Skip to main content

Invisible Child

When I was so young....., kira-kira setahun sebelum gue masuk SD, gue pernah tidur waktu Maghrib. Dulu kebiasaan gue adalah bobo siang sampe mau Maghrib (I was so kebo till now).

Waktu itu, gue kebangun persis setelah adzan Maghrib selesai. Kamar gue dalam keadaan gelap karena lampunya dimatiin. Terus... gue ngeliat ke arah pintu kamar yang terbuka lebar jadinya ada semburat-semburat cahaya yang masuk ke kamar.

Ngga tau kenapa gue waktu itu merinding.

Dan...., gue denger anak kecil ketawa seneng banget.

Gue ngeliat ke sekeliling tapi ngga ada apa-apa. Taaapiiiiii, akhirnya mata gue fokus ke lemari putih besar yang ada dideket tempat tidur.

Ada anak kecil, keciiil banget! Gedenya se-anak TK gituu... Kepalanya botak. Badannya dekil, kusam. Ngga pakai baju, cuma pake bawahan warna hijau ke hitam gitu. Giginya putih.

Dan anak itu terus ketawa-ketiwi dengan senangnya sambil lari keluar masuk lemari, tanpa pintu yang dibuka. Kaya Casper yang tembus gitu aja. Bedanya.... Casper itu lucu. Nah ini? .........

Aseli. Gue takutnya banget gapake aja. Gue teriak-teriak manggil Nyokap sambil nangis kejer gitu. Sedangkan anak itu teruuuus aja keluar masuk lemari sambil ketawa.

Feeling gue saat itu merasakan kalo dia itu lagi ngajakin gue main sama dia. Yekali dahh T-T

Mama akhirnya masuk ke kamar tanpa sedikit halangan dari 'anak' itu. Disaat Mama gue udah duduk di sisi gue, anak itu masih terus ada disana. Gue masih nangis.

Gue inget banget jerit kaya gini, "Mamaaaaa, Ade ngga mau main sama dia!! Mamaaa, Ade takuuuttt. Mamaaa, usir diaaaa...."

Gue melihat jelas banget bentuk 'anak' itu. Seluk beluknya. Seringai seramnya. Dan...... disaat gue melihat dengan jelas, Mama ngga melihat apa-apa. T-T

Gue terus jerit-jerit kaya gitu sampe akhirnya Mama gue baca Al-Fatihah. Terus dia ngusap-usap kepala gue sambil bilang entah kemana, "Jangan ganggu Nita yaa... Nita ngga mau main sama kamu. Kita saling menghormati aja ya, duniamu duniamu, duniaku duniaku. Kita ngga saling ganggu."

Setelah Mama bilang itu berkali-kali terus baca Ayat Kursi lagi....., suddenly...

Anak itu masuk ke lemari dan ngga keluar lagi.

Awalnya gue masih ngga percaya kalo 'anak' itu udah keluar, dan meminta tolong Mama supaya beliau mengecek lemari. Persis adegan Monster Inc. deh... -_-

Akhirnya gue yakin kalo 'anak' itu udah kembali ke dunianya. Dan itu adalah 'sesuatu' yang gue liat untuk pertama kalinya yang terus tersimpan didalam memori selama belasan tahun sampai detik ini.

-_-

Comments

Popular posts from this blog

Anak-anak, Muda, Tua, Dewasa

Kadang, ingin rasanya tinggal di Neverland. Menjadi anak-anak bersama Peterpan, Wendy, dan The Lost Boys. Hidup tanpa beban dan tanggung jawab yang dipikul. Iya, menjadi anak-anak itu memang menyenangkan. Keluguan yang selalu menampilkan wajah ceria, tidak mengerti tentang masalah percintaan, keluarga, pekerjaan, ataupun pertemanan. Seiring bertambahnya usia dan berkembangnya pikiran, perlahan keluguan itu mulai menghilang. Sepertinya, semuanya dimulai saat masa pubertas. Ketika anak-anak perlahan berubah menjadi dewasa yaitu, manusia sesungguhnya. Makhluk yang katanya harus hidup bersosial, tapi ternyata malah menjadi individual. Maksudnya di sini adalah, mencari berbagai macam cara untuk kepentingan pribadinya sendiri. Rela menyikut kawan dan mengubahnya menjadi lawan. Rela membunuh demi mendapatkan pengakuan, harta, ataupun jabatan. Sebaik-baiknya seseorang, dia tetaplah manusia yang melakukan dosa. Kenyataannya, toh manusia itu memang kejam. Bahkan si penulis yang sedang menulis i

