Skip to main content

Ch335y 5und4y (PART 2)

Bagaimana rasanya dicintai dan mencintai? Dalam konteks ikatan antara wanita dan pria, tentunya. Saya bertanya pada diri sendiri dan belum terjawab hingga sekarang.

Bagaimana rasanya dicintai? Pasti menyenangkan rasanya, kan? Saya pernah merasakan dicintai, dan mungkin memang masih ada yang mencintai saya dengan tulus, tetapi mengapa rasanya saya kesepian?

Apakah karena saya berharap jika orang yang saya cintai juga mencintai saya? Iya, saya mengerti bagaimana untuk mencintai tetapi saya lupa bagaimana rasanya dicintai. Tunggu, bukannya saya haus kasih sayang, bukan saya ingin dia membalas perasaan saya, sungguh... bukan begitu. Saya tidak berharap apapun darinya. Saya hanya ingin memberikan segalanya untuk dia, asal dia bahagia dan tertawa. Tidak pernah terlintas di benak saya untuk bersanding bersama dia, karena saya tahu kami berdua bagai air dan minyak.

Entah apa yang membuat saya jatuh cinta dengannya. Mungkin pada awalnya saya hanya merasakan kekaguman namun, entahlah. Saat kami berdua masih belum mengenal satu sama lain, saat pertama kali kami berjumpa, saya langsung terpikat olehnya. Seakan-akan di sekelilingnya terdapat medan magnet yang begitu kuat, yang bahkan dia sendiri tidak menyadarinya. Astaga, bahkan saya masih ingat setiap detail yang mungkin dia tidak akan mengingatnya.

Mungkin ini resikonya bagi seseorang yang selalu memerhatikan detail di sekelilingnya. Dari mulai bagaimana kondisi ruangan saat itu, di barisan mana dia berada, bagaimana teriknya hari itu, saya mengingat setiap sudutnya. Kemampuan saya dalam menganalisa sekeliling pula yang menjadi bumerang bagi saya ketika bertemu dengannya.

Mau tidak mau saya selalu ingat tentang warna baju dan celana jins yang dia kenakan, tas yang dia pakai, pulpen yang diselipkan di dalam buku, dan bagaimana cara dia duduk. Banyak kenangan di hari pertama saya dengannya yang tidak mungkin saya curahkan semua di sini.

Pertemuan selanjutnya hanya terjadi beberapa kali dan tidak rutin. Kami berdua pun belum berkenalan, namun saya sudah mengetahui namanya. Dulu, saya masih ingat bagaimana saya selalu kabur jika berhadapan dengannya. Saya masih ingat bagaimana saya selalu berusaha memalingkan wajah walau rasanya hati tidak mau. Saya masih ingat bagaimana gugupnya jika melihat dia di lorong ujung, dan buru-buru membalikkan badan untuk menghindarinya. Yang saya tahu, saya tidak berani untuk menatapnya lama-lama.

Setiap hari sejak hari pertama bertemu dengannya, saya selalu berdoa:

"Ya Tuhan, izinkanlah hamba untuk bertemu dengannya. Hamba tidak tahu mengapa, tetapi hamba hanya ingin melihatnya walau dari jauh."

Seperti keajaiban, doa saya selalu terkabul. Dulu pasti saya selalu diberi kesempatan untuk mengamatinya, walau tidak bertegur sapa.

Perlahan, saya berhasil mengatasi rasa gugup itu. Kami berdua mulai mengenal satu sama lain, walau tidak resmi berkenalan. Kami bukanlah lagi orang asing seperti dulu. Di hari sejak kami mengenal, saya selalu berdoa setiap hari. Ketika selesai melaksanakan shalat wajib maupun sesudah membaca doa tidur dan Ayat Kursi, tak lupa saya selalu menyebutkan namanya di dalam doa saya:

"Ya Tuhan, jika memang dia baik untuk saya, maka dekatkan hamba dengannya. Jika dia buruk untuk saya, jauhkan hamba darinya dan dekatkanlah dengan yang lebih baik.

Ya Tuhan, hamba yakin jika setiap manusia dilahirkan sebagai orang baik. Jika dia memang tidak baik untuk hamba, tolong carikanlah sosok yang baik untuknya. Sosok wanita yang bisa membahagiakannya dan menjadikannya jauh lebih baik daripada dia yang sekarang hamba kenal."

Hingga detik ini, saya selalu berdoa seperti itu. Saya tahu Tuhan mendengar doa saya dan memberikan yang terbaik menurut-Nya. Walaupun harus saya akui, terlalu banyak air mata dan gumaman batin tentangnya, saya percaya takdir-Nya. Walaupun saya tidak kuasa untuk menahan tangis ketika melihat dia bahagia bersama orang lain, saya ikhlas. Bagaimanapun, itu adalah doa saya untuknya.

