Skip to main content

GIRL POWER 101

Well, I consider my self as a feminist. I believe in the equality of men and women, I believe that women have the same rights as the men.

I have this "Girl Power" inside me, seriously.

BUT the question is "How to be a great women?"

"Look like a girl, act like a lady, think like a man, and work like a boss." - anonymus.

I believe in that words. I was raised pretty well by my Mom, and I lived in peace with her and my sisters. My Mom taught me that... "Men are jerks." Lol, but true.

Here some of her lessons...

1. Seorang cewek harus intelek.
Dumb is NEVER cute. Apa maksudnya intelek? Intelek bukan berarti nilai akademis kita harus selalu bagus. Intelek artinya kita mampu bersikap sopan santun, bertutur kata yang lembut, dan mau untuk menambah wawasan kita seluas-luasnya.

2. Seorang cewek nggak harus tergantung oleh orang lain, apalagi cowok.
Jadi cewek yang mandiri. Menggantungkan harapan kepada orang lain itu sakit loh kalau nggak sesuai ekspektasi kita. Nggak ada ruginya menjadi cewek mandiri. Well, manja is actually cute sih... tapi bukan jadi cewek manja yang rese. Seorang cewek mandiri tentu punya momen-momen menjadi cewek manja.

My Mom taught me that GIRLS are as strong as the BOYS. Saya, beliau, serta kedua kakak saya adalah "Para pendekar wanita." Lol, but true. (Agak sedih dan lucu kalau diceritakan. Tapi kita berempat selalu bahu-membahu).

Oh, and I really HATE seing spoiled bitch. Apalagi para bitch yang beralasan nggak mau olahraga, nggak mau kotor-kotor, karena masalah sepele, yaitu.... KUKU. Gue suka nail art, tapi itu nggak menghalangi gue untuk beraktivitas. Terus... bitch yang mengeluh kecapean karena baru jalan sedikit, atau terlalu keringetan, atau mengeluh karena tatanan rambutnya rusak. Please, gue bisa angkat-angkat galon, pakuin tembok buat dihias frame foto, manjat pohon, nyuci mobil, dan yang bisa lo lakukan hanyalah mengeluh. Please, girls, don't be like that.

3. Untuk yang merasa cewek tomboy... harus tetap bisa merawat diri kalian.
Terkadang, banyak yang beranggapan kalau menjadi cewek tomboy itu kita nggak harus merawat diri kita dan berpenampilan seenaknya. IT'S A BIG NO.

Kalian juga cewek. Harus mampu berpakaian rapih, berpenampilan segar, rambut nggak acak-acakan, ngomong juga nggak kotor.

Tomboy means that YOU can take care of your self.

4. Cowok itu cari yang feminin... sekaligus tomboy.
Cowok nggak mau sama cewek feminin yang diajak buat main basket aja udah mengeluh, dan cowok juga nggak mau sama cewek tomboy yang nggak ngerti menjaga penampilannya (bisa dari omongan, sikap, dan pakaian). Jadi, harus seimbang.

5. Berlaku untuk cowok juga: MASAK.
Bisa masak bagi cewek ataupun cowok adalah sesuatu yang bermanfaat banget. Selain menghemat pengeluaran, masak itu bisa bikin kita berkeringat terus jadi sehat,deh (lol, maklum saya gendut).

Kalau orangtua kalian pergi, apalagi ART kalian lagi pulang kampung.. masa kalian harus menderita nggak makan? Atau malah jadi boros beli makanan jadi?

6. Dear girls... JANGAN GALAUIN COWOK. Ever.
Girls, karier kita jauh lebih penting digalauin daripada galauin cowok. Perbaikin aja diri sendiri, tingkatkan kreatifitas kita, perbanyak skill kita, have fun with our life, dan kelak cowok yang tepat bakal mencari kita. Be patient.

7. Seorang cewek mampu menjadi seorang pemimpin.
Walaupun sudah kodratnya cewek berpikir menggunakan perasaan dan cowok menggunakan logika, kalau menjadi seorang pemimpin.. cewek juga harus mampu menggunakan logikanya. Seorang pemimpin cewek harus mampu bersikap profesional dan obejktif terhadap setiap permasalahan. Jangan sampai karena kita terlalu mengedepankan perasaan kita, malah karier yang sedang kita jalani malah hancur. Contohnya, liat deh Margaret Thatcher. Wanita yang dijuluki the iron lady ini benar-benar keren!

***

This is 21st century, and let us as women be heard.

Spread love, peace, and kindness.

Comments

Popular posts from this blog

Catatan Kuliah (Kami): 4

4 When the skies are blue, to see you once again... my love Anya's side Sudah dua bulan aku berkuliah. Masih terasa menyenangkan, semua terasa indah, apalagi karena ada Skan setiap hari (kami berada di kelas yang sama hampir di setiap mata kuliah, yay !!!). Duh, jangan bicarakan Skan lagi, deh! Aku pusing hampir setiap detik aku memikirkannya! Nggak bisa, ya, kalau dia pergi sejenak saja dari pikiranku? Duh, susah ya, tidak memikirkan orang yang berada di kelas yang sama hampir setiap harinya? Karena telah menjadi teman sekelas, kami memang lebih banyak berbincang, berdiskusi, berbincang, berdiskusi... yah, sebatas itu saja. Monoton memang. Akupun merasa bersyukur masih bisa bernapas di hadapannya. Omong-omong, aku baru menyadari jika Skan itu sangat pintar. Jenius malah. Entah mengapa aku merasa iri dengan kepintaran Skan. Dibandingkan aku? Cuih, aku hanya buih di lautan. Dia sebagai lautannya, tentu. Kami sering bertukar opini tentang kasus yang diberikan d...

