Akhir-akhir ini banyak sekali kasus pembunuhan serta pemerkosaan terhadap para wanita dan anak. Belum reda kasus Yuyun, terjadi pemerkosaan terhadap Eno, pemerkosaan anak SD terhadap adik kelasnya yang masih kelas 2 SD, dan baru saja gue mendengar kasus pemerkosaan oleh guru SMP terhadap anak muridnya di Serang.
Ironisnya, ini semua terjadi di negara yang 'katanya' adalah negara Pancasila. Ironisnya, pelaku pemerkosaan adalah mereka yang seharusnya masih menikmati gregetnya tugas sekolah yang menumpuk dan mereka yang seharusnya menjadi pembimbing yang dapat dipercaya.
"Wanita tidak akan diperkosa kalau tidak mengundang nafsu," atau "kucing ngggak akan makan kalau nggak dikasih ikan" adalah beberapa kalimat yang sudah tertanam di mayoritas benak masyarakat. Dua kalimat itu menurut gue adalah kalimat ter-shallow yang pernah kalian pikir.
Kami sebagai wanita, tidak semuanya sengaja menggoda kalian, para adam. Kesalahan tidak sepenuhnya berada di pihak kami. Kalian, kita semua adalah manusia ciptaan Tuhan yang sempurna. Kita memiliki akal dan pikiran untuk mengendalikan nafsu kita. Itu lah yang membedakan kita dengan hewan. Kok ya kasus pemerkosaan disamakan dengan kucing yang notabenenya adalah seekor hewan?
Pernah dengar kasus pemerkosaan di TJ yang korbannya menangis histeris karena hakim memutuskan kalau dia yang sebenarnya bersalah karena mengundang nafsu? Padahal saat kejadian berlangsung, korban tidak mengenakan hotpants seperti yang dilaporkan melainkan mengenakan celana sebetis.
Atau kasus yang paling baru yaitu, Yuyun. Dia hanya melewati jalan untuk kembali ke rumahnya sepulang dari sekolah. Lantas apa yang terjadi? Dia malah menjadi korban kebiadaban 14 orang mabuk yang baru saja selesai menonton film porno.
Kalian yang berpikir kontra pasti akan mengatakan, "Indonesia kan mayoritas penduduknya adalah Islam. Islam mewajibkan seluruh wanitanya untuk menutup aurat. Kalau aurat kalian (para wanita) tertutupi, tentunya pria tidak akan tergoda."
Memang benar Islam mewajibkan para wanitanya untuk menutup aurat. Tetapi apa hanya itu argumen yang menguatkan pendapat kalian? Lantas kalau kalian berlibur ke pantai di Amerika, atau di Perancis, atau di manapun yang para wanitanya hanya mengenakan bikini (negara di mana Islam adalah minoritas) kalian akan langsung tergoda dan muncul hasrat untuk bersetubuh dengan wanita tersebut?
Nah, pertanyaannya adalah: "Apakah kalian ini? Hewan atau manusia?"
Now let's stop pretending to be munafik.
Memang masih banyak sekali wanita Indonesia, baik yang beragama Islam maupun Kristen ataupun agama lainnya yang berpakaian masih terlalu terbuka. Masih banyak wanita Islam yang hobi berbikini.
Sekali lagi,
Kesalahan juga bukan sepenuhnya di pihak pria.
Wanita mungkin tidak menyadari kalau pakaian terbuka yang dikenakannya akan mengundang nafsu para lelaki yang mungkin akan melampiaskannya pada wanita lain, yang pakaiannya tertutup.
Wanita juga salah karena kami memang terkadang tidak mampu mengenakan pakaian yang sesuai pada tempat yang sesuai. Hal terbodoh yang dilakukan seorang wanita adalah mengenakan pakaian mini saat bepergian dengan kendaraan umum.
Wanita juga harus berhenti berpikir bahwa kecantikan itu berasal dari keseksian liuk tubuh. Wanita Indonesia juga harus berpikir berulang kali untuk memamerkan anggota tubuhnya yang seharusnya ditutupi, karena memang berpakaian terbuka bukanlah budaya suatu negara yang modern, termasuk Indonesia.
Pernah nggak sih kalian berpikir kalau berpakaian terbuka sesungguhnya adalah kembalinya manusia ke peradaban purba?
Pemerkosaan terjadi tidak sepenuhnya kesalahan berada di pihak wanita ataupun di pihak pria.
Di satu sisi, pria memang sulit untuk mengendalikan nafsunya karena memang menurut penelitian pria adalah makhluk visual.
Di sisi lain, wanita tidak mampu untuk berpikir secara modern karena tidak tahu harus berpakaian seperti apa di kondisi tertentu.
Para wanita tidak mampu berpikir jauh bahwa pakaian terbuka yang dikenakannya mungkin adalah penyebab pemerkosaan terhadap wanita lainnya.
Para pria cukup bodoh karena melampiaskan nafsunya terhadap para wanita yang tidak seharusnya mengalami pemerkosaan. Mereka masih menyamakan dirinya seperti seekor kucing yang diberi ikan.
Pemerkosaan terjadi karena masih minimnya pengetahuan kita semua tentang seks. Sex is a taboo thing to talk about in here, Indonesia.
Sex education is important. Most people thinks that sex education is about a man who meets a woman and then BOOM. That's not it.
Based on stories that I heard from friends of mine that live abroad, and based on international blogs that I've read.. sex education is about knowing how important it is to keep virginity, how many germs and infections can be infected to people by doing sex with many different people, how unhealthy it is to having sex before marriage and so on.
Pemerkosaan juga terjadi karena pengaruh lingkungan.
Banyak sekali acara televisi yang mencerminkan kehidupan yang nggak Indonesia banget. Anak SD seharusnya masih menonton Upin & Ipin, bukan model film seperti Pretty Woman. Anak SD seharusnya masih merasakan gregetnya pelajaran PLBJ / PLKJ, bukan pacaran.
Di mana-mana, pemuda adalah sebuah harapan baru untuk memperbaiki situasi yang sudah terlanjur rusak. Tolong, sebagai sesama harapan baru untuk saling mengingatkan.
Apa gunanya Pancasila jika kita tidak mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari? Apakah Pancasila hanya sekedar cita-cita para founding Fathers yang tidak mampu tergapai?
Comments
Post a Comment