Skip to main content

Rumit: Orang Dewasa dengan Pertengkarannya.

Apakah menjadi dewasa itu lebih mengedepankan emosi atau perasaan?

Apakah menjadi dewasa itu adalah selalu tentang mengalah terhadap yang lebih muda / tua, kendati sebenarnya dia lah yang benar?

Apakah menjadi dewasa itu lebih baik diam... Membisu agar jauh dari konflik, walaupun harga dirinya diinjak-injak?

Apakah pertengkaran antara sepasang orang dewasa itu rasanya menyenangkan?

Apakah dengan berteriak dan memaki satu sama lain adalah suatu kenikmatan sendiri untuk meluapkan emosi?

Apakah rasanya dunia itu terlalu kejam sehingga para orang dewasa sulit menahan emosi mereka?

Apakah mereka tidak tahu dampak pertengkaran itu terhadap orang lain?

Apakah mereka tidak tahu dampak pertengkaran itu terhadap diri mereka sendiri.

Sudahlah, masih banyak "apakah" lain yang ingin saya tuntut jawabannya.

Pertengkaran...
Sepertinya mereka menikmatinya. Yang saya tahu, pertengkaran adalah godaan iblis yang tidak mampu mereka bendung. Betapa bahagianya para iblis karena berhasil menyulut kemarahan para keturunan Adam dan Hawa. Dan.... oh, tidakkah mereka ingat jika ada kedua malaikat yang mencatat amal baik maupun buruk mereka? Ya Tuhan, tolong maafkanlah mereka semua yang bertengkar di bulan suci-Mu ini.

Saya takut melihat pertengkaran. Saya benci mendengar makian dengan rangkaian kata yang tidak senonoh itu. Saya benci akan efek pertengkaran terhadap diri saya sendiri, walaupun saya tidak terlibat di dalam pertengkaran itu. Jika dianalogikan dengan sudut pandang, saya adalah sudut pandang orang ke tiga. Saya berada di luar lingkaran mereka namun saya tahu pasti apa yang akan terjadi dengan mereka selanjutnya. Bukan karena saya yang menentukan alur ceritanya, tetapi karena saya yang menerima imbasnya.

Pertengkaran orang-orang di sekeliling saya membuat raga ini muak, sungguh. Seperti menjadi Dr. Jekyll and Mr. Hyde, kepribadian saya seolah terbagi dua. Bedanya... tidak ada peran antagonis di sini. Keduanya sama-sama protagonis dengan sifat yang bertolak belakang. Di satu sisi rasanya ingin berteriak hingga suara habis, menjerit agar mereka berhenti bertengkar, dan kabur sejauh-jauhnya mata memandang... Sedangkan di sisi lain, saya mensyukuri nasib-Nya dan selalu berusaha positif karena saya tahu, Tuhan tidak akan mencoba saya di luar batas kemampuan saya. Pertengkaran telah membuat saya merasa sendiri dan selalu bertanya-tanya, "Seperti apa dunia jika tidak ada yang bertengkar? Akankah dunia itu selalu penuh konflik?"

Mereka semua bertengkar, lantas mengapa?
Saya harus mulai berpikir untuk masa bodoh.
Saya harus meyakinkan diri jika ombas mereka bertengkar tidak akan terjadi pada saya.

Saya belum siap untuk menjadi dewasa tetapi perlahan -sadar atau tidak, saya menjadi dewasa setiap detiknya.

Apakah arti kedewasaan itu?

Apakah arti pertengkaran itu?

Adakah kalian para orang dewasa mampu menjawab saya?

Oh, apakah saya terlalu naif karena memandang pertengkaran hanyalah semata-mata karena godaan iblis semata?

Ah, entahlah.

Comments

Popular posts from this blog

M-E-R-E-K-A

Gue merasa jauh lebih dewasa sekarang. Lebih bisa untuk menerima segala macam kritikan dan saran. Lebih bisa untuk menenangkan diri dalam keadaan terpuruk. Lebih bisa membangun dinding terhadap orang-orang yang seharusnya diberi jarak untuk menjauhi kehidupan privasi. One thing for sure, I don't think what they said, as long as it's fake. Gue nggak peduliin mereka yang bilang A, B, sampai Z. Toh, sekarang gue dikelilingi oleh orang-orang yang memang selalu ada buat gue. Rela jadi tong sampah cerita gue, masih mau ngatain "bego" kalau gue salah ambil langkah, berani ngomong "anjing" di depan muka gue, meluk gue disaat rasanya semua orang meninggalkan gue, tertawa bareng, jalan loncat-loncat like we're 10, nyanyi di lorong sekolah kenceng-kenceng, selalu bilang "Nit, lupain aja daripada kebawa pikiran," dan selalu bilang kalau ada apa-apa. Mereka selalu menenangkan gue. Gue sayang mereka. Nggak pake koma, cuma titik. Mungkin suatu hari nanti k...

