Skip to main content

XILIF

(OMG, nemu ini di draft dari tahun 2012!!!)

Well, enjoy this!

Malam ini gue kembali termenung akan masa-masa SMP gue di SMPN 11 Jakarta. Sekolah yang terletak di Jl. Kerinci 7 Blok E (Eh bener ngga sih....), letaknya strategis kemana-mana.

2009,
Awal kaki ini menginjakkan kakinya kedalam gerbang abu-abunya yang tinggi. Gue bingung. Gue sendirian disini. Anak-anak SD gue ngga ada yang masuk sini. Sementara gue yang ling-lung harus beradaptasi disini. Hari Sabtu, gue pertama kali masuk ke kelas 7-1, kelas 'pojok.' Hmm gue ngga begitu suka kelas ini. Anak-anaknya so not my type.

Dikelas ini gue pertama kali kenal Talitha Ayulia Salsabila, a.k.a Salsa. Awalnya hubungan kita itu awkward banget. Dia minta nomer gue di notes Hello Kitty nya dengan pulpen glitter warna-warni.

Tiga hari gue lewati untuk MOS. Gue inget disuruh Tari Bakso, sampe kejar-kejaran sama OSIS yang dimintain tanda tangan.

Terus di hari-hari itu juga gue ngejalanin test penempatan kelas. Dan 7-4 pun menjadi kelas yang ditetapkan untuk gue.

Dikelas ini gue akhirnya kenal dengan sosok Fauzan Tripermana Putra (a.k.a Ojan yang juga sekarang sekelas lagi sama gue. Aseli, dia itu dulu cekiiiiing banget. Entahlah kenapa dia membengkak). Terus dikelas ini, Salsa lah yang jadi temen sebangku gue.

Lemme be honest, gue itu pendieeeeem banget waktu kelas 7. Gue kan sendirian disini, ngga kenal siapa-siapa. Satu-satunya orang yang gue kenal baik adalah Kak Kinta Ayuning Lintang, yang juga jadi provokator supaya gue daftar di 11. Kelas 7 gue belom nikmati SMPN 11. Di semester pertama, angket kelas pun gue tersombong ._. Barulah menjelang kenaikan kelas 8, gue menikmati masa-masa gue disana.

Waktu kelas 8, gue sekelas sama Nur Elyta Putri a.k.a Elyta dan barulah gue mengenal sifatnya yang gokilnya kebangetan. Inget banget main Truth or Dare terus gue kena dare. Dan gue harus ke tempat anak-anak kelas 7 untuk gombalin A*** yang saat itu Elyta ngefaaaaaaans banget sama anak itu -_- Gue, Githa, Salsa, rame-rame datengin kelas 7 dengan gombalan maut sementara Elyta cuma ngakak di koridor kelas 8.

Kelas 8 juga emang kelas yang paling absurd deh anak-anaknya. Masa-masa kelas ini juga gue udah menangin beberapa lomba yang emang gue sukai bidangnya. Di kelas ini juga.... Gue sempet merasakan semacam April's Fool karena Wali Kelas salah hitung penjumlahan rapot gue. Seharusnya gue di peringkat 9, but..... karena salah hitung... gue peringkat 38 dari 40. Hmm inget banget rasanya dimarahin abis-abisan dan karena peringkat gue (baik yang salah itung atau engga) menurun, fix banget semua kegiatan lomba-lomba harus gue hindari. Gue, yang mewakili Jakarta Selatan pun akhirnya mau ngga mau mengundurkan diri dari lomba yang setingkat DKI Jakarta. T-T But, thanks Mom. Kalo Mama tetep ngebiarin aku ikut lomba itu, mungkin nilaiku lebih anjlok daripada ini.

Kenaikan kelas 9 adalah saat-saat yang aku benci. Disaat gue udah mulai bisa bersatu dengan anak-anak disini, saat aib-aib gue udah kebongkar..., tiba-tiba kebersamaan ini harus diakhiri sesudah kita lulus. Di kelas 9, gue kembali sekelas dengan Ojan, Salsa, Elyta, dan banyak temen lainnya.

Teh Seduh 9-2, adalah kelas tercinta. Mendadak semua anak-anak bandel jadi alim sejak kelas 9. Tapi teteplah, belajar itu harus diselingi kesenangan. Di kelas ini kalo lagi freetime suka main Tepok Nyamuk, UNO, Poker, Remi, apapun jenis kartu kita mainin disini. Bener-bener kelas penjudi. Malah waktu kita mulai pisah kelas PM, kita teteeeep aja ngumpul disalah satu kelas untuk main kartu. Ada yang bawa bedak malah... -_-

Dikelas 9 ini, kelas gue sempat merasakan sehatnya lari 10x lapangan karena sekelas remed IPS. Dikelas 9, angkatan gue pernah dijemur seusai upacara selama 2 jam gara-gara peringatan 21 Oktober. Hehe mungkin kalian akan bingung maksud 21.10, tapi ngga dengan kita-kita. Dikelas 9 ini juga hampir seluruh anak kelas 9 selalu umpet-umpetan sama OSIS supaya engga ikut Jumat sehat. Pernah kita disemprot air gara-gara duduk di tepi lapangan (Oh Pak Syamsudin, kita cuma duduk. Kita juga udah ijin supaya ngga Jumat Sehat. Kita ngga umpet-umpetan. Asdfghjkl.)

Banyak banget pahit manis asem asin yang kita rasain disini. Masuk bareng-bareng, dan alhamdulillah lulus juga bareng-bareng.

XILIF 21.10, I heart you!

