Skip to main content

Positive Energy Within The Soul

Hello, it's been a while now. To be honest, I somehow lost some kind of inspirations -like, I wanted to write about something but then I couldn't-

I am now 21 y/o, finally legal and be a grown up woman. I can't believe that I've been writing this blog since I was 15 in 2012.

And anyway, I have wrote about how mentally unstable I was. Being depressed and sad most of the time. Feeling like living alone and no one cared.

But then I realize....

Gue nggak akan bisa berkembang kalau terus berpikiran negatif. I have to change the way I think and fill it with good and positive energy.

Alhamdulillah, 2019 ini selalu berhasil menjaga energi ini, walau kadang ada celanya, sedikit. Memang sempat sedih dan marah di beberapa waktu, tapi ingat lagi....

"Why do I have to be sad? There are so much wonderful things in the world! Breathing the fresh air, eating good food, getting dressed, making new friends... just say it, it is such a bless from the God.

Let go who hurts you, forgive them. Pertahanin mereka yang benar-benar peduli dan tulus."

Ternyata, menjadi tetap positif itu nikmat banget. Nggak perlu sedih mendengar ucapan negatif orang lain tentang kita, cukup ketawain aja. Nggak perlu larut dalam kemarahan kepada seseorang, ngapain ngelakuin penuaan dini terhadap diri sendiri?

***

And by the way, as I grow up, I somehow know that I am hopeless romantic.

It is not like I didn't try because, I did. But now I realize that after all these times, I think I fell for the wrong guys.

Plus, I am too busy studying and doing activities. Love is not in my dictionary right now (but I miss being loved by someone, lol).

After spending my time alone, I know what kind of companionship I want and I need now. I get some standards and expectations too, of course. I finally know who I am and love myself.

Bener kata temen gue,
"Gimana lo bisa mencintai dan dicintai orang lain kalau lo sendiri nggak bisa cinta dengan diri lo?"

Asli. Apa ini ya namanya proses pendewasaan? Atau gue mulai masuk ke fase quarter life crisis? Halah.

Semakin ke sini, rasanya semakin legaaaa banget setiap gue menyadari hal-hal kecil yang sebenarnya gue suka... dan membuat diri bahagia. Seperti bau tanah sehabis hujan, gedung pencakar tinggi di Jakarta, ramainya kota Jakarta, pedestrian di Sudirman yang rapih dan teratur, aroma kopi yang menenangkan, dan berbagai hal lainnya. Hal-hal yang nggak gue sadari selama ini, karena lebih mementingkan kebahagiaan orang lain. Bahkan sampai ke hal detail seperti, menyadari pasangan seperti apa yang diinginkan dan dibutuhkan.

Seperti yang gue bilang tadi.

Mungkin ini adalah sebuah bentuk idealisme di dalam diri gue, dengan pikiran "lo akan bahagia kalau seperti ini, Nita. Lo butuh sosok yang seperti ini." Sebuah bentuk pemikiran yang mungkin bisa atau tidak bisa terwujudkan, nanti.

Seperti yang gue bilang, romantic companionship is not in my dictionary right now....

Karena lebih enak dan buat bahagia ketika bisa mem-figure diri sendiri.

But, I don't mind with any possibilities.

Bukan berarti menutup pintu hati, karena pasti akan ada seseorang yang bisa memberikan banyak kebahagiaan.... mungkin salah satunya dengan cara keliling di daerah segitiga emas Jakarta pada malam hari, atau menatap ratusan gugusan bintang di langit malam. Who knows?

Comments

Popular posts from this blog

the 10 Years Journey of a Lover Girl

Because I know, there are not many people that read my blog as it used to be... I feel safe to write a personal thought here. About love, that shaped me into who I am today. It all began in July 2015, I was only 17 years old goin on 18. It was my first time in my uni pre-class, I thought we had a seminar at auditorium back then. I walked directly into the venue, and I saw him seating on the highest row. He wore navy long-shirt, black curly hair that seemed too long for a man, and a black glasses. I sat on the second row, directly below him. Alone. I took a glance at him, and found he sat with his friend. After the seminar, I forgot how it went... but I found myself talking to his friend, the one who sat beside him. He stood there too. I remember looking at his eyes, and it was the moment I felt as if the time stopped ticking. I prayed to God, "ya Allah, if this is Your will, please let me find him again on our next encounter." A month later, He answered my prayer. It was in A...

Intermezzo: Naif atau Bodoh?

