Skip to main content

Maaf, Tolong, dan Terima Kasih

Orang hebat ini... Orang hebat itu... Terlalu banyak "pengertian" tentang orang hebat.


Tapi, apakah sebenarnya kita tahu siapakah orang hebat itu?

Orang hebat adalah orang yang mengerti kapan dia harus mengucapkan "Tolong", "Maaf", dan "Terima Kasih."

Kalau kalian bisa mengucapkan ketika kata sakti tersebut dengan lapang dada, selamat! Artinya secara tidak langsung kalian berhasil mengalahkan ego kalian. Siapapun kalian, berapapun usia kalian... Kalian adalah orang hebat.


Sayangnya, banyak remaja yang tidak ingat untuk mengucapkan kata-kata tersebut. Lucu ketika saya sangat membenci orang-orang lupa mengatakannya, namun di satu sisi saya masih lupa mengatakannya juga, terkadang. Padahal, kata-kata tersebut mampu menunjukkan harga diri, martabat, pendidikan, sopan-santun, dan mungkin dapat memberikan penilaian untuk kedua orang tua kita.


Tolong, Maaf, dan Terima Kasih tidak mengenal usia, jabatan, jenis kelamin, dan kepercayaan. Seperti yang saya ucapkan, kata-kata tersebut menunjukkan seberapa pantas kita dihargai orang lain. Tidak akan ada pemimpin yang dihargai anak buahnya jika dia lupa untuk mengatakan "Terima kasih" saat dibukakan pintu, lupa mengatakan "Maaf" saat tidak sengaja menyenggol orang, dan lupa mengatakan "Tolong" saat diminta melakukan sesuatu.

"Ambilin ini dong," kata kita semua, well... hampir kita semua, lebih tepatnya.

Haha, lucu. Kalau saya berani mengucapkan kalimat tersebut di rumah (walaupun sedang berbicara kepada orang yang lebih muda), pasti saya akan langsung ditegur oleh orang rumah. Entah itu kakak, orang tua, Eyang, atau bahkan si orang yang saya tujukan kalimat tersebut. "Kamu itu minta tolong, bukan menjadikan orang lain pesuruh," itu nasehat mereka.
Jika dipikirkan, nasehat itu benar. Kita sebagai manusia modern mengerti tentang HAM, mengerti kalau perbudakan adalah tindakan tidak manusiawi. Mungkin berlebihan jika menyamakan perbudakan dengan pesuruh atau pembantu, karena pesuruh atau pembantu pun masih mendapatkan haknya untuk dihormati secara manusiawi. Tapi apa bedanya kita dengan budak jika kita hidup tanpa 3 kata tersebut? Mereka semua, KITA semua, berhak untuk mendengar dan wajib untuk mengatakan tolong, maaf, dan terima kasih.


Jadi, intinya,
Jika anda lupa untuk mengatakan 3 kata tersebut dapat saya simpulkan jika anda adalah bukan (BELUM MENJADI, tepatnya) orang hebat. Anda tipe orang yang tidak mengerti sopan santun, egois, senang meremehkan orang lain, dan secara tidak langsung memperbudak orang lain.

Penilaian saya mungkin bersifat subjektif dan tidak benar, tetapi setelah mempelajari berbagai sifat orang, saya bisa menyimpulkannya seperti itu.

Dan pesan saya adalah,
Tidak ada kata terlambat untuk belajar dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, saya masih lupa mengatakannya juga, terkadang. Namun, saya ingin berubah dan terus belajar. Saya belum menjadi hebat, dan saya yakin saya akan menjadi orang hebat... kelak, saat berhasil mengalahkan ego diri sendiri.

Love,
Nita

Comments

Popular posts from this blog

Catatan Kuliah (Kami): 4

4 When the skies are blue, to see you once again... my love Anya's side Sudah dua bulan aku berkuliah. Masih terasa menyenangkan, semua terasa indah, apalagi karena ada Skan setiap hari (kami berada di kelas yang sama hampir di setiap mata kuliah, yay !!!). Duh, jangan bicarakan Skan lagi, deh! Aku pusing hampir setiap detik aku memikirkannya! Nggak bisa, ya, kalau dia pergi sejenak saja dari pikiranku? Duh, susah ya, tidak memikirkan orang yang berada di kelas yang sama hampir setiap harinya? Karena telah menjadi teman sekelas, kami memang lebih banyak berbincang, berdiskusi, berbincang, berdiskusi... yah, sebatas itu saja. Monoton memang. Akupun merasa bersyukur masih bisa bernapas di hadapannya. Omong-omong, aku baru menyadari jika Skan itu sangat pintar. Jenius malah. Entah mengapa aku merasa iri dengan kepintaran Skan. Dibandingkan aku? Cuih, aku hanya buih di lautan. Dia sebagai lautannya, tentu. Kami sering bertukar opini tentang kasus yang diberikan d...

