Kamu ibaratkan sebuah angin.
Datang berhembus pelan, meniup helaian rambutku, mencium kedua pipiku, memeluk tubuhku.
Namun secepat angin datang, secepat itu juga kemesraan itu pergi.
Ya, angin itu adalah kamu.
Kamu adalah bayangan semu dari sebuah cermin.
Pantulannya terlihat, berbayang, namun tak memberikan sebuah kenyataan.
Menyebarkan kebahagiaan, memberi banyak senyuman.
Merangkul setiap jiwa agar merasakan kasih sayang.
Meneduhkan setiap hati yang dihujani kalbu.
Menghapus dera derita yang dirasakan.
Kamu adalah bayangan di sebuah padang pasir.
Kamu ibaratkan fatamorgana, yang memberikan sebuah harapan indah.
Seakan-akan memberikan kebahagiaan.
Namun yang didapat hanya sebatas kekecewaan.
Kamu adalah sebuah buku.
Buku tua penuh lembaran yang terisi banyak tulisan.
Penuh torehan, penuh pengalaman.
Buku itu seharusnya menjadi sebuah panduan untukmu.
Namun kau mengabaikannya.
Torehan itu tak dijadikan sebuah pelajaran.
Kamu hanya sebatas buku usang yang tak mau membagi ilmunya.
Apa kamu tahu?
Ketidak pastian dari sebuah kepastian itu adalah kamu.
Kamu nyata, tapi kamu semu.
Kamu angin, cepat datang cepat pergi.
Kamu adalah fatamorgana.
Kamu adalah simbol kebahagiaan, yang membuat sedih orang.
Kamu adalah lambang kasih sayang, yang sebenarnya mencari apa arti kasih sayang itu.
Comments
Post a Comment