Skip to main content

Angin Malam [FIN]

Our side...

Rasanya hanya angin malam yang mampu mendengar suara di dalam bisu kita. Sama-sama terhanyut dalam pikirannya masing-masing, entah apa yang sebenarnya dirasakan. Hanya angin malam yang mengerti kita, tidak memihak, berperan hanya sebagai penitip salam, dan buaian curahan hati kita, bukan?

Saya dan kamu memang dipisahkan oleh sebuah dinding tipis yang terlalu kuat untuk dirobohkan, bahkan gempa bumi pun tidak akan merobohkannya. Ironis, kan? Entah apa, siapa, dan kapan yang bisa merobohkan dinding ini. Saya bisa menatapmu, dan sebaliknya.

Jika memang saya dan  kamu dilahirkan sebagai Utara dan Selatan, kita akan bertemu nanti. Bersatu dan tak akan terpisahkan. Jika memang saya dan kamu bisa diibaratkan sebagai Venus dan Mars, kita akan saling mencari nanti. Bertemu dan melepas rindu. Jika memang saya dan kamu mempunyai benang merah, kita akan bisa meluruskan benang yang kusut itu nanti. Jika memang saya dan kamu bagaikan sepasang angsa, kita akan saling setia terhadap satu sama lain.

Namun, jika dinding ini tidak pernah roboh, janganlah bersedih. Ingatlah tentang dunia paralel. Dunia yang membuat kita bersanding bersama, bukan seperti di dunia kita sekarang.

Sampai jumpa, kapanpun dan di manapun itu.

Angin malam, apakah mungkin kami dapat bertemu?

Comments

Popular posts from this blog

Pancasila, Nasionalisme, dan Eyangkung

Mungkin Eyangkung (Eyang Kakung, Kakek dalam bahasa Jawa) benci disebut-sebut sebagai pahlawan. Tapi, memang kenyataannya begitu. Tidak akan ada Indonesia tanpa Eyangkung dan para pahlawan yang lain. Eyangkung saya bernama Eyang Toegijo Kartosandjojo, beliau lahir di Solo pada 17 Agustus 1919. Eyangkung bersekolah di Neutrale H. I. S Solo dan beliau berprestasi di sekolahnya. Karena prestasi itulah beliau dibebaskan dari les persiapab masuk M. U. L. O. dan pada akhirnya beliau berhasil masuk tanpa melalui tes ujian masuk. Sebagai cucu kesekian, saya sangat bangga mempunyai sosok Eyangkung. Karena beliau, saya selalu bersumpah akan membawa nama baik keluarga. Saya nggak mau menjelekkan nama baik keluarga besar, saya nggak mau dibilang, "cucu pahlawan kok seperti itu?" (Walaupun saya ini memang tergolong bandel sih, cuma bandelnya masih sebatas wajar). Walaupun beliau wafat setahun sebelum saya lahir, banyak cerita yang sudah saya dengar maupun foto-foto beliau yang saya l

The Art of Getting By

Hola! Ini mungkin adalah salah satu film favorit gue. Why? Karena pemerannya Emma Roberts sama Freddie Highmore. They're the best entertainers of all time. I watch this move like over a year ago, but still. I can remember it clearly. George ( Freddie Highmore ) is a fatalistic high school senior who is a gifted artist. George is often haunted by the realization that he will die someday. He ceases to complete his homework, as he feels that everything seems meaningless. As a result, he is put on academic probation. The next day, George goes up to the school roof and sees Sally ( Emma Roberts ) smoking. When a teacher comes up, George quickly pulls out a cigarette and takes the blame. Sally meets up with George to thank him, and though George is at first reluctant to talk to her, he soon warms up to her. On Career Day, George meets a young artist, Dustin and is inspired by his thoughts about life. He brings Sally with him to visit Dustin and it becomes appare

Butterfly, FLY AWAY

What do you see? Is it a butterfly? *** Mungkin menurut orang, binatang ini adalah yang paling cute, unyu, dan lovable banget. Tapi menurut gue..... Kupu-kupu sucks. Gue juga ngga ngerti kenapa gue itu jadi takut-jijik-illfeel gitu sama kupu-kupu. Sepertinya itu menular dari kakak gue juga....... Dulu gue sempet takut sama kupu-kupu. Terus tiba-tiba engga takut lagi gara-gara disuruh coba pegang sayapnya sama Mba Tita. Saat itu gue merasa kaya, "Ih wow, sayapnya alus bangeeettt. Jiplak lagi di tangan." Tapi..... ngga tau kenapa rasa untuk menghindari kupu-kupu kembali meruak ke permukaan. Perasaan itu pun masih terbenam di dalam hati gue. Kalo ada yang nanya