take in here More to find than can ever be found But the sun rolling high Through the sapphire sky Keeps great and small on the endless round It's the circle of life And it moves us all Through despair and hope Through faith and love Till we find our place On the path unwinding In the circle The circle of life It's the circle of life And it moves us all Through despair and hope Through faith and love Till we find our place On the path unwinding In the circle The circle of life

Angin Malam [1]

Her side... Kepada angin malam aku ingin bersenandung. Tentang dia yang selalu membuatku terusik. Kapanpun, di manapun, hanya dia yang menghantuiku. Bayangannya selalu muncul tiba-tiba, tidak diundang, dan hanya menyisakan rindu. Terkadang memang pikiranku teralihkan darinya, namun pada akhirnya hanya dia yang berada di otakku. Maksudku, hatiku. Astaga. Dia membuatku meracau tak karuan. Pernahkah kamu merasakan jatuh cinta? Perasaan aneh yang membuat dada menggebu-gebu, rasanya seperti jantung ingin keluar dari dalam tubuh. Walaupun belum tentu berbalas, rasanya aku tak takut untuk jatuh cinta. Ini hakku untuk merasakan ini, bukan? Tidak ada yang bisa merenggutnya dariku, bahkan penolakan darinya. Penolakan. Terdengar sakit, bukan? Namun, rasanya aku benar-benar sinting. Aku tidak peduli dengan apa yang dia rasakan terhadapku. Apakah itu egois? Aku tak peduli apakah aku harus memiliki cintanya. Aku tak peduli peringatan orang-orang untuk segera mencari pria lain. Aku...

Sarkas

Mungkin memang saya yang terlalu baik, saya yang bodoh, saya yang terlalu naif, dan saya yang selalu berpikir optimis. Semua ucapan orang yang memperingatkan agar selalu hati-hati... Saya abaikan. Saya mau tidak mau menerima semua resiko walaupun kini saya tahu rasanya. Dunia itu kejam dan saya seharusnya tahu. Saya seharusnya mendengar setiap rambu yang ditujukan kepada saya. Rasanya? Marah. Sedih. Merasa bodoh. Semua menjadi satu. Saya kini tahu seperti apa diri anda yang sesungguhnya. Anda.... bukan hanya seorang, tapi kumpulan orang yang sejenis. Hah, ternyata, wajah kalian pun bukan hanya dua. Namun terbagi menjadi seratus. Kalian dengan eloknya berganti wajah pada setiap orang. Ternyata, mulut manis kalian tidak semanis yang selama ini saya dengar. Mulut kalian memang manis di depan saya, tapi pahit di belakang saya. Ternyata, kalian bahkan kejam antar sesama kalian. Sangat tidak manusiawi. Lalu, Apakah saya masih pantas menyebut kalian manusia? Kalian senang menyerang ora...