Expect the Unexpected

(Not really Friend for Benefits, hanya ungkapan, Teman yang Mencari Keuntungan). Saya rasa, saya paham mengapa saya tidak nyaman terikat dengan orang. Pertemanan, atau apapun itu, saya lebih baik berdiri sendiri. Toh, pada akhirnya kita tidak bisa bergantung pada orang lain, karena semua keputusan ada di tangan kita. Pada akhirnya orang-orang yang awalnya kita sebut 'teman' hanya akan mengkhianati, memanfaatkan, dan pada akhirnya berbicara di belakang anda. Muak rasanya berkali-kali berhadapan dengn orang-orang yang seperti itu. Mereka akan meninggalkan anda namun akan berlutut jika meminta bantuan. Mereka akan menganggap anda sebagai orang asing namun akan berucap manis ketika mereka butuh. Ya, pada akhirnya ketulusan mereka hanya didasari oleh kebutuhan mereka sendiri. Saya akhir-akhir ini lebih suka bergaul dengan banyak orang, mencari relasi sebanyak-banyaknya namun tidak mengikat. Hanya mencari jaring yang bersifat objektif, sehingga saya tidak akan merasa 'tidak ena

Pada malam yang sudah lalu. Rasanya hanya ingin berpangku. Lalu akhirnya termangu. Termenung dengan mata sendu. Lalu menuliskannya di buku. Melalui detik-detik syahdu. Sulit untuk bahagia dalam semalam. Mustahil berwarna putih jika terlanjur hitam. Tak mungkin selamat jika sudah tenggelam. Takut kehilangan itu sudah pasti. Hati bergejolak seperti api. Tidak mau ditinggal walau sehari. Karena semuanya akan sepi. Jadi tolong, jangan pergi. Aku tidak mau sendiri. Tanpamu aku hilang. Tak bertuan seperti barang. Asing pada diri sendiri seperti bayang-bayang. Jadi tolong, bawa aku terbang. Ajak aku melayang. Kamu adalah ketika aku pulang.