Skip to main content

Masa Lalu adalah Bayanganku. Apakah Kamu Termasuk?

Masa lalu bukan untuk dilupakan, bukan juga untuk selalu dikenang.

Lantas buat apa?

Masa lalu tidak semuanya indah memang, dan masa lalu yang menyakitkan lah yang membuat seseorang ingin melupakannya.

Rasanya sedih, marah, lega, bahagia, entahlah... semuanya berkecamuk menjadi satu. Itu yang aku rasakan tentang masa laluku.

Masa laluku tidak seperti masa lalu perempuan lainnya. Disaat para gadis cilik lainnya mampu bercengkrama bersama keluarganya, aku mempertanyakan apa arti keluarga sebenarnya? Apakah sebuah keluarga selalu diciptakan dari hubungan darah? Apakah ikatan batin dapat tercipta dari rasa peduli dan kasih sayang, walau sebenarnya tidak terikat secara darah?

Aku berbicara seperti itu bukan karena aku tidak memiliki keluarga.

Aku tidak merindukan kasih sayang, karena aku sudah mendapatkan luapan kasih sayang dari kedua orang tuaku. Aku bersyukur dilahirkan sebagai putri terkecil di dalam keluarga ini, memiliki kedua kakak yang tegas tetapi sangat menyayangiku. Aku tidak iri dengan keluarga lain, karena aku sudah mendapatkan keluarga yang kubutuhkan.

Ya, mereka adalah keluargaku.

Yang kupertanyakan sebenarnya bukanlah "mereka sebagai keluargaku", tetapi lebih kepada orang-orang di masa laluku yang rela meninggalkanku. Tak bertanggung jawab dan terlalu egois untuk memikirkan masa depanku. Orang-orang yang tidak bisa kusebutkan siapa di sini, tentunya.

Dulu, aku marah kepada Tuhan. Marah karena tidak bisa menerima nasib-Nya, selalu mempertanyakan apa maksud-Nya aku diciptakan, dan selalu berdoa agar malaikat-Nya segera mencabut nyawaku.

Seiring dengan berjalannya waktu, kurasa aku sudah mulai bisa menerima nasib yang ditentukan-Nya, walau terkadang aku masih merasakan sedih. Apa karena aku masih sangat jauh dari Tuhan, makanya aku mudah merasa seperti ini? Apa karena aku kurang berdoa agar Dia menenangkan hatiku?

Oh, betapa ingin aku memaki mereka, si para pembuat masa lalu. Masa bodoh walau kutahu memaki itu tidak baik. Karena mereka aku selalu mempertanyakan keberadaanku. Karena mereka juga aku selalu hidup di dalam bayang-bayang yang mencekam. Karena mereka aku sulit dan takut akan kasih sayang.

Astaga, aku rasa emosi telah berhasil menguasaiku... lagi.

Comments

Popular posts from this blog

Finger Crossed.

Hari ini tanggal 01 Maret 2013.. Impian dari masa kecil gue semoga akhirnya bisa terwujud. Seleksi AFS keberangkatan tahun 2014 dimulai. Kita udah bisa mulai registrasi. Pendaftarannya dimulai dari hari ini atau besok s/d 14 April 2013 kalo ngga salah. And I have to get my Surat Keterangan Sekolah as soon as possible. Wish me luck!! :(

True Colors

Lagu ini udah ada sejak gue kecil. Gue lupa siapa penyanyi aslinya, tapi yang jelas lagu ini udah di cover banyak orang. Sejak kecil gue seriiiiing banget dengerin lagu ini dimana-mana. Dan gue suka sama lagu ini. Sejak gue masih belom bisa A - B - C, Bahasa Indonesia aja masih ngaco apalagi ngerti Bahasa Inggris, gue suka lagu ini. Lagu ini tuh sesuatu. Dan gue pun akhirnya udah download lagu ini, tapi versi yang dinyanyiin Glee Cast. Terus finally juga udah tau maksud dari lagu ini. Here's the Lyric... You with the sad eyes Don't be discouraged Oh, I realize It's hard to take courage In a world full of people You can lose sight of it all And the darkness inside you Can make you feel so small But I see your true colors Shining through I see your true colors And that's why I love you So don't be afraid to let them show Your true colors True colors Are beautiful like a rainbow Show me a smile then Don't be unhappy Can't remember when I last saw

Two Worlds Collide

So I was listening to this song last night. Pretty old, it was from Demi Lovato's first album, Don't Forget. The lyrics really got me... Well probably, now I'm on Demi's phase back then when she was really insecure with her self... *** "Two Worlds Collide" She was given the world So much that she couldn't see And she needed someone to show her, Who she could be. And she tried to survive Wearing her heart on her sleeve But I needed you to believe You had your dreams, I had mine. You had your fears, I was fine. You showed me what I couldn't find, When two different worlds collide. La dee da dee da She was scared of it all, watching from far away. She was given a role, never knew just when to play. And she tried to survive Living her life on her own Always afraid of the throne But you've given me strength to find home. You had your dreams, I had mine. You had your fears, I was fine. You showed me what I couldn't find, When

Satu Dunia, Satu Tapak, Dua Rasa

Dalam gelap, seketika mata menjadi buta. Alunan musik nan lembut telinga telah tuli. Di sebuah pengungkapan, mulut seolah terjahit bisu. Dan di dalam perasaan ini, hati seketika bergejolak. Diam. Tak bergeming. Merelakan angin mencium raganya. Hanya mengamati dan menjaga. Tak berani unjuk diri untuk membela hati yang merana. Andaikan kelak bumi dan langit berjumpa, Bertemu di bentangan dunia, Apa kita dapat berhadapan di setapak yang sama? Memandang satu sama lain. Dari dekat. Menikmati waktu yang sedikit. Menghargai setiap tatapan. Peluklah hangat setiap kenangan. Kecuplah lembut setiap perjuangan. Biarkan terjadi euforia. Sorak-sorai yang menggema di seluruh pelosok. Ketika akhirnya dunia kita dipertemukan.

Is 'Sorry' Enough?

We are way too far. The days pass as we started to live our own life. Separately. And.... I hate it. I hate to admit that I miss you. I hate to realize that I was actually wrong. If only, We can turn back time. To a year when we first met. I would rekindled us. And now.... It's too late. I need to hide. I need to hide from you as far as possible. I need to hide from this mixed feelings. I need to hide from the fact that.... I am flipped. I am flipped because of you. Your gaze, your laugh, your voice... So mesmerizing I can't even lie. Those memories and my faults keep haunt me. So, before I say good bye.... Shall you forgive me? See you when I see you, my reflection.