Skip to main content

LDKS 24'15 #1

Haiiiiii!
Remember my post yang judulnya A Family? Nah kali ini I'll share my experience about LDKS. Hehehe a day to remember banget pokoknya <3

Kamis, 8 November 2012
Hari itu semuanya kumpul di SMAN 24 Jakarta jam 06.30 dengan membawa perlengkapan untuk nginep selama sehari di Pondok Zidane, Sawangan, Depok.

I'm not telling you the whole story yaa, but aku cuma pengen share pengalaman serunya bareng X-2 dan X-1. Hmm, maybe karena dua kelas ini yang 'tersendiri' di lantai dasar, kita mulai deket satu sama lain. But, lemme say... X-2 is the best class. HAHA ;p

Maybe ini foto-foto sebelum berangkat. I dunno loh yaa, maklum lah.. We were using Gianina's SLR.
Left - Right: Affandi, Anggi, Ibnu

White jacket is Naufal, Blue jacket is Rafi
























Here's the photo when in the bus...
Left - Right: Tasha and Me (Nita Indra)

Well, this is me and my sit-mate, Natasha, or Tasha. We're pretty close and she's like my own sister. Ini diambil pas mau otw ke Sawangan, dan kita harus berpose dulu dong.

Ini (yang batik biru) terdiri dari kelas X-2

Ini namanya Arihan. FIX GUE BANGGA NGASIH FOTO AIB INI. HAHA
Ini namanya Naufal. This photo was taken begitu sampe di Sawangan. WHAT A SUNNY DAY!

Left - Right: Gendis - Icha.

Left - Right: Rafi and Tasha

Left - Right: Nita and Naufal

The unyu moment by Fikry and Affandi












































There's nothing left to say disini. Ini foto-foto begitu kita semua arrived di Pondok Zidane. Hari itu cuacanya panasnya klimaks. Neraka bocor. Selanjutnya acara dilanjutkan di aula, but... because we're the member of LDKS tahun ini, kita yang dikerjain dan dilatih. Kamera sama sekali tidak digunakan, yang dipake semuanya kamera panitia (which is yang udah jadi senior kita). Acara 'hidup mandiri' pun dimulai.

Just for your information, LDKS tahun ini katanya yang paling enak. Diadainnya di Pondok, tidurnya bukan di tenda, makan dan minum terjamin, kamar mandi yang bersih. Sebutan "Emang di rumah Nenek" pun menjadi populer waktu LDKS. Maksudnya yaaa karena hidup kita udah terjamin gitu kaya kalo lagi dirumah nenek -_-

I'm going to share you another photos, tapi untuk hari kedua LDKS-nya yaaa.. Soalnya hari Jumat, 9 November 2012 itu harinya games yang dimulai dari pagi. Kita lumayan bisa foto-foto sebelum dan sesudah games. So...

Jumat, 09 November 2012
Ini masih pagiiii banget. Aku sama Tasha udah cantik gara-gara udah mandi duluan sementara cewe-cewe yang lain masih bobo manis. :p
Cewe-cewe plus Bu Nany. Left - Rigth: Tasha, Me, Bu Nany, Peny, Dara

This photo was taken by Dara dipinggir kolam pancingan ikan. HEHE fyi, we were feeding the fish loh! We threw the bread ke dalem kolam. (Pas pulang, aku cerita ini ke Mama dan malah dimarahin. Katanya ikan itu malah mati kalo dikasih makan roti.) ._. Ya Tuhan, maafin kita. Kita ngga tau itu, semoga ikannya selamat semua.
Left - Right: Gianina, Me, Tasha, Peny




Next..., we sneaked into the boys cabin. Hmm, maklum lah kelasku itu kompaknya udah banget-bangetan. Semuanya udah kaya sodara sendiri, jadi rasanya ngga lengkap kalo kepisah gini.

Ini diambil dari jarak yang lumayan (+- 2meter)


Hehehe kita mengunjungi sodara-sodara kita yang cowo dikabinnya. Most of them masih bobo cantik dengan tampang innocent.

#1: Naufal

#2: Anggi

Left - Right (back): Syamdatu, Rafi with his glowing sticks, Nuzul, Affandi the only one yang udah mandi diantara mereka. Left - Right (depan): Tasha and Peny

Snapshot. 
Kalo yang lain bisa foto di kabin cowo, why don't we? Left - Right: Peny, Dara, Me (Nita Indra)

Acara LDKS dilanjutkan dengan bermain games. A lot of. Kita disuruh pake kaos putih yang ditulis 'LDKS' diatasnya. Mainannya seruuuuu, dibuat per kelompok gitu. As I told you, karena kita peserta LDKS kita ngga bisa foto-foto disini. ><

Comments

Popular posts from this blog

Dear You, 2020

Halo, apa kabar? Mengapa kamu menjauh?  Saya salah apa? Apakah saya membuatmu risih? Apakah kamu membenci saya? Kamu terasa sangat jauh sekarang, tanpa aku bisa raih. Kita memang tidak saling menggenggam, namun aku tahu kita saling merasa. Ingin sekali saya bertanya berbagai hal kepadamu, termasuk pertanyaan-pertanyaan tadi. Saya harap kamu baik-baik saja, hidup dengan bahagia. Apakah mungkin, kamu seperti itu karena merasa kehilangan diri saya? Apakah mungkin, kamu sebenarnya memahami diri saya yang sesungguhnya, namun merasa saya mulai berubah? Apakah mungkin, kamu merasa asing dengan diri saya yang sekarang? Jika memang demikian, saya mulai menyadari sudah betapa jauhnya saya tersesat. Saya pun merasa asing dengan diri sendiri. Rasanya saya sudah melangkah jauh, dan saya takut sudah terlalu terlambat untuk kembali. Kamu menyadari perubahan saya sejak lama, dan kamu merasa asing dengan diri saya. Saya ingin meminta maaf, jika diizinkan. Saya ingin kembali berada di hidup kamu, ji...