Dear You, 2020

Halo, apa kabar? Mengapa kamu menjauh?  Saya salah apa? Apakah saya membuatmu risih? Apakah kamu membenci saya? Kamu terasa sangat jauh sekarang, tanpa aku bisa raih. Kita memang tidak saling menggenggam, namun aku tahu kita saling merasa. Ingin sekali saya bertanya berbagai hal kepadamu, termasuk pertanyaan-pertanyaan tadi. Saya harap kamu baik-baik saja, hidup dengan bahagia. Apakah mungkin, kamu seperti itu karena merasa kehilangan diri saya? Apakah mungkin, kamu sebenarnya memahami diri saya yang sesungguhnya, namun merasa saya mulai berubah? Apakah mungkin, kamu merasa asing dengan diri saya yang sekarang? Jika memang demikian, saya mulai menyadari sudah betapa jauhnya saya tersesat. Saya pun merasa asing dengan diri sendiri. Rasanya saya sudah melangkah jauh, dan saya takut sudah terlalu terlambat untuk kembali. Kamu menyadari perubahan saya sejak lama, dan kamu merasa asing dengan diri saya. Saya ingin meminta maaf, jika diizinkan. Saya ingin kembali berada di hidup kamu, ji...

Self Reflection

I haven't wrote anything. But will try to write... again. 4 tahun yang lalu, gue menuliskan tentang masa-masa menjadi maba  (mahasiswa baru) yang baru saja selesai melaksanakan PKKMB. Hari ini, beberapa teman angkatan 2015 sudah melaksanakan wisuda. Gue belum, semoga tahun depan mendapatkan giliran. Aamiin... Btw , entah mengapa pukul segini memang enak untuk menjadi sendu. Bukan sendu dalam konotasi negatif, tetapi cenderung ke arah positif. Tiba-tiba, jadi mengenang apa saja yang terjadi selama 4 tahun belakangan ini. Masa-masa di mana gue melepas seragam putih-abu, dan menggantinya dengan pakaian bebas. Malam ini menjadi sebuah renungan terhadap diri sendiri, atas apa yang telah dicapai, kesalahan, kebahagiaan, pertemanan, dan lain sebagainya. Katanya, kuliah adalah masa terakhir sebelum menghadapi dunia nyata. Katanya, semakin kita dewasa, kita cenderung menjadi realistis... mematikan cita-cita di dalam diri. Mematikan jiwa anak-anak yang ada di dalam hati. ...

Catatan Kuliah (Kami): 2

2. When life is full of chemistry Skan's Side Hari itu, aku meminta Piyo mencarikan wanita untukku. Dia yang duduk di sebelah kananku hanya mengangguk-angguk sekilas, seakan-akan berucap, " Bro , kalau ada wanita cantik... pasti sudah gue ambil duluan, lah!" Yup, men. Namun tiba-tiba, Piyo mengguncangkan bahuku seraya menunjuk seseorang yang berdiri di depan kelas. Wanita. Tinggi. Berkacamata. Rambut diikat asal. Pakai kemeja putih. Pakai celana jins biru muda. Pakai sepatu boots . "Tipe lo," ucap Piyo singkat. "Gue nggak pernah lihat dia," kataku bertanya-tanya. "Berarti dia jarang ikut acara di kampus juga, Skan. Sama kaya kita. Datang kalau cuma ada yang penting," jawab Piyo acuh tak acuh. Dia memang sama sepertiku. Jarang datang, tinggi, keren, incaran wanita pokoknya. Aku memerhatikannya dengan seksama. Entahlah... dia memang lumayan. Sekilas dia memang memiliki perawakan yang sama denganku. Sedang apa...

Sarkas

Mungkin memang saya yang terlalu baik, saya yang bodoh, saya yang terlalu naif, dan saya yang selalu berpikir optimis. Semua ucapan orang yang memperingatkan agar selalu hati-hati... Saya abaikan. Saya mau tidak mau menerima semua resiko walaupun kini saya tahu rasanya. Dunia itu kejam dan saya seharusnya tahu. Saya seharusnya mendengar setiap rambu yang ditujukan kepada saya. Rasanya? Marah. Sedih. Merasa bodoh. Semua menjadi satu. Saya kini tahu seperti apa diri anda yang sesungguhnya. Anda.... bukan hanya seorang, tapi kumpulan orang yang sejenis. Hah, ternyata, wajah kalian pun bukan hanya dua. Namun terbagi menjadi seratus. Kalian dengan eloknya berganti wajah pada setiap orang. Ternyata, mulut manis kalian tidak semanis yang selama ini saya dengar. Mulut kalian memang manis di depan saya, tapi pahit di belakang saya. Ternyata, kalian bahkan kejam antar sesama kalian. Sangat tidak manusiawi. Lalu, Apakah saya masih pantas menyebut kalian manusia? Kalian senang menyerang ora...