Beribu kali mencoba, saya selalu gagal memalingkan hati darinya. Dia selalu membuat saya terjebak di siklus yang sama. Mungkin saya memang butuh waktu agar dapat menetralkan perasaan saya untuknya, ya, saya hanya butuh waktu. Entah kapan. Atau mungkin, saya memang tidak akan pernah bisa.

Saya butuh waktu untuk mengetahui apa yang sebenarnya saya ingingkan. Saya tahu saya mencintainya, tetapi saya tidak tahu apakah kami memang diciptakan untuk bersama.

Setiap detik saya selalu bersyukur karena kami bertemu, namun setiap detik saya juga selalu bertanya-tanya,

"Bagaimana kalau kami tidak pernah bertemu?"

"Apakah dia datang sebagai pelajaran hidup untuk saya?"

Bahkan hingga hari ini, setelah melewati 104.286 minggu, kami berdua belum pernah resmi berkenalan. Saya tahu namanya, dia tahu nama saya. Semuanya terjadi begitu saja.

Ya Tuhan, tolong jaga dia.

Comments

Popular posts from this blog

Finger Crossed.

Hari ini tanggal 01 Maret 2013.. Impian dari masa kecil gue semoga akhirnya bisa terwujud. Seleksi AFS keberangkatan tahun 2014 dimulai. Kita udah bisa mulai registrasi. Pendaftarannya dimulai dari hari ini atau besok s/d 14 April 2013 kalo ngga salah. And I have to get my Surat Keterangan Sekolah as soon as possible. Wish me luck!! :(

True Colors

Lagu ini udah ada sejak gue kecil. Gue lupa siapa penyanyi aslinya, tapi yang jelas lagu ini udah di cover banyak orang. Sejak kecil gue seriiiiing banget dengerin lagu ini dimana-mana. Dan gue suka sama lagu ini. Sejak gue masih belom bisa A - B - C, Bahasa Indonesia aja masih ngaco apalagi ngerti Bahasa Inggris, gue suka lagu ini. Lagu ini tuh sesuatu. Dan gue pun akhirnya udah download lagu ini, tapi versi yang dinyanyiin Glee Cast. Terus finally juga udah tau maksud dari lagu ini. Here's the Lyric... You with the sad eyes Don't be discouraged Oh, I realize It's hard to take courage In a world full of people You can lose sight of it all And the darkness inside you Can make you feel so small But I see your true colors Shining through I see your true colors And that's why I love you So don't be afraid to let them show Your true colors True colors Are beautiful like a rainbow Show me a smile then Don't be unhappy Can't remember when I last saw

Two Worlds Collide

So I was listening to this song last night. Pretty old, it was from Demi Lovato's first album, Don't Forget. The lyrics really got me... Well probably, now I'm on Demi's phase back then when she was really insecure with her self... *** "Two Worlds Collide" She was given the world So much that she couldn't see And she needed someone to show her, Who she could be. And she tried to survive Wearing her heart on her sleeve But I needed you to believe You had your dreams, I had mine. You had your fears, I was fine. You showed me what I couldn't find, When two different worlds collide. La dee da dee da She was scared of it all, watching from far away. She was given a role, never knew just when to play. And she tried to survive Living her life on her own Always afraid of the throne But you've given me strength to find home. You had your dreams, I had mine. You had your fears, I was fine. You showed me what I couldn't find, When

Satu Dunia, Satu Tapak, Dua Rasa

Dalam gelap, seketika mata menjadi buta. Alunan musik nan lembut telinga telah tuli. Di sebuah pengungkapan, mulut seolah terjahit bisu. Dan di dalam perasaan ini, hati seketika bergejolak. Diam. Tak bergeming. Merelakan angin mencium raganya. Hanya mengamati dan menjaga. Tak berani unjuk diri untuk membela hati yang merana. Andaikan kelak bumi dan langit berjumpa, Bertemu di bentangan dunia, Apa kita dapat berhadapan di setapak yang sama? Memandang satu sama lain. Dari dekat. Menikmati waktu yang sedikit. Menghargai setiap tatapan. Peluklah hangat setiap kenangan. Kecuplah lembut setiap perjuangan. Biarkan terjadi euforia. Sorak-sorai yang menggema di seluruh pelosok. Ketika akhirnya dunia kita dipertemukan.

Is 'Sorry' Enough?

We are way too far. The days pass as we started to live our own life. Separately. And.... I hate it. I hate to admit that I miss you. I hate to realize that I was actually wrong. If only, We can turn back time. To a year when we first met. I would rekindled us. And now.... It's too late. I need to hide. I need to hide from you as far as possible. I need to hide from this mixed feelings. I need to hide from the fact that.... I am flipped. I am flipped because of you. Your gaze, your laugh, your voice... So mesmerizing I can't even lie. Those memories and my faults keep haunt me. So, before I say good bye.... Shall you forgive me? See you when I see you, my reflection.