Skip to main content

Mom and Son

This happened like about... 2 hours ago, while I was on my way home. I was in Transjakarta, and there were a mother and her son (maybe he's still in the secondary school). The way of the mother talk and behave, I know what kind of person she is. Discipline but loving mother. They were talking about his scores.

(Yup, I was eavesdropping them)

Anak (A) : "Aku cuma dapet 98."

Mama (M) : "Wah, sayang, tuh! Satu nomor lagi kamu 100, nak. Apa yang salah memang?"

A : "Ada kok yang nilainya 100, Ma."

M : "Iya, cuma satu -pkn-."

A : "PLBJ aku dapet 9.. (antara 96 / 97 / 98)."

M : "Wah, tapi kan nilai kamu udah di atas 9 semua kan? Itu udah bagus..."

A : "Engga, aku IPA dapet 84. Jelek banget..."

M : "Loh, kok bisa segitu?"

A : "Pelajarannya susah.. belum dipelajari."

M : "Susah apanya? Masa belum belajar tapi keluar UTS?"

A : "Tentang gas,magnet, listrik, gitu-gitu, deh. Gurunya nggak pernah ajarin, sih, kalo di kelas."

((((Percakapan mereka sebenarnya masih terus berlanjut))))

Jadi baper di jalan tadi, keinget Mama di rumah... senyum sendiri selama perjalanan, karena we used to be like that since I was in the 1st grade until I finished my school, which was in the 12th grade.

How much I miss being a little kid like him.

Comments

Popular posts from this blog

Circle of Life

I was born & raised with Disney's stories, so I grew up into a dreamy young lady. This night, this old song made by the BEST musician IS REALLY HYPNOTIZED me. *** Circle of Life (OST. The Lion King) From the day we arrive on the planet And, blinking, step into the sun There's more to see than can ever be seen More to do than can ever be done There's far too much to take in here More to find than can ever be found But the sun rolling high Through the sapphire sky Keeps great and small on the endless round It's the circle of life And it moves us all Through despair and hope Through faith and love Till we find our place On the path unwinding In the circle The circle of life It's the circle of life And it moves us all Through despair and hope Through faith and love Till we find our place On the path unwinding In the circle The circle of life

Angin Malam [1]

Her side... Kepada angin malam aku ingin bersenandung. Tentang dia yang selalu membuatku terusik. Kapanpun, di manapun, hanya dia yang menghantuiku. Bayangannya selalu muncul tiba-tiba, tidak diundang, dan hanya menyisakan rindu. Terkadang memang pikiranku teralihkan darinya, namun pada akhirnya hanya dia yang berada di otakku. Maksudku, hatiku. Astaga. Dia membuatku meracau tak karuan. Pernahkah kamu merasakan jatuh cinta? Perasaan aneh yang membuat dada menggebu-gebu, rasanya seperti jantung ingin keluar dari dalam tubuh. Walaupun belum tentu berbalas, rasanya aku tak takut untuk jatuh cinta. Ini hakku untuk merasakan ini, bukan? Tidak ada yang bisa merenggutnya dariku, bahkan penolakan darinya. Penolakan. Terdengar sakit, bukan? Namun, rasanya aku benar-benar sinting. Aku tidak peduli dengan apa yang dia rasakan terhadapku. Apakah itu egois? Aku tak peduli apakah aku harus memiliki cintanya. Aku tak peduli peringatan orang-orang untuk segera mencari pria lain. Aku...

Sarkas

Mungkin memang saya yang terlalu baik, saya yang bodoh, saya yang terlalu naif, dan saya yang selalu berpikir optimis. Semua ucapan orang yang memperingatkan agar selalu hati-hati... Saya abaikan. Saya mau tidak mau menerima semua resiko walaupun kini saya tahu rasanya. Dunia itu kejam dan saya seharusnya tahu. Saya seharusnya mendengar setiap rambu yang ditujukan kepada saya. Rasanya? Marah. Sedih. Merasa bodoh. Semua menjadi satu. Saya kini tahu seperti apa diri anda yang sesungguhnya. Anda.... bukan hanya seorang, tapi kumpulan orang yang sejenis. Hah, ternyata, wajah kalian pun bukan hanya dua. Namun terbagi menjadi seratus. Kalian dengan eloknya berganti wajah pada setiap orang. Ternyata, mulut manis kalian tidak semanis yang selama ini saya dengar. Mulut kalian memang manis di depan saya, tapi pahit di belakang saya. Ternyata, kalian bahkan kejam antar sesama kalian. Sangat tidak manusiawi. Lalu, Apakah saya masih pantas menyebut kalian manusia? Kalian senang menyerang ora...