Her side...
Kepada angin malam aku ingin bersenandung. Tentang dia yang selalu membuatku terusik. Kapanpun, di manapun, hanya dia yang menghantuiku. Bayangannya selalu muncul tiba-tiba, tidak diundang, dan hanya menyisakan rindu. Terkadang memang pikiranku teralihkan darinya, namun pada akhirnya hanya dia yang berada di otakku. Maksudku, hatiku. Astaga. Dia membuatku meracau tak karuan.
Pernahkah kamu merasakan jatuh cinta? Perasaan aneh yang membuat dada menggebu-gebu, rasanya seperti jantung ingin keluar dari dalam tubuh. Walaupun belum tentu berbalas, rasanya aku tak takut untuk jatuh cinta. Ini hakku untuk merasakan ini, bukan? Tidak ada yang bisa merenggutnya dariku, bahkan penolakan darinya.
Penolakan.
Terdengar sakit, bukan? Namun, rasanya aku benar-benar sinting. Aku tidak peduli dengan apa yang dia rasakan terhadapku. Apakah itu egois? Aku tak peduli apakah aku harus memiliki cintanya. Aku tak peduli peringatan orang-orang untuk segera mencari pria lain. Aku tidak peduli jika dia bersama wanita lain, asalkan dia bahagia. Karena yang aku tahu dan aku sadari, walaupun aku hanya sebatas debu di matanya, dia adalah karya seni terindah yang pernah aku lihat.
Oh, Tuhan, aku hanya ingin melihatnya bahagia. Aku tidak peduli jika bukan aku wanita yang dicintainya, tolong berikan dia wanita yang mampu memberinya kebahagiaan dunia-akhirat.
Angin malam, bolehkah aku bercerita sedikit? Dia... Membuatku tak karuan. Kurasa, karena terlalu sering mengamati dari jauh, aku perlahan tahu kebiasaannya. Cara dia menyisir rambutnya, cara dia tertawa renyah mendengar lelucon, cara dia marah dengan bersikap seperti anak kecil, cara dia berjalan dengan auranya yang kuat, cara dia memadupadankan pakaian sehingga terlihat keren, cara dia duduk, cara dia menulis, cara dia merasa risih di dalam keasingan, cara.... Astaga, aku mulai meracau lagi.
Tunggu. Apakah cintaku telah berubah menjadi sebuah obsesi?
Angin malam, bisakah kamu menyampaikan salamku untuknya? Bawalah senandungku secara perlahan hingga dia dapat mendengarnya dengan seksama.
Angin malam, aku mencintainya.
Comments
Post a Comment