Skip to main content

Insidious

Dear everyone,
If you haven't watch this movie, well... DON'T. Well, I mean it. That's probably the best horror movie that makes me scared.

So, I was watching Insidious at 5pm in Saturday with my Sister. At first, I acted normally, and I wasn't so scared at all.
 
Lalu... pas mulai ketengah itu gue mulai parno sendiri. Segala jenis bantal ada di deket gue, jaga-jaga kalo ada 'sesuatu' gue ngumpet di balik bantal.

Adegan pertama yang buat gue takut itu waktu manggil semacam Ghost Buster dan mereka foto-fotoin rumah itu berturut-turut pake yang semacam kamera negatif. Hasil foto pertama, nihil. Hasil foto kedua, nihil. Dan tiba-tiba.... JENG-JENG ada semacam cewe-cewek baju victorian yang ke gep dan mukanya klimaks banget. Disitu gue jerit, tutup muka. Mba Andes ketawa.

Laluuuu.... Tiba saatnya Maghrib. Gue disuruh nyalain lampu sama Mba Andes. GUE TAKUT woy padahal cuma ke ruang tamu aja. Gue minta ditemenin gitu. Bayangan gue udah aneh-aneh karena kondisi rumah gue juga lumayan 'mengundang' 'mereka' itu. Kan gue bayangin kalo ada cewe yang duduk diatas pohon jambu depan rumah gimana atuuuh... Bendera merah-putih gue kira aja waktu itu bukan bendera, melainkan Mba-Mba rambut item panjang -_-
 
Semenjak itu.................. Gue jadi kagetan dan parnoan sendiri. Emang gue parno dan kagetan dari awal, tapi ini udah stadium akhir.

Seperti....
Kan devil yang di insidious itu kuku-kukunya panjang-panjang gitu. Mana kotor pula.... HUFT. Devilnya itu sama kaya gue yang seneng manjangin kuku, dan bagusnya....... kuku gue waktu itu lagi cetar membahana panjangnya. Dan Mba Andes pun nakut-nakutin gue. Mba Andes bilang ati-ati gue didatengin begituan karena kukunya kembar. YAIKS. But hellaaaw, kuku gue kan walaupun panjang putiiihh, ngga kotor ada tanahnya gituuu.-.

Di bagian waktu Papanya lagi mau nyelamatin Anaknya ke dunia lain, kan kedengeran lagu-lagu yang gitu deh. Gue jadi inget tweets sepupu gue yang bunyinya kea gini, "Horror adalah waktu mati lampu dan Eyangti nyanyi lagu-lagu Belanda." Kok.... Gue jadi merinding ya kalo ketemu Nenek gue, apalagi waktu minta lilin untuk LDKS waktu itu. Pas minta lilin, itu udah maghrib. Lampu rumah Eyang gue masih gelaaaaaappp semua. Gue masuk dengan 'agak' berisik, udah assalamualaikum pula, dan Eyang malah tetep diem, mata lurus ke TV. Gue takut ini Eyang gue atau yang menjelma....... Akhirnya gue nyium pipi dia dan baru ngeh kalo gue dateng. TEBAK DIA NONTON APA.. SERIAL DRAMA KOREA.
Terus waktu mau jogging, gue ke tempat sepupu gue yang tinggal bareng Eyang. Rumahnya masih tutupan, dengan angin pagi yang semeriyep gitu. Gue ketok-ketok pintunya, jendelanya. Dan.... NGEEEKKK. Pintu kamar Eyang gue kebuka. Gue udah ketok-ketok jendela ngeliatin Eyang gue yang perlahan keluar dari kamarnya. Rambut putihnya masih dilepas, belum di sanggul, dan berantakan. FIX DISINI GUE PARNO, TAKUT TIBA-TIBA ADA EYANG GUE BERDIRI DISAMPING GUE TANPA MEMBUKA PINTU DULU SAMBIL MENYERINGAI LEBAR. Setelah kesekian kalinya ketok-ketok jendela, akhirnya Eyang baru sadar cucunya berdiri diluar dengan keparnoan tingkat tinggi.
 
Lalu....
Disuatu malam dimana gue siap-siap mau bobo cantik, Mba Andes manggil gue. "De, kesini deh sebentar. Liat ini." Gue ke Mba Andes dan dia ngasi liat gue sebuah video.
 