Andai dunia itu nggak sesulit yang kita rasakan, ya. Dunia itu nggak baik bukan karena 'dunia' itu sendiri kan? Tapi karena manusianya. Dunia menjadi kejam karena ulah mereka yang tidak bertanggung jawab. Orang-orang yang mengenal saya mengatakan jika ada batas tipis antara naif dan bodoh di dalam diri saya. Terlalu lugu untuk melihat ini semua, tetapi sebenarnya bodoh karena tidak mengerti apa-apa. Saya bersyukur, karena saya dikelilingi oleh orang-orang yang melindungi saya agar tetap menjadi diri saya yang sekarang. Maksudnya, seperti bunga lotus yang tidak akan pernah kotor walaupun hidup di kolam berlumpur. Mereka, teman-teman saya, tetap menjaga saya seperti itu. Namun, ada kalanya saya harus sendiri. Pertemanan itu nggak harus selalu bersama-sama, cukup sirat hati yang menyatukan ikatan pertemanan. Nah, ketika saya sendiri itu lah saya merasa... bodoh. Maksudnya, saya sering melakukan kecerobohan. Mungkin, apa karena saya terlalu dilindungi mereka? "Dia itu adala...

Newborn, Decade, Lifeless

I thought I'm finally free. From the relationship that makes me insecure, overthinking, emotional, overwhelmed, and drained. But I was wrong. Kun fayakun. In Islam, we were taught about it. I never expected that it would actually happened to me in such a short time. I found myself getting pregnant again back in October 2024. The fetus was already inside my body since August 2024. I felt my world ruined. Again. Deeper than before. I'm not ready for a second child. Especially in a relationship that I don't feel secure. I almost set myself free. Almost. Almost. Almost. Kun fayakun . With all the circumstances, cries, and sleepless nights, I finally gave birth to a beautiful baby named Melodie in May 2025. Do I feel happy? Yes. Do I feel blessed? Yes. Ironically, I know this is not where I belong, so he is. We basically together because of undeniable condition, where we have to raise our children together. Maybe that's why we always fight, and can't respect each other...

Life Update from a 26 yo Woman

Sudah beberapa tahun terakhir ini aku tidak bisa menulis ataupun melukis apapun. Hidupku terasa datar, tidak ada hal lagi yang membuatku merasa senang (kecuali kehadiran anakku, Hagia). Tidak ada hal lagi yang bisa menginspirasi aku. Entah sudah sebanyak apa aku membeli peralatan lukis, buku catatan lucu yang banyak, namun tetap semuanya hanya berupa lembaran kosong hingga hari ini. Sampai semalam, aku kembali mencoba membaca seluruh postingan di blog ini, dimulai dari tulisan pertamaku di tahun 2012. Ternyata, ada begitu banyak kenangan manis, sedih, marah, kecewa yang aku tuliskan di dalam sini. Aku tumbuh dan berkembang di dalam blog ini, beberapa cerita kehidupan remajaku ada di dalam sini. Sebagai orang yang mudah melupakan kenangan-kenangan yang ada, membaca tulisanku sendiri membuatku merasa.... kembali hidup. Entah berapa banyak aku jatuh cinta, sakit hati, jatuh cinta, sakit hati, jatuh cinta lagi, dengan pria yang berbeda Orang-orang di dalam hidupku tidak begitu bertambah ba...

Tentang Kehilangan, Melepaskan, dan Melupakan

People come and go. They could be a lesson or a blessing. Menjadi orang dewasa yang penuh tanggung jawab itu adalah sebuah ironi. Di satu sisi, sekarang aku bisa melakukan apapun yang dari dulu ingin aku lakukan. Di lain sisi, bebannya pun semakin menumpuk. Pekerjaan, mencari nafkah, menanggung hidup, waktu yang sedikit untuk berpelesir, dan juga relasi yang kian mengecil (entah apakah mengecil, atau kami semua hanya tidak bisa bertemu karena waktunya selalu bentrok). Aku bukanlah lagi Nita yang sama ketika aku memulai blog ini, dan aku bahkan berbeda dari diriku 5 tahun yang lalu. Kini usiaku akan beranjak 27 tahun, dan fase quarter life crisis  ini seperti tidak ada habisnya. Sudah 2 bulan terakhir ini, aku insomnia, sesak napas (bukan asma), tangan bergetar, dan selalu mengulang mimpi yang sama setiap harinya. Semua itu disebabkan oleh satu orang yang selalu muncul di dalam pikiran aku. Orang yang tidak mungkin untuk hadir kembali ke dalam hidup aku mungkin untuk selamanya. Kala...