The Code of a Girl

I know my birthday is in December, but I cannot wait to be 17! I think it'll be the same like being 16. Idk. By the way~ Let's start the 'pengkodean' buat Kakak, Ade, Mas, Mba, Om, Tante, Mama, dan Papa :) 1. I love red. 2. Looking for the series of The Mysterious Benedict Society, the best book I've read. 3. Totally in LOVE with Hello Kitty. It'll be more precious if it's from sanrio. 4. Demi Lovato is my muse. 5. I love Frank Sinatra, Audrey Hepburn. 6. Dog is the best animal ever. 7. Maybe charm bracelet will be cute. 8. A pair of DocMart :p 9. Ma, Mba, when will you give me a guitar? And I'll do something... mau berbagi ke mereka yang ngga mampu. Kalau ternyata pas ultah ada yang tercapai kadonya, ya alhamdulillah. Kalau engga, no I'm not maksa. Insya Allah tabungan kekumpul untuk menjalankan niat gue. Gue juga mengharapkan bantuan dari kalian untuk ngerayain ultah dg melakukan kegiatan ini. I hope... bisa potong kue bersama mereka ...

SIsterhood Last Forever

Let me be honest.... Ini adalah pertama kalinya gue ngebuat blog. I used to write down everything and express what I feel with a piece of paper, and draw. Yeah, draw. Semua gambar buatan gue menceritakan sebuah kisah (sebenernya sih lebih banyak hasil design baju), but IT SPEAKS WHAT I FEEL.  Hmm... As you can see, nama gue adalah NIS. Gue adalah anak ketiga dari tiga bersaudara yang isinya cewe semua. Kakak-kakak gue beda jauuuuuuuuuh banget sama gue. Yang pertama namanya Ayu Indra Pratista atau yang dipanggil Mba Tita ini jaraknya 15th lebih tua daripada gue, terus yang kedua namanya Gandes Indra Presentia atau yang dipanggil Mba Andes ini jaraknya 13th lebih tua daripada gue. Mba Tita itu alumni SMAN 6 Jakarta, Mba Andes alumni SMAN 70 Jakarta (Maybe anak 70 mengenal angkatan Mba Andes dengan sebutan Batalyon dan Crayon). Perbadaan yang jauh antara gue-Mba Tita-Mba Andes nggak buat kita semua jadi nggak kompak. Justru.... We're ONE. Mba Tita berperan sebagai sulu...

The Pride of Indonesian

Bisa terlihat jelas sih topik yang kali ini gue akan tulis apa. Yup, tentang negara kita, Indonesia. Sejujurnya, setiap 17 Agustus itu gue gampang baper, lho. Membayangkan bagaimana para pahlawan dulu berjuang untuk memerdekakan negara ini. Tetes darah dan keringat sudah bersatu di tubuh mereka, suara tembakan dari berbagau penjuru, benar-benar terbayang di dalam pikiran gue setiap mendengar lagu-lagu wajib nasional Indonesia. Bahkan, pada awalnya Indonesia Raya saja hanya bisa dimainkan dengan biola agar para penjajah tidak tahu makna lagu ini. Rasanya, Indonesia itu memang uber alles, deh. Gue selalu merinding setiap mendengar atau melihat sesuatu yang berhubungan dengan Indonesia. Entah dari lagu wajibnya, dari alat musik tradisionalnya, dari kebudayaannya, dari gugusan pulaunya yang banyaaaaak banget. Memang Indonesia masih menjadi negara berkembang, sebuah negara yang kalah dari Korea Selatan walaupun mempunyai usia kemerdekaan yang sama. Tetapi gue yakin, Indonesia akan menjadi ...

Finger Crossed.

Hari ini tanggal 01 Maret 2013.. Impian dari masa kecil gue semoga akhirnya bisa terwujud. Seleksi AFS keberangkatan tahun 2014 dimulai. Kita udah bisa mulai registrasi. Pendaftarannya dimulai dari hari ini atau besok s/d 14 April 2013 kalo ngga salah. And I have to get my Surat Keterangan Sekolah as soon as possible. Wish me luck!! :(