Skip to main content

Aku sebagai Perempuan

Aku rindu menjadi anak kecil. Dengan keluguannya masih menganggap bahwa dunia itu baik. Berpikir bahwa dunia itu sangat luas, walaupun kenyataannya dunia itu sempit. Tidak membawa tanggung jawab yang kian hari semakin besar. Bebas berlari kesana kemari hanya memakai kutang dan celana dalam, hujan-hujanan seraya menjulurkan lidah dan menatap langit. Toh, orang dewasa tidak akan mencaci. Mungkin mereka hanya menggelengkan kepala melihat kelakuanku.

Lalu, bagaimana dengan sekarang?

Perempuan harus ini, perempuan harus itu.
Perempuan tidak boleh ini, perempuan tidak boleh itu.

Mengapa paradigma masyarakat tentang perempuan dan pria itu berbeda?

Kecantikan seorang perempuan diidentikan dengan rambut panjang yang tergerai, liuk tubuh yang semampai, struktur wajah yang menarik, hidung yang mancung, kulit putih yang terkadang bersemu kemerahan, gerakannya yang selalu lemah gemulai.

Cih, pernyataan macam apa itu.

Perempuan memang seharusnya mampu menjaga dan merawat dirinya sendiri, tetapi apakah berarti aku harus merubah jati diriku?

Kecantikan seorang perempuan menurutku adalah kecerdasan dan intelektual yang dimilikinya, rasa kompetitif untuk selalu mengembangkan segala potensi di dalam dirinya, serta mampu untuk menjadi mandiri dan tangguh tanpa melupakan sisi kelemahannya sebagai seorang perempuan.

Aku bukanlah perempuan dengan fisik yang sempurna.

Aku adalah seorang perempuan yang menyukai tantangan yang terkadang membuat orang lain geleng-geleng kepala. Aku senang saat pertama kali mencoba wall climbing, aku tertawa saat jatuh bermain ice skating, dan aku sangat ingin mencoba cave diving. Aku penyuka petualangan walaupun aku sering mengeluh karena kulitku mudah terbakar di bawah matahari namun aku selalu menikmati peluh yang terjatuh dari keningku. Aku memang mudah merasakan sesak napas, tetapi aku selalu bersyukur karena mampu merasakan semua keindahan di sekelilingku. Aku tidak peduli dengan standar kecantikan seorang perempuan yang dikaitkan dengan warna kulit. Selama aku masih mampu merawat diriku sendiri, aku adalah aku. Aku tidak selalu memanjangkan rambutku, bisa saja hari ini rambutku tergerai panjang dan keesokan harinya sudah dipangkas seleher. Aku memang mengidamkan tubuh yang semampai, tetapi aku juga tidak menyiksa diriku untuk mencapai tubuh idamanku. Apa yang salah dengan menyantap desserts? Aku dibalut tubuhku ini terkadang adalah sosok kekanakan yang dengan senang hati berloncat-loncat, bernyayi walaupun terkadang suaraku sumbang, dan aku sangat menyukai benda-benda unik. Aku suka mengoleksi post-it dengan berbagai macam gambar, mengoleksi paper clips berbentuk hewan-hewan, mempunyai pensil yang jarang dimiliki orang lain, dan aku adalah tipe orang yang rela tidak akan memakai baju favoritku lagi jika bertemu dengan orang lain yang berbaju sama secara tidak sengaja.

Aku dan ketidak sempurnaanku adalah apa yang menjadikan aku sekarang. Tanpa kusadari, kekuranganku adalah kelebihanku.

Cih, peduli apa aku terhadap para pria yang menuntutku untuk berubah.

Berubah ke yang lebih baik masih bisa aku lakukan, tetapi jangan harap aku rela memotong / memanjangkan rambutku sesuai dengan permintaanmu. Jangan harap aku akan berubah menjadi perempuan kalem yang menuruti apa yang kamu perintahkan.

Oh, dan aku adalah fans berat dari R. A. Kartini, Audrey Hepburn, serta Emma Watson. Mereka adalah tokoh penting dalam penyetaraan perempuan dan pria.

Aku pernah membaca sebuah artikel yang mengatakan, "jika kamu adalah seorang feminis yang menganggap bahwa perempuan itu setara dengan pria maka kamu harus siap jika para pria tidak memperlakukanmu secara istimewa."

Terdengar kejam memang, tetapi itu lah kenyataannya. Jangan harap para pria akan membukakan pintu lagi untukmu atau membawakan barang belanjaanmu, namun aku yakin pria sejati pasti tetap akan menawarkan bantuannya untukmu.

