Skip to main content

Renungan Malam

I've failed a lot.
I've fell, many.

Tonight everything seems so blue. Oh God, can I just be happy for once? I'm counting my blessing... but something's wrong. What happen with me? It feels like my heart is falling apart into million pieces.

How many times I've failed in love? Well, it's the second. I think. Perhaps. The first is the one that I've wrote long time ago, the one that haunted my junior high school. The second is... right now? LOL. I don't even know why I write this. This is soooooooo cheesy and soooo boring to write.

No, I won't write about my sadness.

No, I won't write about him.

No, I won't be that girl.

What I wanna say is... about LOVE.

Have you heard about that word? One simple word, that easy to say, hard to do, and has lots of meanings. Love isn't just a feeling between a woman and a man. Actually, we are surrounded by love. Though it's between a human and his/her pet, a bond between parents and their child, and many more.

How do you define love?
.....

No one could answer this.

Maybe, just maybe. Love is something that's so surreal, butterflies in your stomach, something that makes you wish upon a star, something that makes you pray to God, something that can makes you happy and sad in the same time.

Sometimes, we have to keep the Love. We have to keep it deep in the bottom of our heart. No one could live without a love, even the mafias. But, do you know how to love someone / something?

To love someone / something, we have to let it be, let it flow, and let it go. Let it leads you, don't take any rush. Keep it slow, make it bittersweet. When you love someone / something, you'll let them choose. When you love someone, you'll be happy for them even it makes you cry.

When everything's breaking....
Cry. As long as it could be.
Scream. To the atmosphere.
Laugh. Before it's forbidden.

When you failed, it means that God loves you. Trust Him. He'll give you the better one for the future. Keep praying, keep your hopes, keep the faith. He listens to our prayer. It's normal to feel like you're at the lowest part of everything. But, when the time's ready... Love will come to you, unexpectedly, unconditionally, perfectly. When the time's ready, brace your self. Chin up.

Dear Girls,
Before loving a boy please remember one thing. You're surrounded by the people who loves you. The one that accept your appearance whether it's good or bad. The people are... your family, and your friends. Love them first before the boy. When you love a boy, it means that you have to be prepared to be broken. To be strong.

Well, I'm not interesting to love someone (re: boy). I'm not ready for it. I'm too young to be sad, I'm totally unprepared for it. I'm not a GIRL, yet a WOMAN. But I'm a YOUNG LADY. We (women) are born with beauty. We have to keep that beauty from the inside and outside. We have to be independent. It's the era of Girl Power.

Dear Boys,
Shut up with that bullshits. We (women) are too smart to believe in your sweet words.

Comments

Popular posts from this blog

Self Reflection

I haven't wrote anything. But will try to write... again. 4 tahun yang lalu, gue menuliskan tentang masa-masa menjadi maba  (mahasiswa baru) yang baru saja selesai melaksanakan PKKMB. Hari ini, beberapa teman angkatan 2015 sudah melaksanakan wisuda. Gue belum, semoga tahun depan mendapatkan giliran. Aamiin... Btw , entah mengapa pukul segini memang enak untuk menjadi sendu. Bukan sendu dalam konotasi negatif, tetapi cenderung ke arah positif. Tiba-tiba, jadi mengenang apa saja yang terjadi selama 4 tahun belakangan ini. Masa-masa di mana gue melepas seragam putih-abu, dan menggantinya dengan pakaian bebas. Malam ini menjadi sebuah renungan terhadap diri sendiri, atas apa yang telah dicapai, kesalahan, kebahagiaan, pertemanan, dan lain sebagainya. Katanya, kuliah adalah masa terakhir sebelum menghadapi dunia nyata. Katanya, semakin kita dewasa, kita cenderung menjadi realistis... mematikan cita-cita di dalam diri. Mematikan jiwa anak-anak yang ada di dalam hati. ...