Dear You, 2020

Halo, apa kabar? Mengapa kamu menjauh?  Saya salah apa? Apakah saya membuatmu risih? Apakah kamu membenci saya? Kamu terasa sangat jauh sekarang, tanpa aku bisa raih. Kita memang tidak saling menggenggam, namun aku tahu kita saling merasa. Ingin sekali saya bertanya berbagai hal kepadamu, termasuk pertanyaan-pertanyaan tadi. Saya harap kamu baik-baik saja, hidup dengan bahagia. Apakah mungkin, kamu seperti itu karena merasa kehilangan diri saya? Apakah mungkin, kamu sebenarnya memahami diri saya yang sesungguhnya, namun merasa saya mulai berubah? Apakah mungkin, kamu merasa asing dengan diri saya yang sekarang? Jika memang demikian, saya mulai menyadari sudah betapa jauhnya saya tersesat. Saya pun merasa asing dengan diri sendiri. Rasanya saya sudah melangkah jauh, dan saya takut sudah terlalu terlambat untuk kembali. Kamu menyadari perubahan saya sejak lama, dan kamu merasa asing dengan diri saya. Saya ingin meminta maaf, jika diizinkan. Saya ingin kembali berada di hidup kamu, ji...

Catatan Kuliah (Kami): 2

2. When life is full of chemistry Skan's Side Hari itu, aku meminta Piyo mencarikan wanita untukku. Dia yang duduk di sebelah kananku hanya mengangguk-angguk sekilas, seakan-akan berucap, " Bro , kalau ada wanita cantik... pasti sudah gue ambil duluan, lah!" Yup, men. Namun tiba-tiba, Piyo mengguncangkan bahuku seraya menunjuk seseorang yang berdiri di depan kelas. Wanita. Tinggi. Berkacamata. Rambut diikat asal. Pakai kemeja putih. Pakai celana jins biru muda. Pakai sepatu boots . "Tipe lo," ucap Piyo singkat. "Gue nggak pernah lihat dia," kataku bertanya-tanya. "Berarti dia jarang ikut acara di kampus juga, Skan. Sama kaya kita. Datang kalau cuma ada yang penting," jawab Piyo acuh tak acuh. Dia memang sama sepertiku. Jarang datang, tinggi, keren, incaran wanita pokoknya. Aku memerhatikannya dengan seksama. Entahlah... dia memang lumayan. Sekilas dia memang memiliki perawakan yang sama denganku. Sedang apa...

Sarkas

Mungkin memang saya yang terlalu baik, saya yang bodoh, saya yang terlalu naif, dan saya yang selalu berpikir optimis. Semua ucapan orang yang memperingatkan agar selalu hati-hati... Saya abaikan. Saya mau tidak mau menerima semua resiko walaupun kini saya tahu rasanya. Dunia itu kejam dan saya seharusnya tahu. Saya seharusnya mendengar setiap rambu yang ditujukan kepada saya. Rasanya? Marah. Sedih. Merasa bodoh. Semua menjadi satu. Saya kini tahu seperti apa diri anda yang sesungguhnya. Anda.... bukan hanya seorang, tapi kumpulan orang yang sejenis. Hah, ternyata, wajah kalian pun bukan hanya dua. Namun terbagi menjadi seratus. Kalian dengan eloknya berganti wajah pada setiap orang. Ternyata, mulut manis kalian tidak semanis yang selama ini saya dengar. Mulut kalian memang manis di depan saya, tapi pahit di belakang saya. Ternyata, kalian bahkan kejam antar sesama kalian. Sangat tidak manusiawi. Lalu, Apakah saya masih pantas menyebut kalian manusia? Kalian senang menyerang ora...

2014. New Things. Angel.

Hellaaaauuuuuu fellas! Finally, bisa inget password blog iniiii! Sedih deh rasanya gara-gara lupa password hal-hal yang pengen gue curhatin jadi tertunda gitu. Padahal... OMG. Udah ketinggalan jauh banget. So. Kudet. Mungkin percakapan kita dimulai dengan kehadiran seorang malaikat kecil yaa.. Allah telah memberikan malaikat kecilnya di antara keluarga gue. Malaikat yang sangat cantik, lucu, pintar, dan benar-benar disayangi semua orang. How could we hate an angel? Namanya adalah... Alexandria Keirra Averdi. Panggilannya adalah Rara. She's actually my niece who was born in Juily 15th 2013. Rara is the most beautiful creature on this planet. Gue yakin Rara akan tumbuh jadi cewek yang sangat cantik lahir dan batin nantinya. Sekarang Rara sudah berusia 9 bulan dan.... banyak banget sikapnya yang menggemaskan. Dia udah bisa dadah-dadah, menggumam nggak jelas gitu, terus seneeeeeng banget ketawa. OMG Rara itu adalah bayi yang paling lucu yang pernah ...