Seminggu yang lalu, aku mengikuti acara karaokenya Taylor Swift. Semua lagu-lagunya dari berbagai era dimainkan selama acara. Aku menghabiskan hari Sabtu malamku dengan rasa senang, galau, sepertinya semua emosiku bercampur jadi satu. Bagaimana tidak? Aku tumbuh bersama lagu-lagunya Taylor Swift. Jatuh cinta, patah hati, pertemanan, pengkhianatan teman, sukacita, dukacita, rasa syukur akan memiliki orang tua... Taylor Swift bisa menuliskan itu semua di lagu-lagunya.
As emotional as I said, ada satu lagu yang ketika dimainkan buat aku hampir menangis saat acara berlangsung. Bukan karena sedih, tapi luapan seluruh perasaanku akan makna lagu itu. Aku jadi terngiang masa-masaku sejak sekolah hingga kuliah, perasaan yang dirasakan saat itu. Lagu yang menemaniku sejak masa rilisnya saat aku SMP, dan selalu aku dengarkan ketika aku jatuh hati.
Judulnya, Enchanted.
"And it was enchanting to meet you
All I can say is, I was enchanted to meet you"
Debaran hati, perasaan senang, kikuk... aku bisa merasakannya lagi. Masa di mana jatuh hati itu adalah hal yang sederhana, tanpa melihat dia kerja di mana, berapa penghasilannya, pilihan politiknya (lol), cara pandang hidupnya. Jatuh hati saat itu bisa sesederhana ketika dia memberikan kita bangku kosong, dia memainkan gitar, dia membawakan kita makan.
"This night is sparkling, don't you let it go
I'm wonderstruck, blushing all the way homeI'll spend forever wondering if you knewI was enchanted to meet you"Akupun bertanya-tanya. Apa saat itu, dia tahu seberapa aku terpukau dengannya? Seberapa deg-degan aku ketika baru mendengar namanya? Seberapa aku sangat senang ketika berhadapan langsung dengannya?
Apa kepalaku yang berisik olehnya, bisa terdengar oleh dia dibalik bisunya mulutku? Logikanya, ya, mana bisa. Kita nggak akan pernah tau apa yang dipikirkan orang lain, kalau kita nggak pernah ucapkan secara langsung, kan? Tapi, memang itulah rasanya jatuh hati.
Di bait terakhir lagunya berbunyi,
"Please don't be in love with someone else
Please don't have somebody waiting on you"Maknanya penuh akan harapan. Bukan untuk memohon hatinya, bukan untuk meminta sebuah status, bukan untuk menghak milik dia. Tapi seperti pengakuan cinta, dan hanya harapan: tolong jangan jatuh cinta ke orang lain; tolong jangan membiarkan orang lain menunggumu.
Lagu itu masih terus terngiang-ngiang di kepala sampai sekarang, karena aku masih jatuh hati. Perasaan yang terus ada dan anehnya bertahan bertahun-tahun lamanya. Bahkan di setiap pertemuan tersebut selama bertahun-tahun hingga sekarang, aku masih berucap:
"It was enchanting to meet you
All I can say is, I was enchanted to meet you"
Kepalaku selalu berisik setiap melihatnya, walaupun mulutku bisu dan sunyi. Andai dia bisa mendengar isi kepalaku, isinya hanya selalu tentangnya. Debaran itu selalu ada.
Perasaan itu selalu sama. Nggak ada sedih ataupun benci. Hanya cinta, yang bahkan bukan penuh harapan dia akan menjadi milikku. Lalu, kepalaku yang berisik isinya, juga bertanya: Were you ever enchanted to meet me?
Dengan tambahan pertanyaanku lainnya:
Are you still enchanted to meet me?
Comments
Post a Comment