Skip to main content

Squad Accomplished

So, here you go.

Kali ini gue bakal menulis tentang makna dari arti keluarga yang sebenarnya. Keluarga itu ada saat susah maupun senang. Bukan cuma habis manis sepah dibuang, giliran senang-senang dilupain dan susah-susah datang ke kita.

I present this to my college squad, which is like my second family in here.

Jujur aja sebenarnya dari dulu gue jarang main sama cowok, cuma beberapa aja deket gitu, dan nggak pernah sama sekali bikin squad yang isinya banyak banget gini. Paling banyak yaa.. 7 orang. Kalo sekarang? 16 orang. HELL, YEAH, BENERAN 16 ORANG.

Di squad ini juga lebih banyak cowoknya dibanding ceweknya. Pertemanan ini mungkin dianggap tabu bagi beberapa orang, karena bisa melihat cewek dan cowok jadi teman main. Pertemanan ini mungkin dianggap sebagai ajang cari jodoh juga kali ya, sama orang, karena biasanya ketika cowok dan cewek berteman bakal muncul perasaan-perasaan yang menggelitik.

Entahlah apa kami semua ini.

Yang jelas, main sama squad ini gue merasa aman. Mengapa? Karena mereka, para cowok, otomatis jadi pelindung yang cewek. Ikatan kami semua sudah erat, kaya kakak-adek yang selalu menjaga satu sama lain.

Di squad ini, kami berusaha menerima sebuah perbedaan. Belasan orang yang berkumpul di lingkup pertemanan, dari latar belakang yang berbeda, dari banyak keluarga, dan dari ajaran yang berbeda pula. Kami terkadang memang masih egois untuk mementingkan keinginan pribadi kami, tapi dari keegoisan itu juga kami belajar untuk bersikap adil dan punya toleransi.

Di squad ini, kami terdiri dari banyak sekali sifat. Ada yang pendiam, ramai, dewasa, kekanakan, lemot, pintar, sensitif, semuanya melebur jadi satu. Cuma, ini loh yang bikin kami unik. Kami itu seperti puzzle, saling melengkapi satu sama lain.

Di squad ini, kami ya adalah kami. Nggak perlu dengar apa kata orang lain, nggak perlu mengikuti ajaran lain. Diibaratkan setiap keluarga mempunyai aturannya sendiri, ya kami juga begitu. Tanpa perlu tertulis pun kami sudah mengerti apa yang harus ataupun tidak dilakukan.

If Taylor Swift has her squad.. so am I!

I am just proud of us.

Terima kasih banyak karena kalian ada di kehidupan gue. I was so quite back then, sekarang juga masih sih, but my soul is your soul too, so I think kita semua udah mengerti satu sama lain.

We are obviously...
The roses among the thorns.
The princesses among the princes.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pancasila, Nasionalisme, dan Eyangkung

Mungkin Eyangkung (Eyang Kakung, Kakek dalam bahasa Jawa) benci disebut-sebut sebagai pahlawan. Tapi, memang kenyataannya begitu. Tidak akan ada Indonesia tanpa Eyangkung dan para pahlawan yang lain. Eyangkung saya bernama Eyang Toegijo Kartosandjojo, beliau lahir di Solo pada 17 Agustus 1919. Eyangkung bersekolah di Neutrale H. I. S Solo dan beliau berprestasi di sekolahnya. Karena prestasi itulah beliau dibebaskan dari les persiapab masuk M. U. L. O. dan pada akhirnya beliau berhasil masuk tanpa melalui tes ujian masuk. Sebagai cucu kesekian, saya sangat bangga mempunyai sosok Eyangkung. Karena beliau, saya selalu bersumpah akan membawa nama baik keluarga. Saya nggak mau menjelekkan nama baik keluarga besar, saya nggak mau dibilang, "cucu pahlawan kok seperti itu?" (Walaupun saya ini memang tergolong bandel sih, cuma bandelnya masih sebatas wajar). Walaupun beliau wafat setahun sebelum saya lahir, banyak cerita yang sudah saya dengar maupun foto-foto beliau yang saya l

The Art of Getting By

Hola! Ini mungkin adalah salah satu film favorit gue. Why? Karena pemerannya Emma Roberts sama Freddie Highmore. They're the best entertainers of all time. I watch this move like over a year ago, but still. I can remember it clearly. George ( Freddie Highmore ) is a fatalistic high school senior who is a gifted artist. George is often haunted by the realization that he will die someday. He ceases to complete his homework, as he feels that everything seems meaningless. As a result, he is put on academic probation. The next day, George goes up to the school roof and sees Sally ( Emma Roberts ) smoking. When a teacher comes up, George quickly pulls out a cigarette and takes the blame. Sally meets up with George to thank him, and though George is at first reluctant to talk to her, he soon warms up to her. On Career Day, George meets a young artist, Dustin and is inspired by his thoughts about life. He brings Sally with him to visit Dustin and it becomes appare