Self Reflection

I haven't wrote anything. But will try to write... again. 4 tahun yang lalu, gue menuliskan tentang masa-masa menjadi maba  (mahasiswa baru) yang baru saja selesai melaksanakan PKKMB. Hari ini, beberapa teman angkatan 2015 sudah melaksanakan wisuda. Gue belum, semoga tahun depan mendapatkan giliran. Aamiin... Btw , entah mengapa pukul segini memang enak untuk menjadi sendu. Bukan sendu dalam konotasi negatif, tetapi cenderung ke arah positif. Tiba-tiba, jadi mengenang apa saja yang terjadi selama 4 tahun belakangan ini. Masa-masa di mana gue melepas seragam putih-abu, dan menggantinya dengan pakaian bebas. Malam ini menjadi sebuah renungan terhadap diri sendiri, atas apa yang telah dicapai, kesalahan, kebahagiaan, pertemanan, dan lain sebagainya. Katanya, kuliah adalah masa terakhir sebelum menghadapi dunia nyata. Katanya, semakin kita dewasa, kita cenderung menjadi realistis... mematikan cita-cita di dalam diri. Mematikan jiwa anak-anak yang ada di dalam hati. ...

Intermezzo: Naif atau Bodoh?

Andai dunia itu nggak sesulit yang kita rasakan, ya. Dunia itu nggak baik bukan karena 'dunia' itu sendiri kan? Tapi karena manusianya. Dunia menjadi kejam karena ulah mereka yang tidak bertanggung jawab. Orang-orang yang mengenal saya mengatakan jika ada batas tipis antara naif dan bodoh di dalam diri saya. Terlalu lugu untuk melihat ini semua, tetapi sebenarnya bodoh karena tidak mengerti apa-apa. Saya bersyukur, karena saya dikelilingi oleh orang-orang yang melindungi saya agar tetap menjadi diri saya yang sekarang. Maksudnya, seperti bunga lotus yang tidak akan pernah kotor walaupun hidup di kolam berlumpur. Mereka, teman-teman saya, tetap menjaga saya seperti itu. Namun, ada kalanya saya harus sendiri. Pertemanan itu nggak harus selalu bersama-sama, cukup sirat hati yang menyatukan ikatan pertemanan. Nah, ketika saya sendiri itu lah saya merasa... bodoh. Maksudnya, saya sering melakukan kecerobohan. Mungkin, apa karena saya terlalu dilindungi mereka? "Dia itu adala...

Tentang Kehilangan, Melepaskan, dan Melupakan

People come and go. They could be a lesson or a blessing. Menjadi orang dewasa yang penuh tanggung jawab itu adalah sebuah ironi. Di satu sisi, sekarang aku bisa melakukan apapun yang dari dulu ingin aku lakukan. Di lain sisi, bebannya pun semakin menumpuk. Pekerjaan, mencari nafkah, menanggung hidup, waktu yang sedikit untuk berpelesir, dan juga relasi yang kian mengecil (entah apakah mengecil, atau kami semua hanya tidak bisa bertemu karena waktunya selalu bentrok). Aku bukanlah lagi Nita yang sama ketika aku memulai blog ini, dan aku bahkan berbeda dari diriku 5 tahun yang lalu. Kini usiaku akan beranjak 27 tahun, dan fase quarter life crisis  ini seperti tidak ada habisnya. Sudah 2 bulan terakhir ini, aku insomnia, sesak napas (bukan asma), tangan bergetar, dan selalu mengulang mimpi yang sama setiap harinya. Semua itu disebabkan oleh satu orang yang selalu muncul di dalam pikiran aku. Orang yang tidak mungkin untuk hadir kembali ke dalam hidup aku mungkin untuk selamanya. Kala...

Sarkas

Mungkin memang saya yang terlalu baik, saya yang bodoh, saya yang terlalu naif, dan saya yang selalu berpikir optimis. Semua ucapan orang yang memperingatkan agar selalu hati-hati... Saya abaikan. Saya mau tidak mau menerima semua resiko walaupun kini saya tahu rasanya. Dunia itu kejam dan saya seharusnya tahu. Saya seharusnya mendengar setiap rambu yang ditujukan kepada saya. Rasanya? Marah. Sedih. Merasa bodoh. Semua menjadi satu. Saya kini tahu seperti apa diri anda yang sesungguhnya. Anda.... bukan hanya seorang, tapi kumpulan orang yang sejenis. Hah, ternyata, wajah kalian pun bukan hanya dua. Namun terbagi menjadi seratus. Kalian dengan eloknya berganti wajah pada setiap orang. Ternyata, mulut manis kalian tidak semanis yang selama ini saya dengar. Mulut kalian memang manis di depan saya, tapi pahit di belakang saya. Ternyata, kalian bahkan kejam antar sesama kalian. Sangat tidak manusiawi. Lalu, Apakah saya masih pantas menyebut kalian manusia? Kalian senang menyerang ora...