Skip to main content

The Pride of Indonesian

Bisa terlihat jelas sih topik yang kali ini gue akan tulis apa. Yup, tentang negara kita, Indonesia. Sejujurnya, setiap 17 Agustus itu gue gampang baper, lho. Membayangkan bagaimana para pahlawan dulu berjuang untuk memerdekakan negara ini. Tetes darah dan keringat sudah bersatu di tubuh mereka, suara tembakan dari berbagau penjuru, benar-benar terbayang di dalam pikiran gue setiap mendengar lagu-lagu wajib nasional Indonesia. Bahkan, pada awalnya Indonesia Raya saja hanya bisa dimainkan dengan biola agar para penjajah tidak tahu makna lagu ini. Rasanya, Indonesia itu memang uber alles, deh.

Gue selalu merinding setiap mendengar atau melihat sesuatu yang berhubungan dengan Indonesia. Entah dari lagu wajibnya, dari alat musik tradisionalnya, dari kebudayaannya, dari gugusan pulaunya yang banyaaaaak banget. Memang Indonesia masih menjadi negara berkembang, sebuah negara yang kalah dari Korea Selatan walaupun mempunyai usia kemerdekaan yang sama. Tetapi gue yakin, Indonesia akan menjadi pimpinan bangsa lain, suatu hari nanti. Entah 5 tahun lagi, atau bahkan ketika gue sudah meninggal.

Optimisme gue akan Indonesia tidak akan pernah padam. Walaupun gue memang ingin berkelana keliling dunia, mendapatkan gelar pendidikan di sana-sini, gue tahu... suatu saat nanti Indonesia adalah tempat gue berpulang.

Gue belum menjadi penduduk Indonesia yang baik. Masih sering bolos, telat, terkadang melakukan KKN kecil-kecilan untuk memuaskan ego sendiri. Tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, gue akan berubah juga. Secara dinamis, membangun Indonesia bersama penduduk lainnya.

Jadi, ayo kita bersama-sama membangun Indonesia. Entah dengan cara melestarikan budaya, atau terus berkarya. Setiap langkah kecil untuk kebaikan itu selalu bermanfaat, kok.

Indonesia tidak akan kalah di dalam era MEA. Indonesia akan terus terlibat di dalam SDGs.

Aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

Pancasila, Nasionalisme, dan Eyangkung

Mungkin Eyangkung (Eyang Kakung, Kakek dalam bahasa Jawa) benci disebut-sebut sebagai pahlawan. Tapi, memang kenyataannya begitu. Tidak akan ada Indonesia tanpa Eyangkung dan para pahlawan yang lain. Eyangkung saya bernama Eyang Toegijo Kartosandjojo, beliau lahir di Solo pada 17 Agustus 1919. Eyangkung bersekolah di Neutrale H. I. S Solo dan beliau berprestasi di sekolahnya. Karena prestasi itulah beliau dibebaskan dari les persiapab masuk M. U. L. O. dan pada akhirnya beliau berhasil masuk tanpa melalui tes ujian masuk. Sebagai cucu kesekian, saya sangat bangga mempunyai sosok Eyangkung. Karena beliau, saya selalu bersumpah akan membawa nama baik keluarga. Saya nggak mau menjelekkan nama baik keluarga besar, saya nggak mau dibilang, "cucu pahlawan kok seperti itu?" (Walaupun saya ini memang tergolong bandel sih, cuma bandelnya masih sebatas wajar). Walaupun beliau wafat setahun sebelum saya lahir, banyak cerita yang sudah saya dengar maupun foto-foto beliau yang saya l

The Art of Getting By

Hola! Ini mungkin adalah salah satu film favorit gue. Why? Karena pemerannya Emma Roberts sama Freddie Highmore. They're the best entertainers of all time. I watch this move like over a year ago, but still. I can remember it clearly. George ( Freddie Highmore ) is a fatalistic high school senior who is a gifted artist. George is often haunted by the realization that he will die someday. He ceases to complete his homework, as he feels that everything seems meaningless. As a result, he is put on academic probation. The next day, George goes up to the school roof and sees Sally ( Emma Roberts ) smoking. When a teacher comes up, George quickly pulls out a cigarette and takes the blame. Sally meets up with George to thank him, and though George is at first reluctant to talk to her, he soon warms up to her. On Career Day, George meets a young artist, Dustin and is inspired by his thoughts about life. He brings Sally with him to visit Dustin and it becomes appare

Butterfly, FLY AWAY

What do you see? Is it a butterfly? *** Mungkin menurut orang, binatang ini adalah yang paling cute, unyu, dan lovable banget. Tapi menurut gue..... Kupu-kupu sucks. Gue juga ngga ngerti kenapa gue itu jadi takut-jijik-illfeel gitu sama kupu-kupu. Sepertinya itu menular dari kakak gue juga....... Dulu gue sempet takut sama kupu-kupu. Terus tiba-tiba engga takut lagi gara-gara disuruh coba pegang sayapnya sama Mba Tita. Saat itu gue merasa kaya, "Ih wow, sayapnya alus bangeeettt. Jiplak lagi di tangan." Tapi..... ngga tau kenapa rasa untuk menghindari kupu-kupu kembali meruak ke permukaan. Perasaan itu pun masih terbenam di dalam hati gue. Kalo ada yang nanya