Skip to main content

What is Klepto?

What is Klepto? Knownly as Kleptomania, is the inability to refrain from the urge to steal items for reasons other than personal use or financial gain. Kleptomania is presently classified in psychiatry as an impulse control disorder. Alternatively, some of the main characteristics of the disorder, which consist of recurring intrusion feelings, an inability to resist the urge to steal, and a release of pressure following the theft, suggest that kleptomania could be an obsessive-compulsive spectrum disorder, although this is disputed.

Bla... Bla... Bla...
HAAH, whatever itu gue copas dari Wikipedia. Hehe -_-

Hmm, from my point of view... 
Klepto itu adalah sebuah kebiasaan (penyakit, hama, parasit) untuk ngambil barang orang lain tanpa seijin orang tsb. My Sister once told me, kalo Klepto itu belum tentu dilakukan oleh orang yang tidak mampu, malah yang punya villa di setiap negara pun bisa jadi kena issue ini.

 Kleptomania is so annoying... They're just selfish, and they don't think about the others. Mereka engga pikirin bagaimana perasaan orang yang kehilangan. Mereka mengambil (mencuri) barang orang lain untuk memuaskan hasrat mereka.

Dan...., akhirnya gue yakin kalau salah satu temen sekelas gue ada yang klepto. (Bukannya menuduh, tapi iPod temen gue hilang saat masih jam pelajaran).

So here it is....
Temen gue bernama Gianina (what a beautiful name), she's pretty and clever. She (used) to have an iPod which is her birthday gift, dan sebagai hadiah atas nilai-nilanya yang bagus (I told you she's clever). iPod-nya itu bisa dibilang temen setia Gia karena selalu dia bawa kemana-mana.

Warna iPod-nya hitam dengan silikon hijau yang membalutinya. Hmm, 32Gb. There are lots of memory in it... Sejak masuk SMA ini, kita (seluruh penghuni X2) mungkin juga udah bersahabat sama ini iPod. Banyak foto-foto kelasan, hampir semua memori kita ada disini.

The boys in my class used to borrow her iPod to play lots of games, HAHA... Gia kadang-kadang sampe keliyingan nyari iPod-nya yang berjalan dari tangan satu ke yang lainnya. Just for your information, Gia itu anaknya teliti banget. She saw things that people can't.

And one day, saat iPod-nya lowbat dan itu udah mau bel pulang sekolah, Gia taro iPod-nya di dalam kolong mejanya. Dan pas pulang, dia udah re-check barang dan udah mastiin iPod-nya udah aman di tas. But it wasn't there...

At night, dia SMS gue dan nanya, "Nit, lo liat iPod gue ngaaak? :("

It's missing.

Hmm, I won't tell you the details... But intinya dia minta tolong ke someone yang bisa 'baca'. Yang bisa 'baca' itu bilang,

"Yang ambil itu anak laki-laki, sedeng, rambut keriting. Dan itu adalah KEBIASAAN dia dari dulu untuk ambil barang orang lain."

Dan..., oleh si Klepto iPod-nya juga udah dijual di hari itu juga. -_-

Hmm, kalau lo klepto-er yang baca postingan ini, Please don't be selfish. Don't let others Gia mengalami ini.

Dan kalau anda adalah klepto yang mengambil Gia iPod, you should be ashamed. You'll know seperti apa rasanya kalau suatu hari nanti barang lo hilang.

And for all who has this bad syndrome, ini untuk kebaikan kita semua... Hentikan issue ini, if you're smart then you'll find someone who'll help you through this.

To Gianina for her kindness,
xoxo

*nb: I'm praying for you to get the new one

Comments

  1. NITA OMG! terharu & sedih af secara bersamaan baca ini :"" btw, u also pretty & clever! thankyou so much for your pray and this post! xoxo

    *nb: I'm praying for you to get a great life, always.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yaaah jangan flashback :( wowww 4 years since I posted this!! :') thanks for reading it in 2016 nott lol. We need to meet asap,selama ini cuma wacana😅

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Intermezzo: Naif atau Bodoh?

Andai dunia itu nggak sesulit yang kita rasakan, ya. Dunia itu nggak baik bukan karena 'dunia' itu sendiri kan? Tapi karena manusianya. Dunia menjadi kejam karena ulah mereka yang tidak bertanggung jawab. Orang-orang yang mengenal saya mengatakan jika ada batas tipis antara naif dan bodoh di dalam diri saya. Terlalu lugu untuk melihat ini semua, tetapi sebenarnya bodoh karena tidak mengerti apa-apa. Saya bersyukur, karena saya dikelilingi oleh orang-orang yang melindungi saya agar tetap menjadi diri saya yang sekarang. Maksudnya, seperti bunga lotus yang tidak akan pernah kotor walaupun hidup di kolam berlumpur. Mereka, teman-teman saya, tetap menjaga saya seperti itu. Namun, ada kalanya saya harus sendiri. Pertemanan itu nggak harus selalu bersama-sama, cukup sirat hati yang menyatukan ikatan pertemanan. Nah, ketika saya sendiri itu lah saya merasa... bodoh. Maksudnya, saya sering melakukan kecerobohan. Mungkin, apa karena saya terlalu dilindungi mereka? "Dia itu adala...

