Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2014

M-E-R-E-K-A

Gue merasa jauh lebih dewasa sekarang. Lebih bisa untuk menerima segala macam kritikan dan saran. Lebih bisa untuk menenangkan diri dalam keadaan terpuruk. Lebih bisa membangun dinding terhadap orang-orang yang seharusnya diberi jarak untuk menjauhi kehidupan privasi. One thing for sure, I don't think what they said, as long as it's fake. Gue nggak peduliin mereka yang bilang A, B, sampai Z. Toh, sekarang gue dikelilingi oleh orang-orang yang memang selalu ada buat gue. Rela jadi tong sampah cerita gue, masih mau ngatain "bego" kalau gue salah ambil langkah, berani ngomong "anjing" di depan muka gue, meluk gue disaat rasanya semua orang meninggalkan gue, tertawa bareng, jalan loncat-loncat like we're 10, nyanyi di lorong sekolah kenceng-kenceng, selalu bilang "Nit, lupain aja daripada kebawa pikiran," dan selalu bilang kalau ada apa-apa. Mereka selalu menenangkan gue. Gue sayang mereka. Nggak pake koma, cuma titik. Mungkin suatu hari nanti k

Mt. Salak

Hi. Malam ini sunyi, hanya ditemani suara jangkrik, dan derasnya air kali yang mengalir. No. Rumah gue nggak kebanjiran. No. Gue nggak sejorok itu main di kali Jakarta. Tapi sekarang gue ada di Gunung Salak. Jadi Eyang punya tanah yang lumayan di sini.. kali ini gue menginap di penginapan keluarga, yang kalau ke halaman langsung berhadapan ke kali (lupa namanya apa)-_- yang masih bersiiih, jerniiih, bisa mandi disitu. Rasanya bangga melihat Eyang gue bekerja keraa hingga sekarang anak-cucu-cicitnya bisa menikmati hasil jerih payahnya. Bukan sekedar menikmati, tapi juga ikut menjaga. Gue, sebagai remaja kota, lahir dan tumbuh di Jakarta, yang hampir setiap hari selalu bermacet ria di jalanan, kali ini benar-benar bisa menikmati hidup. Semua penat dari kehidupan sekolah, bisa dilupakan bareng keluarga. Senang rasanya bisa melupakan kehidupan gue, walau cuma sesaat. Rumah disini dindingnya masih batu bata, jadi merah gitu. Di satu kamar, dibuat ranjang atas dan ranjang bawah. Bukan

Dear Gendis

A little bit late, sih. But... HAPPY BELATED BIRTHDAY, ENCI TER-SA-YANG! Lo udah tua sekarang, udah legal, keep that innoncence ya.. Jaga diri baik-baik, tetap yang terbaik, jangan malas ngerjain tugas sama PR. Kejar cita-cita lo yang tinggi itu ya, Ndis. Inget deh, awal kita saling kenal gimana. Masuk di kelas yang sama, dan lo duduk persis di belakang gue. Awalnya gue duluan yang sksd ke lo pas pesatren kilat, padahal kita nggak pernah dekat. Gue minta lo follow gue di twitter, terus lo minjemin hp deh biar gue ngetik username gue. Karena bingung mau sama siapa lagi, gue nempelin lo selama pesantren kilat. Begitu pesantren kilat selesai, kita kaya nggak pernah kenal lagi. Terus awal kita bisa dekat waktu lo lagi dibantuin Tasha biar jadian sama R. HAHA gue sensor, ya! Inget banget jadian lo itu tanggal bagus banget. 12-12-12. HAHAHA, sebenarnya gue bisa inget karena tanggal itu premierenya film 5Cm sih, Ndis. Gue inget nemenin lo sampe lo dijemput atau bantuin lo

Count Our Blessing

Menjadi seorang penulis itu memang aneh. Dikala bahagia, nggak ada satu inspirasi yang bisa dijadikan dasar untuk menulis. Waktu galau, marah, bete, inspirasi yang muncul langsung banyaaaak banget. Nggak terasa, pertama kali gue menulis blog ini kira-kira dua tahun yang lalu. Waktu gue masih menjadi seorang junior yang sangat polos di bangku SMA. Hari demi hari pun berlalu hingga berganti tahun. Sekarang, gue udah menjadi siswi senior di SMA ini. Iya, SMA yang dulunya gue hina-hina karena nggak niat sama sekali untuk masuk di sekolah ini. Gue mencoba belajar untuk bersyukur dengan apa yang gue punya sekarang. Masih banyak anak Indonesia yang masih belum bisa bersekolah dengan layak, apa layak gue mengeluh bersekolah? Tahun-tahun ini mungkin sangat berat untuk kita semua, the seniors, ya? Kita tinggal selangkah lagi untuk melepas seragam yang udah kita pakai selama bertahun-tahun. Dari mulai putih-merah, putih-biru, hingga sekarang... putih-abu. Mayoritas, sudah berumur 17th. U