Tentang Kehilangan, Melepaskan, dan Melupakan

People come and go. They could be a lesson or a blessing. Menjadi orang dewasa yang penuh tanggung jawab itu adalah sebuah ironi. Di satu sisi, sekarang aku bisa melakukan apapun yang dari dulu ingin aku lakukan. Di lain sisi, bebannya pun semakin menumpuk. Pekerjaan, mencari nafkah, menanggung hidup, waktu yang sedikit untuk berpelesir, dan juga relasi yang kian mengecil (entah apakah mengecil, atau kami semua hanya tidak bisa bertemu karena waktunya selalu bentrok). Aku bukanlah lagi Nita yang sama ketika aku memulai blog ini, dan aku bahkan berbeda dari diriku 5 tahun yang lalu. Kini usiaku akan beranjak 27 tahun, dan fase quarter life crisis  ini seperti tidak ada habisnya. Sudah 2 bulan terakhir ini, aku insomnia, sesak napas (bukan asma), tangan bergetar, dan selalu mengulang mimpi yang sama setiap harinya. Semua itu disebabkan oleh satu orang yang selalu muncul di dalam pikiran aku. Orang yang tidak mungkin untuk hadir kembali ke dalam hidup aku mungkin untuk selamanya. Kala...

Sarkas

Mungkin memang saya yang terlalu baik, saya yang bodoh, saya yang terlalu naif, dan saya yang selalu berpikir optimis. Semua ucapan orang yang memperingatkan agar selalu hati-hati... Saya abaikan. Saya mau tidak mau menerima semua resiko walaupun kini saya tahu rasanya. Dunia itu kejam dan saya seharusnya tahu. Saya seharusnya mendengar setiap rambu yang ditujukan kepada saya. Rasanya? Marah. Sedih. Merasa bodoh. Semua menjadi satu. Saya kini tahu seperti apa diri anda yang sesungguhnya. Anda.... bukan hanya seorang, tapi kumpulan orang yang sejenis. Hah, ternyata, wajah kalian pun bukan hanya dua. Namun terbagi menjadi seratus. Kalian dengan eloknya berganti wajah pada setiap orang. Ternyata, mulut manis kalian tidak semanis yang selama ini saya dengar. Mulut kalian memang manis di depan saya, tapi pahit di belakang saya. Ternyata, kalian bahkan kejam antar sesama kalian. Sangat tidak manusiawi. Lalu, Apakah saya masih pantas menyebut kalian manusia? Kalian senang menyerang ora...

Pancasila, Nasionalisme, dan Eyangkung

Mungkin Eyangkung (Eyang Kakung, Kakek dalam bahasa Jawa) benci disebut-sebut sebagai pahlawan. Tapi, memang kenyataannya begitu. Tidak akan ada Indonesia tanpa Eyangkung dan para pahlawan yang lain. Eyangkung saya bernama Eyang Toegijo Kartosandjojo, beliau lahir di Solo pada 17 Agustus 1919. Eyangkung bersekolah di Neutrale H. I. S Solo dan beliau berprestasi di sekolahnya. Karena prestasi itulah beliau dibebaskan dari les persiapab masuk M. U. L. O. dan pada akhirnya beliau berhasil masuk tanpa melalui tes ujian masuk. Sebagai cucu kesekian, saya sangat bangga mempunyai sosok Eyangkung. Karena beliau, saya selalu bersumpah akan membawa nama baik keluarga. Saya nggak mau menjelekkan nama baik keluarga besar, saya nggak mau dibilang, "cucu pahlawan kok seperti itu?" (Walaupun saya ini memang tergolong bandel sih, cuma bandelnya masih sebatas wajar). Walaupun beliau wafat setahun sebelum saya lahir, banyak cerita yang sudah saya dengar maupun foto-foto beliau yang saya l...

Catching Up!

It's 2022 now. This blog somehow becomes the witness of my growth. I started this blog back in 2012, thus.. I'm already on blogger for 10 years. This blog lasts longer than my relationship, ever! 10 years have passed.. I was 15 yo, and now I'll be turning 25 this December. what do I do now? Am I the same old Nita? Am I better? Do I become stranger to some people? The answer is.... My life gets boring, if you ask. I'm living a typical adult life; working, working, working, working, and working. Oh, almost forget. I also become a mother of one, a daughter named Hagia. So, it's like balancing life among working, be a mother, socializing, and most of the time.. resting. I become more quite than I was in college or freshgrad days. I become anti-social. I enjoy being alone instead of get trap around people. I enjoy drinking my matcha-latte, while reading book.. or just simply scrolling through my Instagram or TikTok. I enjoy to have exercise once in awhile. I enjoy my bus...