Dear Momma (2.0)

And eventually I'm just a scared little lady. The super sensitive one when people talked about "family bond." I would cry easily on my Momma's lap when we had a deep conversation. She's my hero, my wonderwoman. The one who rescued me in my lowest. The one who protected me whenever I needed her. So, two days ago we had a deep conversation. It was about manner. " Kamu mbok ya jangan ngomong sama Mama kaya gitu.. nanti dosa ," she said when we got started. I was standing beside her while she sat on the sofa. We were talking about the latest movie actually -not the deep conversation, yet-. "Kalo ngomong sama orang tua, apalagi sama Mama, jangan sampe Mama harus mengadah liat kamu... Tatapan mata kita sejajar aja udah salah... " I was like.. . krik. Speechless. " Justru dari dulu k epala Mama lebih rendah daripada kepala Eyangti, lho. Nanti kualat kamu kaya gitu, De... Mama dari dulu mau ingetin kamu tapi lupa terus. Tiap abis shalat, ...

Mom

Entah ini yang ke berapa kalinya gue nulis tentang sosok idaman gue. Sosok yang selalu ada untuk gue, disaat terpuruk ataupun disaat senang.Sosok yang menjadi contoh. Sosok yang gue llihat seperti Julie Andrews dan Audrey Hepburn. She is.. Mama. Mama itu stylist, tapi stylist orang jadul yang nggak out of trend deh. Gayanya kaya Audrey, sama Julie. Anggun. Sifatnya... tegas, dan disiplin. Beliau benci sama orang-orang yang nggak punya sopan santun, berapa pun usianya. Mama dan gue seriiiiiiiing banget berantem. Durhaka banget ya, gue jadi anaknya. Tapi ada saatnya ketika kita jadi sahabat, yang selalu kompak. Kalau menurut beliau sikap gue lagi nyebelin, beliau pasti ngomong, " De, inget kamu dulu ngomong apa ke Mama? Kamu dulu pernah ngomong, 'Ma, jangan tinggalin Ade ya... Kita harus kompak, sama-sama terus. " Kalau udah kaya gitu biasanya gue nangis dan langsung meluk dia. Gue ga inget umur berapa gue ngomong gitu, tapi kata beliau dari sebelum SD gue ngom...

Dear You, 2020

Halo, apa kabar? Mengapa kamu menjauh?  Saya salah apa? Apakah saya membuatmu risih? Apakah kamu membenci saya? Kamu terasa sangat jauh sekarang, tanpa aku bisa raih. Kita memang tidak saling menggenggam, namun aku tahu kita saling merasa. Ingin sekali saya bertanya berbagai hal kepadamu, termasuk pertanyaan-pertanyaan tadi. Saya harap kamu baik-baik saja, hidup dengan bahagia. Apakah mungkin, kamu seperti itu karena merasa kehilangan diri saya? Apakah mungkin, kamu sebenarnya memahami diri saya yang sesungguhnya, namun merasa saya mulai berubah? Apakah mungkin, kamu merasa asing dengan diri saya yang sekarang? Jika memang demikian, saya mulai menyadari sudah betapa jauhnya saya tersesat. Saya pun merasa asing dengan diri sendiri. Rasanya saya sudah melangkah jauh, dan saya takut sudah terlalu terlambat untuk kembali. Kamu menyadari perubahan saya sejak lama, dan kamu merasa asing dengan diri saya. Saya ingin meminta maaf, jika diizinkan. Saya ingin kembali berada di hidup kamu, ji...

Keramaian yang Bisu

Halo, semuanya! Topik yang akan saya tulis kali ini adalah tentang mental issue . Beberapa tahun terakhir ini, saya memang suka sekali mengulik tentang kesehatan jiwa seseorang, pemicu depresi, stres, dan beberapa hal lainnya yang dapat memengaruhi tingkat kesehatan mental seseorang. Menurut saya, masyarakat Indonesia masih lebih buta dengan kesadaran betapa penting dan krusialnya untuk mempelajari, menerima, dan mungkin bersimpati terhadap orang-orang yang menderita gangguan mental. Masyarakat Indonesia masih bersikap acuh tak acuh, cenderung hanya nyinyir terhadap orang lain, tanpa bercermin tentang dirinya sendiri. Dan tulisan ini, akan berkaitan langsung dengan kehidupan saya. Sebenarnya saya agak bingung bagaimana untuk menceritakannya . As you all know, saya adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Kedua kakak saya pinter banget, sementara adeknya... hanya remahan biskuit yang ditiup angin juga hilang. Ketika saya SD, saya sempat merasakan saat-saat di -bu...