Teratai Merindukan Warna

Gue adalah tipe introvert. Cenderung jadi si pendiam yang memiliki banyak teman. Entah kenapa gue seperti ini. Pendiam di kalangan orang asing, namun si gila oleh sahabat. I'm a freak. Gue suka gambar dari kecil, bukan manga , tetapi lebih ke doodle, sketch, dan desain baju. Mimpi gue tinggi, dan kebanyakan orang bilang "Nggak mungkin, Nit." Gue suka baca buku dan bisa sampai nangis gara-gara baca novel sedih, kaya My Sister's Keeper  contohnya. Ada ya, cewek yang bisa melahap buku-buku? Dari mulai seri empat musim Ilana Tan yang masih tergolong tipis, sampai Angels and Demons  yang tebalnya enak banget buat dijadiin ganjelan pintu. Gue juga sukaaa banget sama yang namanya menulis. Mau nulis cerpen, novel, karya ilmiah, sampai blog kaya gini. Mama selalu bilang, " De, Mama punya feeling kalau kamu emang dilahirkan untuk menjadi penulis ." Aamiin... (Ma, it's not my purpose sih.. Tapi yaa aamiin...) Banyak orang yang benci menulis dan membaca, tapi gu

Renungan Malam

I've failed a lot. I've fell, many. Tonight everything seems so blue. Oh God, can I just be happy for once? I'm counting my blessing... but something's wrong. What happen with me? It feels like my heart is falling apart into million pieces. How many times I've failed in love? Well, it's the second. I think. Perhaps. The first is the one that I've wrote long time ago, the one that haunted my junior high school. The second is... right now? LOL. I don't even know why I write this. This is soooooooo cheesy and soooo boring to write. No, I won't write about my sadness. No, I won't write about him. No, I won't be that girl. What I wanna say is... about LOVE. Have you heard about that word? One simple word, that easy to say, hard to do, and has lots of meanings. Love isn't just a feeling between a woman and a man. Actually, we are surrounded by love. Though it's between a human and his/her pet, a bond between p

Mom

Entah ini yang ke berapa kalinya gue nulis tentang sosok idaman gue. Sosok yang selalu ada untuk gue, disaat terpuruk ataupun disaat senang.Sosok yang menjadi contoh. Sosok yang gue llihat seperti Julie Andrews dan Audrey Hepburn. She is.. Mama. Mama itu stylist, tapi stylist orang jadul yang nggak out of trend deh. Gayanya kaya Audrey, sama Julie. Anggun. Sifatnya... tegas, dan disiplin. Beliau benci sama orang-orang yang nggak punya sopan santun, berapa pun usianya. Mama dan gue seriiiiiiiing banget berantem. Durhaka banget ya, gue jadi anaknya. Tapi ada saatnya ketika kita jadi sahabat, yang selalu kompak. Kalau menurut beliau sikap gue lagi nyebelin, beliau pasti ngomong, " De, inget kamu dulu ngomong apa ke Mama? Kamu dulu pernah ngomong, 'Ma, jangan tinggalin Ade ya... Kita harus kompak, sama-sama terus. " Kalau udah kaya gitu biasanya gue nangis dan langsung meluk dia. Gue ga inget umur berapa gue ngomong gitu, tapi kata beliau dari sebelum SD gue ngom

Dari hati, mata, otak, dan telinga

Ada saatnya, ketika hati tidak seirama dengan mata. Ketika hati tidak bisa melihat kenyataan yang telah terjadi. Ketika ingin menutup mata, namun tidak bisa. Kenyataannya jauh lebih menyakitkan daripada yang diharapkan. Ada saatnya, ketika hati tdak seirama dengan otak. Segala macam logika dan pikiran rasional terkalahkan oleh perasaan yang tidak logis. Ketika hati memaksa untuk menjadi egois. Ada saatnya, ketika hati tidak seirama dengan telinga. Hall-hal yang diharapkan untuk diucapkan, tak kunjung terdengar. Justru hal menyakitkan yang selalu terdengar. Apa jadinya jika hati, mata, otak, dan telinga tidak seirama pada waktu yang bersamaan? Bagaimana caranya aga semua ini seirama? Bagaimana caranya untuk menghilangkan keegoisan ini dan bisa menghadapi kenyataan? *** Lately, I feel like.. I hate my senior year. I thought senior year will be filled with lots of fun (selain pr), but actually.... IT HAS LOTS OF HIGH SCHOOL DRAMA. WHY IS... SMA PENUH DRAMANYA, SIH? Ba