Videonya UCUUULL!! Pertama-tama, ada musik gitu. Lagu-lagunya anak kecil yang gembira gitu deh. Lalu.. Ada anak kecil muncul di layar dan dia menari-nari dengan bahagianya. Setelah berputar-putar, anak kecil itu menghilang dibalik pintu. Musik berhenti. Gue kepo akan kisah selanjutnya. Baruuu aja, gue mau nanya ke Mba Andes ada apa dengan anak itu... Dan JENG-JENG. SEBUAH MUKA SETAN MEMENUHI LAYAR HP. ANJRIT. GUE KAGET DAN LANGSUNG NGELEMPAR HP MBA ANDES. Untung refleks gue lemparnya ke tempat tidur.... Mba Andes ngakak, dan gue jantungan.
 
Selanjutnya..........
Kisah ini baru saja terjadi.
Kalian tahu lah kalo gue nulis post gue itu dari laptop.... Gue juga lagi kerjain tugas Ekonomi gue. Headphone suara full ditemani lagu Baby Blue Eyes-nya A Rocket To The Moon.
 
Gue merasa ada yang mendekat ke gue. Gue biasa aja, karena yakin itu pasti Kakak gue atau Mama gue. Gue acuhin dan terus ngetik tugas sambil nyanyi kenceng.
 
"Ha-aahhh~" suara sayup-sayup ini akhirnya berhasil mendapatkan fokus gue. Pas nengok ke kiri, ANJRIT. GUE JERIT DAN LANGSUNG LOMPAT. ARAH LAPTOP UDAH KEPUTER. Ya Allah........ itu beneran Nyokap!!! Tapi dia LAGI make masker yang warnanya iteeemmm!!!! ASDFGHJKL. Gue masih dengan posisi reflek menjauh dari hadapan muka Nyokap yang bisa dihitung jari. Nyokap langsung ketawa lebar dan gue mukul-mukul paha gue sendiri sambil elus-elus dada. Nyokap masih ketawa lebar sambil jalan ke ruang keluarga diikuti gue dibelakangnya. Kedua Kakak gue denger jeritan gue, dan tawa bahagia Nyokap dan mereka langsung keluar kamar. Mereka tanpa diberi tahu pun langsung tahu apa yang barusan terjadi........... Dan mereka ngakak................ Dan gue hanya membenamkan muka didalam bantal-bantal diruang keluarga.

KALIAN HARUS BISA BAYANGIN KALO ORANG PAKE MASKER WARNA HITAM KECUALI DI DAERAH MATA, DAN DAERAH MULUT ITU RASANAY GIMANA.

.....
Intinya kawan,
Film Insidious itu film horror yang bagus walaupun gregetan di bagian akhirnya. Kalian bisa nonton ini dengan tenangnya, tapi bisa juga jadi sangat parnoan kaya gue.

Comments

Popular posts from this blog

Catatan Kuliah (Kami): 4

4 When the skies are blue, to see you once again... my love Anya's side Sudah dua bulan aku berkuliah. Masih terasa menyenangkan, semua terasa indah, apalagi karena ada Skan setiap hari (kami berada di kelas yang sama hampir di setiap mata kuliah, yay !!!). Duh, jangan bicarakan Skan lagi, deh! Aku pusing hampir setiap detik aku memikirkannya! Nggak bisa, ya, kalau dia pergi sejenak saja dari pikiranku? Duh, susah ya, tidak memikirkan orang yang berada di kelas yang sama hampir setiap harinya? Karena telah menjadi teman sekelas, kami memang lebih banyak berbincang, berdiskusi, berbincang, berdiskusi... yah, sebatas itu saja. Monoton memang. Akupun merasa bersyukur masih bisa bernapas di hadapannya. Omong-omong, aku baru menyadari jika Skan itu sangat pintar. Jenius malah. Entah mengapa aku merasa iri dengan kepintaran Skan. Dibandingkan aku? Cuih, aku hanya buih di lautan. Dia sebagai lautannya, tentu. Kami sering bertukar opini tentang kasus yang diberikan d...

