Skip to main content

She's a Superwoman, Wonderwoman, and she's my Mom

Who's my hero?

She is my hero.
Lebaran Tahun 2012, rambut gue udah pendek (lagi)
Di suatu restoran waktu libur 2 bulan sebelum masuk SMA. Rambut belom dipotong
Mama mana coba yang gaulnya itu WOW banget? Mama punya twitter, facebook, blog, dan minta dibuatin skype. -_-

Mama itu arsitek, Mama itu pintar, Mama itu tegas, Mama itu disiplin, Mama itu ingin anak-anaknya sukses. Mama itu juga galak, Mama kadang-kadang suka memperbesar suatu hal simple. Tapi.......... Mama itu tahu apa yang terbaik untuk ketiga anaknya.

Mama, biarpun Ade sering nakal, sering buat Mama kecewa, dan bahkan nangis..... I love you so much. I truly, deeply, madly in love with you. It's more than words.

You are the best Momma in the whole wide world. You're my hero, my only one. I'm nothing without you.

Comments

Popular posts from this blog

Adulting

I hate getting older. I wish I could stay in my student era, where I just need to study and got good grades. Ironically, today is the youngest I could be and I should cherish that. I hate the fact that each day I just getting older. This blog grows up with me. I was such a bright bubbly girl who always wondered, "what is it like to be an adult?" Duh, Nita, my younger-self. Let me tell you:  YOU HATE BEING AN ADULT. You are now not a dreamer, instead you just live your life. Waiting for your turn to die. You are now working as an employee, not an artist like you always wanted to be. You don't have much time to read, you choose to sleep in between your spare time. You are now a mom of 2 at the age of 27, not an independent single woman who wanted to get marry at 30. I'm living in a reality that I didn't plan at all. I'm still trying to survive, at least. Well, I'm a survivor and I will survive. ***

Sarkas

Mungkin memang saya yang terlalu baik, saya yang bodoh, saya yang terlalu naif, dan saya yang selalu berpikir optimis. Semua ucapan orang yang memperingatkan agar selalu hati-hati... Saya abaikan. Saya mau tidak mau menerima semua resiko walaupun kini saya tahu rasanya. Dunia itu kejam dan saya seharusnya tahu. Saya seharusnya mendengar setiap rambu yang ditujukan kepada saya. Rasanya? Marah. Sedih. Merasa bodoh. Semua menjadi satu. Saya kini tahu seperti apa diri anda yang sesungguhnya. Anda.... bukan hanya seorang, tapi kumpulan orang yang sejenis. Hah, ternyata, wajah kalian pun bukan hanya dua. Namun terbagi menjadi seratus. Kalian dengan eloknya berganti wajah pada setiap orang. Ternyata, mulut manis kalian tidak semanis yang selama ini saya dengar. Mulut kalian memang manis di depan saya, tapi pahit di belakang saya. Ternyata, kalian bahkan kejam antar sesama kalian. Sangat tidak manusiawi. Lalu, Apakah saya masih pantas menyebut kalian manusia? Kalian senang menyerang ora...

Penikmat Hujan

Langit Jakarta kian hari semakin menunjukkan kesedihannya. Matahari jarang menampakkan wujudnya dan angin berhembus lembut hingga terkadang rasanya seperti menusuk tulang. Gumpalan awan kelabu hilir mudik dengan percaya diri, tanpa mempedulikan para manusia yang mulai berlarian untuk melindungi diri. Hiruk-pikuk kota ini semakin riuh dengan rintikkan hujan yang hampir setiap sore menghujani daerah ini. Kapan terakhir kali saya (bahkan anda) mengajak hujan bermain? Sudah lama sepertinya... Kita semua dulu bermain hujan sebelum menyadari kalau dunia itu penuh kepura-puraan, tertawa lebar tanpa perlu takut penilaian orang lain, berlari dengan kaus kutang tanpa perlu merasa khawatir, mencuri-curi untuk makan permen sebanyak-banyaknya, hingga menangis karena terjatuh akibat kerikil kecil. Oh, dunia terasa indah ketika kita masih lugu. Tidak ada kebencian, tidak ada caci-maki, tidak mengenal perasaan aneh terhadap lawan jenis, yang ada hanya... Persahabatan dan kasih sayang. Saya rindu ...

Give and Take

What happens to teenager this day? What happens to Indonesian culture about polite, manner, and grace? It's so pathethic that now we rarely see it in our life. Let's take the easiest samples: 1. Menyela pembicaraan orang. 2. Make fun, laugh, yawn, stared hatefully toward the elders (it can be your lecturer or even your parent). 3. Being ignorance, arrogant. 4. This may be the simpliest sample of all... keluar / masuk ruangan tanpa ijin, main kabur,padahal sebenarnya bisa ijin dulu. etc. Some of the examples above are actually based on my observation in actual life. But then the question is: Can we live without polite, manner, and grace? Sekarang coba kalau dibalik. Kita jadi orang yang mendapatkan perlakuan yang tidak sopan. You feel uncomfortable, angry, sad, and insecure, don't you? Is that good? How can we have polite, manner, and grace? Well, I'm kind of person that believe in "Give and Take". Give and take is actually hands that help each oth...

Masa Lalu adalah Bayanganku. Apakah Kamu Termasuk?

Masa lalu bukan untuk dilupakan, bukan juga untuk selalu dikenang. Lantas buat apa? Masa lalu tidak semuanya indah memang, dan masa lalu yang menyakitkan lah yang membuat seseorang ingin melupakannya. Rasanya sedih, marah, lega, bahagia, entahlah... semuanya berkecamuk menjadi satu. Itu yang aku rasakan tentang masa laluku. Masa laluku tidak seperti masa lalu perempuan lainnya. Disaat para gadis cilik lainnya mampu bercengkrama bersama keluarganya, aku mempertanyakan apa arti keluarga sebenarnya? Apakah sebuah keluarga selalu diciptakan dari hubungan darah? Apakah ikatan batin dapat tercipta dari rasa peduli dan kasih sayang, walau sebenarnya tidak terikat secara darah? Aku berbicara seperti itu bukan karena aku tidak memiliki keluarga. Aku tidak merindukan kasih sayang, karena aku sudah mendapatkan luapan kasih sayang dari kedua orang tuaku. Aku bersyukur dilahirkan sebagai putri terkecil di dalam keluarga ini, memiliki kedua kakak yang tegas tetapi sangat menyayangiku. Aku tida...