Skip to main content

Angin Malam [2]

His side...

Rasa merinding apa yang menghampiri gue malam-malam? Paranoid yang gue rasakan mendadak meningkat drastis. Jangan-jangan "mereka" merasa terganggu karena gue gitaran di sini?!?!?! Bodoh, apa yang membuat gue duduk di teras pukul 11 malam dengan gitar, sih?!?!

Tunggu. Ini semua gara-gara dia!! Dasar perempuan sinting, dia hanya merepotkan saja.

Angin malam yang membuat bulu kuduk merinding terasa dingin menyentuh pipi gue, lalu perlahan menjalar ke kepala dan membuat rambut setengah gondrong ini tertiup pelan. Aneh, semilirnya malah terasa hangat. Rasanya seperti seseorang sedang mengecup rindu untuk gue.

Gue menggelengkan kepala keras-keras. Delusi yang gue rasakan mungkin disebabkan oleh rasa paranoid yang berlebihan.

Dia.

Pikiran gue langsung terpusat lagi pada dia, si perempuan sinting, yang memberi hatinya untuk gue. Jika saja dia bisa sadar kalau kami berdua begitu berbeda. Dia tidak akan mampu memahami gue, dan sebaliknya. Namun, harus kuakui, dia cukup tangguh. Bukan tipe perempuan yang bisa menerima kata "tidak" dengan mudah, keras kepala, dan menyebalkan.
Dia digambarkan sebagai sosok perbatasan antara polos dan bego, beda tipis. 

Kepekaannya dengan makhluk hidup lainnya memang bagus, tapi dia sangat bodoh dengan urusan hati. Serius, deh. Dia mampu berubah menjadi orang paling naif yang tidak tahu apa-apa jika dihadapkan dengan cinta.

Apa yang dia rasakan untuk gue, sebenarnya? Gue ragu apakah dia paham dengan perasaannya sendiri. Urusan hati saja tidak becus, bagaimana dia bisa jatuh cinta? Ditambah, ke orang seperti gue, orang yang tidak peduli dengan cinta.

Angin malam, bagaimana rasanya jatuh cinta?

Comments

Popular posts from this blog

Pancasila, Nasionalisme, dan Eyangkung

Mungkin Eyangkung (Eyang Kakung, Kakek dalam bahasa Jawa) benci disebut-sebut sebagai pahlawan. Tapi, memang kenyataannya begitu. Tidak akan ada Indonesia tanpa Eyangkung dan para pahlawan yang lain. Eyangkung saya bernama Eyang Toegijo Kartosandjojo, beliau lahir di Solo pada 17 Agustus 1919. Eyangkung bersekolah di Neutrale H. I. S Solo dan beliau berprestasi di sekolahnya. Karena prestasi itulah beliau dibebaskan dari les persiapab masuk M. U. L. O. dan pada akhirnya beliau berhasil masuk tanpa melalui tes ujian masuk. Sebagai cucu kesekian, saya sangat bangga mempunyai sosok Eyangkung. Karena beliau, saya selalu bersumpah akan membawa nama baik keluarga. Saya nggak mau menjelekkan nama baik keluarga besar, saya nggak mau dibilang, "cucu pahlawan kok seperti itu?" (Walaupun saya ini memang tergolong bandel sih, cuma bandelnya masih sebatas wajar). Walaupun beliau wafat setahun sebelum saya lahir, banyak cerita yang sudah saya dengar maupun foto-foto beliau yang saya l

The Art of Getting By

Hola! Ini mungkin adalah salah satu film favorit gue. Why? Karena pemerannya Emma Roberts sama Freddie Highmore. They're the best entertainers of all time. I watch this move like over a year ago, but still. I can remember it clearly. George ( Freddie Highmore ) is a fatalistic high school senior who is a gifted artist. George is often haunted by the realization that he will die someday. He ceases to complete his homework, as he feels that everything seems meaningless. As a result, he is put on academic probation. The next day, George goes up to the school roof and sees Sally ( Emma Roberts ) smoking. When a teacher comes up, George quickly pulls out a cigarette and takes the blame. Sally meets up with George to thank him, and though George is at first reluctant to talk to her, he soon warms up to her. On Career Day, George meets a young artist, Dustin and is inspired by his thoughts about life. He brings Sally with him to visit Dustin and it becomes appare

Butterfly, FLY AWAY

What do you see? Is it a butterfly? *** Mungkin menurut orang, binatang ini adalah yang paling cute, unyu, dan lovable banget. Tapi menurut gue..... Kupu-kupu sucks. Gue juga ngga ngerti kenapa gue itu jadi takut-jijik-illfeel gitu sama kupu-kupu. Sepertinya itu menular dari kakak gue juga....... Dulu gue sempet takut sama kupu-kupu. Terus tiba-tiba engga takut lagi gara-gara disuruh coba pegang sayapnya sama Mba Tita. Saat itu gue merasa kaya, "Ih wow, sayapnya alus bangeeettt. Jiplak lagi di tangan." Tapi..... ngga tau kenapa rasa untuk menghindari kupu-kupu kembali meruak ke permukaan. Perasaan itu pun masih terbenam di dalam hati gue. Kalo ada yang nanya