Skip to main content

Teruntuk Beliau

Hai, kamu yang di sana.
Aku di sini hanya mampu diam tak bersua.
Mempertanyakan keberadaanmu.
Dan mengharapkan pelukan semu.
Kamu bukan siapa-siapa, memang.
Aku dan kamu tidak lebih dari orang asing.

Hai, kamu yang di sana.
Aku hanya ingin bertanya "mengapa"?
Apa itu sulit untuk dijawab?
Padahal... itulah awal bab.
Aku selalu merasa sendiri.
Tetapi mengapa kamu mampu berdiri?

Hei, kamu yang di sana.
Kapankah kita akan bersapa?
Jika benar ada keajaiban...
Apakah kamu mengingatku? Kuharap, mungkin.
Bolehkah aku merasa dibuang?
Lalu pantaskah aku haus kasih sayang?

Hei, kamu yang di sana.
Dengan wajah di balik layar yang ceria.
Aku tahu kita tak boleh dendam.
Tetapi rasa itu tak pernah padam.
Kamu yang penuh ancaman.
Membunuhku... perlahan.

Hei, kamu yang di sana.
Apakah kamu manusia?
Dengan teganya menelantarkan anugerah terindah.
Lalu... Apa kamu tidak tahu kalau aku lelah?
Sekarang atau nanti...
Aku akan menyerah dan berhenti.

Hei, kamu yang di sana.
Kamu yang tidak punya wibawa.
Nanti, saat tiba waktuku..
Kuharap kamu mengetahui keberadaanku.

Comments

Popular posts from this blog

Pancasila, Nasionalisme, dan Eyangkung

Mungkin Eyangkung (Eyang Kakung, Kakek dalam bahasa Jawa) benci disebut-sebut sebagai pahlawan. Tapi, memang kenyataannya begitu. Tidak akan ada Indonesia tanpa Eyangkung dan para pahlawan yang lain. Eyangkung saya bernama Eyang Toegijo Kartosandjojo, beliau lahir di Solo pada 17 Agustus 1919. Eyangkung bersekolah di Neutrale H. I. S Solo dan beliau berprestasi di sekolahnya. Karena prestasi itulah beliau dibebaskan dari les persiapab masuk M. U. L. O. dan pada akhirnya beliau berhasil masuk tanpa melalui tes ujian masuk. Sebagai cucu kesekian, saya sangat bangga mempunyai sosok Eyangkung. Karena beliau, saya selalu bersumpah akan membawa nama baik keluarga. Saya nggak mau menjelekkan nama baik keluarga besar, saya nggak mau dibilang, "cucu pahlawan kok seperti itu?" (Walaupun saya ini memang tergolong bandel sih, cuma bandelnya masih sebatas wajar). Walaupun beliau wafat setahun sebelum saya lahir, banyak cerita yang sudah saya dengar maupun foto-foto beliau yang saya l

The Art of Getting By

Hola! Ini mungkin adalah salah satu film favorit gue. Why? Karena pemerannya Emma Roberts sama Freddie Highmore. They're the best entertainers of all time. I watch this move like over a year ago, but still. I can remember it clearly. George ( Freddie Highmore ) is a fatalistic high school senior who is a gifted artist. George is often haunted by the realization that he will die someday. He ceases to complete his homework, as he feels that everything seems meaningless. As a result, he is put on academic probation. The next day, George goes up to the school roof and sees Sally ( Emma Roberts ) smoking. When a teacher comes up, George quickly pulls out a cigarette and takes the blame. Sally meets up with George to thank him, and though George is at first reluctant to talk to her, he soon warms up to her. On Career Day, George meets a young artist, Dustin and is inspired by his thoughts about life. He brings Sally with him to visit Dustin and it becomes appare

Butterfly, FLY AWAY

What do you see? Is it a butterfly? *** Mungkin menurut orang, binatang ini adalah yang paling cute, unyu, dan lovable banget. Tapi menurut gue..... Kupu-kupu sucks. Gue juga ngga ngerti kenapa gue itu jadi takut-jijik-illfeel gitu sama kupu-kupu. Sepertinya itu menular dari kakak gue juga....... Dulu gue sempet takut sama kupu-kupu. Terus tiba-tiba engga takut lagi gara-gara disuruh coba pegang sayapnya sama Mba Tita. Saat itu gue merasa kaya, "Ih wow, sayapnya alus bangeeettt. Jiplak lagi di tangan." Tapi..... ngga tau kenapa rasa untuk menghindari kupu-kupu kembali meruak ke permukaan. Perasaan itu pun masih terbenam di dalam hati gue. Kalo ada yang nanya