Dear You, 2020

Halo, apa kabar? Mengapa kamu menjauh?  Saya salah apa? Apakah saya membuatmu risih? Apakah kamu membenci saya? Kamu terasa sangat jauh sekarang, tanpa aku bisa raih. Kita memang tidak saling menggenggam, namun aku tahu kita saling merasa. Ingin sekali saya bertanya berbagai hal kepadamu, termasuk pertanyaan-pertanyaan tadi. Saya harap kamu baik-baik saja, hidup dengan bahagia. Apakah mungkin, kamu seperti itu karena merasa kehilangan diri saya? Apakah mungkin, kamu sebenarnya memahami diri saya yang sesungguhnya, namun merasa saya mulai berubah? Apakah mungkin, kamu merasa asing dengan diri saya yang sekarang? Jika memang demikian, saya mulai menyadari sudah betapa jauhnya saya tersesat. Saya pun merasa asing dengan diri sendiri. Rasanya saya sudah melangkah jauh, dan saya takut sudah terlalu terlambat untuk kembali. Kamu menyadari perubahan saya sejak lama, dan kamu merasa asing dengan diri saya. Saya ingin meminta maaf, jika diizinkan. Saya ingin kembali berada di hidup kamu, ji...

Sarkas

Mungkin memang saya yang terlalu baik, saya yang bodoh, saya yang terlalu naif, dan saya yang selalu berpikir optimis. Semua ucapan orang yang memperingatkan agar selalu hati-hati... Saya abaikan. Saya mau tidak mau menerima semua resiko walaupun kini saya tahu rasanya. Dunia itu kejam dan saya seharusnya tahu. Saya seharusnya mendengar setiap rambu yang ditujukan kepada saya. Rasanya? Marah. Sedih. Merasa bodoh. Semua menjadi satu. Saya kini tahu seperti apa diri anda yang sesungguhnya. Anda.... bukan hanya seorang, tapi kumpulan orang yang sejenis. Hah, ternyata, wajah kalian pun bukan hanya dua. Namun terbagi menjadi seratus. Kalian dengan eloknya berganti wajah pada setiap orang. Ternyata, mulut manis kalian tidak semanis yang selama ini saya dengar. Mulut kalian memang manis di depan saya, tapi pahit di belakang saya. Ternyata, kalian bahkan kejam antar sesama kalian. Sangat tidak manusiawi. Lalu, Apakah saya masih pantas menyebut kalian manusia? Kalian senang menyerang ora...

2014. New Things. Angel.

Hellaaaauuuuuu fellas! Finally, bisa inget password blog iniiii! Sedih deh rasanya gara-gara lupa password hal-hal yang pengen gue curhatin jadi tertunda gitu. Padahal... OMG. Udah ketinggalan jauh banget. So. Kudet. Mungkin percakapan kita dimulai dengan kehadiran seorang malaikat kecil yaa.. Allah telah memberikan malaikat kecilnya di antara keluarga gue. Malaikat yang sangat cantik, lucu, pintar, dan benar-benar disayangi semua orang. How could we hate an angel? Namanya adalah... Alexandria Keirra Averdi. Panggilannya adalah Rara. She's actually my niece who was born in Juily 15th 2013. Rara is the most beautiful creature on this planet. Gue yakin Rara akan tumbuh jadi cewek yang sangat cantik lahir dan batin nantinya. Sekarang Rara sudah berusia 9 bulan dan.... banyak banget sikapnya yang menggemaskan. Dia udah bisa dadah-dadah, menggumam nggak jelas gitu, terus seneeeeeng banget ketawa. OMG Rara itu adalah bayi yang paling lucu yang pernah ...

Catatan Kuliah (Kami): 2

2. When life is full of chemistry Skan's Side Hari itu, aku meminta Piyo mencarikan wanita untukku. Dia yang duduk di sebelah kananku hanya mengangguk-angguk sekilas, seakan-akan berucap, " Bro , kalau ada wanita cantik... pasti sudah gue ambil duluan, lah!" Yup, men. Namun tiba-tiba, Piyo mengguncangkan bahuku seraya menunjuk seseorang yang berdiri di depan kelas. Wanita. Tinggi. Berkacamata. Rambut diikat asal. Pakai kemeja putih. Pakai celana jins biru muda. Pakai sepatu boots . "Tipe lo," ucap Piyo singkat. "Gue nggak pernah lihat dia," kataku bertanya-tanya. "Berarti dia jarang ikut acara di kampus juga, Skan. Sama kaya kita. Datang kalau cuma ada yang penting," jawab Piyo acuh tak acuh. Dia memang sama sepertiku. Jarang datang, tinggi, keren, incaran wanita pokoknya. Aku memerhatikannya dengan seksama. Entahlah... dia memang lumayan. Sekilas dia memang memiliki perawakan yang sama denganku. Sedang apa...