Comments

Popular posts from this blog

Anak-anak, Muda, Tua, Dewasa

Kadang, ingin rasanya tinggal di Neverland. Menjadi anak-anak bersama Peterpan, Wendy, dan The Lost Boys. Hidup tanpa beban dan tanggung jawab yang dipikul. Iya, menjadi anak-anak itu memang menyenangkan. Keluguan yang selalu menampilkan wajah ceria, tidak mengerti tentang masalah percintaan, keluarga, pekerjaan, ataupun pertemanan. Seiring bertambahnya usia dan berkembangnya pikiran, perlahan keluguan itu mulai menghilang. Sepertinya, semuanya dimulai saat masa pubertas. Ketika anak-anak perlahan berubah menjadi dewasa yaitu, manusia sesungguhnya. Makhluk yang katanya harus hidup bersosial, tapi ternyata malah menjadi individual. Maksudnya di sini adalah, mencari berbagai macam cara untuk kepentingan pribadinya sendiri. Rela menyikut kawan dan mengubahnya menjadi lawan. Rela membunuh demi mendapatkan pengakuan, harta, ataupun jabatan. Sebaik-baiknya seseorang, dia tetaplah manusia yang melakukan dosa. Kenyataannya, toh manusia itu memang kejam. Bahkan si penulis yang sedang menulis i

Skies, Him, Love

Memandang langit adalah kesukaan saya. Pagi, siang, atau malam, tak peduli kapan dan di mana. Saya selalu kagum dengan awan pagi hari yang tampak seperti goresan kuas, lalu langit senja dengan warna jingganya di ufuk, hingga bulan bintang yang bersinar saat malam.  Memandang langit... membuat saya selalu bersyukur, dan semakin meningkatkan kepercayaan saya terhadap Tuhan. Saya, kamu, kita semua sebagai manusia hanya berupa debu di semesta. Saya baru saja menemukan tempat persembunyian yang tentram. Tempat di mana bisa memadu kasih dengan langit, dengan semilir angin yang sejuk dan menenangkan. Sebenarnya tempat itu sudah lama saya temui, namun baru akhir-akhir ini saya lebih suka "kabur" ke sana.  Rasanya... sangat ingin membawa selimut ke sana, dan perlengkapan teleskop. Hanya untuk berkenalan dengan semua yang ada di atas langit sana. Bintang polaris, sirius, minerva, bintang timur, ingin saya kenal semuanya. Di tempat itu, saya bisa melukiskan wajahnya

Catatan Kuliah (Kami): 6

When the author went to Universitas Mercu Buana, July 2017 6 Are they? Piyo's side Dari yang aku tahu, Skan sama sekali tidak tertarik dengan Anya. Nol. Nihil. Tapi... akhir-akhir ini aku sering memergoki mereka sedang berbicara berdua. Singkat, sih, tapi kali ini ada topik yang dibicarakan keduanya. Nggak melulu tentang tugas dan materi kuliah. Skan sendiri selalu menyangkal jika aku bertanya kepadanya langsung. Kalau Anya sih, nggak usah ditanya. Dia sepertinya senang-senang saja jika ternyata Skan memang mendekatinya, tapi juga tidak keberatan kalau Skan hanya menganggapnya teman. Yang kutahu pasti sih, Anya memang menyukai Skan tanpa perlu dia bercerita langsung kepadaku. Ya, cinta itu kadang bodoh. Buat apa wanita seperti dia mencintai laki-laki seperti Skan? Bukan maksudku untuk menjelekkan Skan, tapi kurasa Anya berhak untuk mendapatkan kebahagiaan. Kurasa setiap orang mau untuk mencintai dan dicintai, kan? Tetapi... Anya tidak dicintai. Hanya g

Like We Used To

Waktu itu ngga sengaja baca TL Twitter dan ada yang nge-tweets "Does he watch your favorite movies? Does he hold you when you cry? Does he sing to all your music While you dance to "Purple Rain"? " Terus feeling gue merasakan kata-kata itu berasal dari sebuah lagu.... But I can't figure it out that time. Kepo makin melanda. Hmm... Baruuuu aja tadi pagi gue download semua lagu-lagunya A Rocket To The Moon , and guess what!?!?!? Lirik itu dari lagu yang judulnya Like We Used To yang dinyanyiin mereka!! HAHAHAHAHA ke kepoan gue akhirnya terbalaskan begitu saja. :'3 Here's the lyric, I can feel her breath as she's sleeping next to me Sharing pillows and cold feet She can feel my heart, fell asleep to its beat Under blankets and warm sheets If only I could be in that bed again If only it were me instead of him Does he watch your favorite movies? Does he hold you when you cry? Does he let you tell him all your favo

LDKS #3

Kali ini I'll post kegiatan-kegiatan sesudah games. Enjoy it :) Me after taking a bath :)     Atas: Tante Novi (Mamanya Rafi) ; Left - Right: Me (Nita), Asti, Gia, Emak (Bu Lusi, wali kelas X-2), Tasha ; Depan: Atika Mereka yang telah mengurusi X-2 selama LDKS This is me, with my 'twins' :p LOL, orang-orang bilang muka kita tuh miriiiip banget. Well, ditambah rambut kita yang pendeknya sama, suka susah dibedain dari belakang. Anyway, namanya Nafta. Dia dulu sempet di Spore for a while, tapi sekarang udah balik lagi ke Indonesia. Nafta itu temen ekskul PMR dan kita emang udah deket banget. Dia kelas X-5 dan gue X-2. :) Nafta itu rumahnya ternyata deket banget sama gueee :O This is Tasha and Nafta. Fyi, Nafta itu temen pertamanya Tasha di 24. And I'm her 2nd friend :p Foto-foto ini diambil persis setelah gue sama Tasha selesai mandi. We should take a lot of pics, right? :p Ini temen seperjuangan gue, Fauzan Tripermana Putra a.k.a