Jadi,
Intinya aku adalah seorang perempuan yang berusaha melepaskan diri dari paradigma masyarakat tentang perempuan-seharusnya-bagaimana. Karena aku masih seorang perempuan, yang selalu berusaha berilmu, mencoba bersikap mandiri, mencari seluruh potensiku dan mengembangkannya, dan belajar menjadi tangguh... tanpa melupakan sisi kelemah gemulaianku sebagai seorang perempuan.

Comments

Popular posts from this blog

Lesson of Life

One day, Gue pulang sekolah naik Kopaja 19 menuju Bendungan Hilir. I was sitting at the back seat.. Paling belakang, yang deket pintu belakang, a.k.a deketan sama Keneknya (cie.. cie.. cie..). Hmm, but that's not the story I want to tell you... In the middle of Keheningan yang canggung, dikelilingi lautan mobil yang berhenti total, klakson mobil dimana-mana ditambah dengan polusi kendaraan bermotor, berhiaskan pemandangan FX, suddenly... "SMA, dek?" sang Kenek membuka topik pembicaraan. Gue: *ngangguk, sambil sedikit tersenyum* Kenek: "SMA mana, dek?" Gue: "24" Kenek: "Ohh, di Senayan itu, kan? Mau kuliah dimana?" Gue: *Astagfirullah, selalu dikira kelas XII atau udah kuliah. Asdfghjkl* *sabar* *elus dada* "Masih kelas X, hehe." Kenek: *tampang kaget dan sedikit bersalah* "Ohh, belajar yang pinter ya, Dek. Anak saya baru lulus tahun kemarin dari UI." Gue: "Oh ya?" Kenek: "Iya, alhamdul...

Pancasila, Nasionalisme, dan Eyangkung

Mungkin Eyangkung (Eyang Kakung, Kakek dalam bahasa Jawa) benci disebut-sebut sebagai pahlawan. Tapi, memang kenyataannya begitu. Tidak akan ada Indonesia tanpa Eyangkung dan para pahlawan yang lain. Eyangkung saya bernama Eyang Toegijo Kartosandjojo, beliau lahir di Solo pada 17 Agustus 1919. Eyangkung bersekolah di Neutrale H. I. S Solo dan beliau berprestasi di sekolahnya. Karena prestasi itulah beliau dibebaskan dari les persiapab masuk M. U. L. O. dan pada akhirnya beliau berhasil masuk tanpa melalui tes ujian masuk. Sebagai cucu kesekian, saya sangat bangga mempunyai sosok Eyangkung. Karena beliau, saya selalu bersumpah akan membawa nama baik keluarga. Saya nggak mau menjelekkan nama baik keluarga besar, saya nggak mau dibilang, "cucu pahlawan kok seperti itu?" (Walaupun saya ini memang tergolong bandel sih, cuma bandelnya masih sebatas wajar). Walaupun beliau wafat setahun sebelum saya lahir, banyak cerita yang sudah saya dengar maupun foto-foto beliau yang saya l...

Deadly Alive

There is nothing worse than being lived without soul; trying to breathe but there is no oxygen; feeling sad but do not have any heart; nor lost the most precious inspiration. Deadly alive. It is how I live right now. Making myself to keep busy inside and outside that becomes a habbit right now. To forget the personal problems for awhile. Well, actually trying my best to avoid the emptiness and perhaps... it is more like to run away from anyone and anything. Do not want to be involved in a subjective cycle, because making a high expectation is like commiting a suicide. Being objective means there is no personal feeling attached. Everything is fair and clear. Yup, I am deadly alive.

AFS Frequently Asked.

Where and when can I apply? Every student who is in 10th grade during the application period can apply for the departure in the following year. You apply by using our online application system. What and how much should I write about me in the application? You will provide the most accurate information about yourself. The information you write will be used in the selection process in chapter and national levels. I am not living in Java and the next chapter is far. Do I have to pay the travel costs to the selection location myself? During the chapter selection stages, domestic travel expenses will be your responsibility. Departure in March or August – advantages and disadvantages? Departure time depends on when the academic year starts in the hosting country. Both departure time will give you chance to experience a whole academic year from the beginning to the end, and hopefully will give you a “full” experience as a high school student abroad. What happens at th...

Dear Momma

Dear Momma, If there is any world beside this, if I ever get lost, I hope you will be there for me. You are the one who taught me to stand high in my lowest, to always blessed in every condition, to always patient in this tough world, and to smile behind this fragile body. You are the most strict, discipline, grace, and charming lady I know and I'm so glad that you take care of me as your daughter. Yes, you are my Momma and I am proud to be your daughter. I used to lie sometimes when I was in high school, and since I am now a college student.. I think it's not right and wise enough to hide something from you. You deserve to know anything, you have right. Then, I learn to told you everything. My friends, my love story, my enemies, my college life, my school life, my grades, my problems, and tell you that once I skipped class. For the 18 years of wasting, now I realize that you are my bestest friend in the whole wide world. Then I know you are the one who colored up my dark wo...