Malam ini rasanya gue mendapatkan tamparan keras. Seperti diingatkan untuk terus bersyukur dan hidup menjadi manusia yang sebaik-baiknya. Jadi manusia memang penuh cobaan, itu karena Tuhan ingin menguji hamba-Nya. Tuhan yakin pasti manusia-Nya bisa melalui itu semua.
Sudah lebih dari sebulan ini kondisi psikis gue nggak stabil. Rasanya stress. Mood hancur. Bisa tiba-tiba senang, sedih, nangis, ketawa di saat yang bersamaan. Mungkin karena persiapan skripsi? Mungkin karena beberapa konferensi yang akan gue ikuti? Mungkin karena teman? Mungkin karena cinta? Mungkin karena keluarga? Entahlah. Rasanya serba salah.
Hari ini, gue merasa jauh lebih baik.
Gue semakin menyadari, kalau gue sebenarnya nggak pernah sendirian. Masih banyak yang peduli dan sayang. Terutama Tuhan.
Junior gue, Nanda, malam ini tiba-tiba mengirimkan sebuah pesan melalui fitur instagram story. Akhir-akhir ini kami memang sering bertukar cerita, dari mulai saling tangis lalu ketawa terbahak. She is obviously my little sister here. I am glad that she trusts me. Terima kasih sudah menjadi adik perempuan gue ya, Nanda *much love*
"Everything happens for a reason." Kutip Nanda di igstory.
Gue langsung termenung, mengiangkan kalimat itu berkali-kali. Iya, semuanya terjadi karena alasan.... sebuah alasan yang pada awalnya hanya Tuhan yang tahu.
Gue sejak lahir menjalani berbagai macam cobaan, itu karena Tuhan sudah mempersiapkan alasan yang indah untuk hidup gue nanti.
Gue bertemu dengan Nanda, satu-satunya junior perempuan di kampus, yang bisa saling bertukar pikiran, bercanda, ledek-ledekan, menjalani hidup yang hampir serupa, dan telepon 2 jam lebih. Kita kenal belum sampai setahun, tapi rasanya kita sudah kenal bertahun-tahun. Mungkin ini alasan Tuhan mempertemukan gue dengan dia, supaya gue dan dia bisa saling menguatkan.
Gue bertemu dengan anak Cuenk, gerombolan anak slengean, seneng main, seneng cabut tapi seneng belajar juga. Mungkin ini alasan Tuhan mempertemukan gue dengan mereka, supaya gue bisa lebih luwes dengan hidup. Karena mereka, untuk pertama kalinya selama hidup, gue bisa ketawa lepas sampai asma dan nangis, 2 hal yang nggak pernah gue lakuin selama masa sekolah.
Gue bertemu dengan para bapak-ibu dosen hebat, yang benar-benar menganggap gue bukan hanya sekedar muridnya, tetapi sebagai anak (semoga). Setiap nilai jelek ditanya, "kamu ada masalah ya, Nita? Nilai kamu nggak pernah segini. Inget lho, cerita ke ibu ya kalau ada masalah." Setiap sakit nggak masuk kelas seminggu, begitu ketemu, bilang: "Kamu jangan capek-capek, Nita. Ayo ah, jaga kesehatan! Mimpi kamu masih banyak." Setiap papasan selalu terkadang ditanya, "Nitaaa, sudah makan belum? Yuk ikut makan." Mungkin ini alasan Tuhan mempertemukan gue dengan mereka, untuk menjadikan gue sosok yang lebih bisa menghargai orang dengan berbagai macam karakter.
Gue bertemu dengan close friends Instagram, juga dengan sebuah alasan. Gue belum tahu alasannya apa, yang jelas ini sudah jalan Tuhan.
Di salah satu close friends, ada satu sosok juga yang mungkin memang diarahkan Tuhan untuk bertemu dan berkenalan dengan gue. Semoga, dia adalah alasan indah yang sudah dipersiapkan nanti.
Karena alasan-alasan Tuhan tersebut, rasanya ini lebih mempermudah gue untuk bersyukur dan memaafkan dengan ikhlas. Lebih bisa lapang dada, legowo, apapun istilahnya. Memang masih terasa susah, tapi semakin yakin kalo gue hidup untuk sebuah alasan bahagia. Dan untuk memperolehnya, gue harus lebih banyak bersyukur, lalu memaafkan masa lalu. Doakan saja yang terbaik bagi mereka yang pernah menyakiti, semoga mereka kelak sadar akan kesalahannya. Hirup oksigen sebanyak mungkin, anugerah Tuhan mana lagi yang bisa didustakan?
La Tahzan, artinya jangan bersedih.
Hakuna Matata, artinya means no worries.
Carpe diem, artiny seize the day.
:)
*sumber GIF: Giphy.com
Comments
Post a Comment