Skip to main content

OHANA

Haiiiii!
This time, I'm too excited to tell you about my OHANA a.k.a Family. Seperti yang kalian udah baca di postingan pertama gue, Sisterhood Last Forever, kalian tahu kalo gue itu anak bontot, anak yang paling kecil, anak bungsu. Di post itu gue udah menceritakan tentang Mba Tita dan Mba Andes.

Tapi... rasanya ngga lengkap kalo hanya mereka yang diceritakan.

Left - Right: Mba Andes, Mama, Me, Mba Tita di suatu acara pada tahun 2011
Mama gue itu rambutnya selalu aja pendek. Dulu waktu gue masih 5th rambutnya masih panjang sihh, tapi sejak itu juga rambutnya jadi pendek :p

Sedangkan Mba Tita dan Mba Andes itu dulunya ngga hijabers. Rambut mereka sebelum pake jilbab itu.... Badai. Angin topan. Wuss. Tsunami. Tapi sejak selesai kuliah dan udah beberapa bulan kerja, kira-kira pas gue kelas 2 SD mereka baru pake jilbab. Gue akan seperti mereka kalo udah sukses. Hehe

Left - Right: Me, Mba Andes, Eyangti, Mba Tita, Mama di Lebaran tahun 2012
Di foto yang diatas ini.... ada Eyangti gue. Eyang gue ini lahir pada tahun 1929 dan alhamdulillah beliau masih panjang umur dan sehat wal 'afiat ;)

OHANA bertambah dengan kehadiran Mas Benny (baju merah) dan Mas Iman (baju strip biru). Di Lokananta tahun 2011
Kelengkapan keluarga gue kini bertambah dengan kehadiran Mas Benny dan Mas Iman. Mas Benny alhamdulillah adalah 'separuh jiwa'-nya Mba Tita :p, dan semoga Mas Iman itu juga separuhnya Mba Andes. :P HAHAHA Kalo Mba-Mba baca ini, Ade kecup basah Mba-Mba :p

Comments

Popular posts from this blog

Intermezzo: Naif atau Bodoh?

Andai dunia itu nggak sesulit yang kita rasakan, ya. Dunia itu nggak baik bukan karena 'dunia' itu sendiri kan? Tapi karena manusianya. Dunia menjadi kejam karena ulah mereka yang tidak bertanggung jawab. Orang-orang yang mengenal saya mengatakan jika ada batas tipis antara naif dan bodoh di dalam diri saya. Terlalu lugu untuk melihat ini semua, tetapi sebenarnya bodoh karena tidak mengerti apa-apa. Saya bersyukur, karena saya dikelilingi oleh orang-orang yang melindungi saya agar tetap menjadi diri saya yang sekarang. Maksudnya, seperti bunga lotus yang tidak akan pernah kotor walaupun hidup di kolam berlumpur. Mereka, teman-teman saya, tetap menjaga saya seperti itu. Namun, ada kalanya saya harus sendiri. Pertemanan itu nggak harus selalu bersama-sama, cukup sirat hati yang menyatukan ikatan pertemanan. Nah, ketika saya sendiri itu lah saya merasa... bodoh. Maksudnya, saya sering melakukan kecerobohan. Mungkin, apa karena saya terlalu dilindungi mereka? "Dia itu adala...

Mom

Entah ini yang ke berapa kalinya gue nulis tentang sosok idaman gue. Sosok yang selalu ada untuk gue, disaat terpuruk ataupun disaat senang.Sosok yang menjadi contoh. Sosok yang gue llihat seperti Julie Andrews dan Audrey Hepburn. She is.. Mama. Mama itu stylist, tapi stylist orang jadul yang nggak out of trend deh. Gayanya kaya Audrey, sama Julie. Anggun. Sifatnya... tegas, dan disiplin. Beliau benci sama orang-orang yang nggak punya sopan santun, berapa pun usianya. Mama dan gue seriiiiiiiing banget berantem. Durhaka banget ya, gue jadi anaknya. Tapi ada saatnya ketika kita jadi sahabat, yang selalu kompak. Kalau menurut beliau sikap gue lagi nyebelin, beliau pasti ngomong, " De, inget kamu dulu ngomong apa ke Mama? Kamu dulu pernah ngomong, 'Ma, jangan tinggalin Ade ya... Kita harus kompak, sama-sama terus. " Kalau udah kaya gitu biasanya gue nangis dan langsung meluk dia. Gue ga inget umur berapa gue ngomong gitu, tapi kata beliau dari sebelum SD gue ngom...

Keramaian yang Bisu

Halo, semuanya! Topik yang akan saya tulis kali ini adalah tentang mental issue . Beberapa tahun terakhir ini, saya memang suka sekali mengulik tentang kesehatan jiwa seseorang, pemicu depresi, stres, dan beberapa hal lainnya yang dapat memengaruhi tingkat kesehatan mental seseorang. Menurut saya, masyarakat Indonesia masih lebih buta dengan kesadaran betapa penting dan krusialnya untuk mempelajari, menerima, dan mungkin bersimpati terhadap orang-orang yang menderita gangguan mental. Masyarakat Indonesia masih bersikap acuh tak acuh, cenderung hanya nyinyir terhadap orang lain, tanpa bercermin tentang dirinya sendiri. Dan tulisan ini, akan berkaitan langsung dengan kehidupan saya. Sebenarnya saya agak bingung bagaimana untuk menceritakannya . As you all know, saya adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Kedua kakak saya pinter banget, sementara adeknya... hanya remahan biskuit yang ditiup angin juga hilang. Ketika saya SD, saya sempat merasakan saat-saat di -bu...

Dear Momma (2.0)

And eventually I'm just a scared little lady. The super sensitive one when people talked about "family bond." I would cry easily on my Momma's lap when we had a deep conversation. She's my hero, my wonderwoman. The one who rescued me in my lowest. The one who protected me whenever I needed her. So, two days ago we had a deep conversation. It was about manner. " Kamu mbok ya jangan ngomong sama Mama kaya gitu.. nanti dosa ," she said when we got started. I was standing beside her while she sat on the sofa. We were talking about the latest movie actually -not the deep conversation, yet-. "Kalo ngomong sama orang tua, apalagi sama Mama, jangan sampe Mama harus mengadah liat kamu... Tatapan mata kita sejajar aja udah salah... " I was like.. . krik. Speechless. " Justru dari dulu k epala Mama lebih rendah daripada kepala Eyangti, lho. Nanti kualat kamu kaya gitu, De... Mama dari dulu mau ingetin kamu tapi lupa terus. Tiap abis shalat, ...