Skies, Him, Love

Memandang langit adalah kesukaan saya. Pagi, siang, atau malam, tak peduli kapan dan di mana. Saya selalu kagum dengan awan pagi hari yang tampak seperti goresan kuas, lalu langit senja dengan warna jingganya di ufuk, hingga bulan bintang yang bersinar saat malam.  Memandang langit... membuat saya selalu bersyukur, dan semakin meningkatkan kepercayaan saya terhadap Tuhan. Saya, kamu, kita semua sebagai manusia hanya berupa debu di semesta. Saya baru saja menemukan tempat persembunyian yang tentram. Tempat di mana bisa memadu kasih dengan langit, dengan semilir angin yang sejuk dan menenangkan. Sebenarnya tempat itu sudah lama saya temui, namun baru akhir-akhir ini saya lebih suka "kabur" ke sana.  Rasanya... sangat ingin membawa selimut ke sana, dan perlengkapan teleskop. Hanya untuk berkenalan dengan semua yang ada di atas langit sana. Bintang polaris, sirius, minerva, bintang timur, ingin saya kenal semuanya. Di tempat itu, saya bisa melukiskan wajahnya

Catatan Kuliah (Kami): 6

When the author went to Universitas Mercu Buana, July 2017 6 Are they? Piyo's side Dari yang aku tahu, Skan sama sekali tidak tertarik dengan Anya. Nol. Nihil. Tapi... akhir-akhir ini aku sering memergoki mereka sedang berbicara berdua. Singkat, sih, tapi kali ini ada topik yang dibicarakan keduanya. Nggak melulu tentang tugas dan materi kuliah. Skan sendiri selalu menyangkal jika aku bertanya kepadanya langsung. Kalau Anya sih, nggak usah ditanya. Dia sepertinya senang-senang saja jika ternyata Skan memang mendekatinya, tapi juga tidak keberatan kalau Skan hanya menganggapnya teman. Yang kutahu pasti sih, Anya memang menyukai Skan tanpa perlu dia bercerita langsung kepadaku. Ya, cinta itu kadang bodoh. Buat apa wanita seperti dia mencintai laki-laki seperti Skan? Bukan maksudku untuk menjelekkan Skan, tapi kurasa Anya berhak untuk mendapatkan kebahagiaan. Kurasa setiap orang mau untuk mencintai dan dicintai, kan? Tetapi... Anya tidak dicintai. Hanya g

Like We Used To

Waktu itu ngga sengaja baca TL Twitter dan ada yang nge-tweets "Does he watch your favorite movies? Does he hold you when you cry? Does he sing to all your music While you dance to "Purple Rain"? " Terus feeling gue merasakan kata-kata itu berasal dari sebuah lagu.... But I can't figure it out that time. Kepo makin melanda. Hmm... Baruuuu aja tadi pagi gue download semua lagu-lagunya A Rocket To The Moon , and guess what!?!?!? Lirik itu dari lagu yang judulnya Like We Used To yang dinyanyiin mereka!! HAHAHAHAHA ke kepoan gue akhirnya terbalaskan begitu saja. :'3 Here's the lyric, I can feel her breath as she's sleeping next to me Sharing pillows and cold feet She can feel my heart, fell asleep to its beat Under blankets and warm sheets If only I could be in that bed again If only it were me instead of him Does he watch your favorite movies? Does he hold you when you cry? Does he let you tell him all your favo

LDKS #3

Kali ini I'll post kegiatan-kegiatan sesudah games. Enjoy it :) Me after taking a bath :)     Atas: Tante Novi (Mamanya Rafi) ; Left - Right: Me (Nita), Asti, Gia, Emak (Bu Lusi, wali kelas X-2), Tasha ; Depan: Atika Mereka yang telah mengurusi X-2 selama LDKS This is me, with my 'twins' :p LOL, orang-orang bilang muka kita tuh miriiiip banget. Well, ditambah rambut kita yang pendeknya sama, suka susah dibedain dari belakang. Anyway, namanya Nafta. Dia dulu sempet di Spore for a while, tapi sekarang udah balik lagi ke Indonesia. Nafta itu temen ekskul PMR dan kita emang udah deket banget. Dia kelas X-5 dan gue X-2. :) Nafta itu rumahnya ternyata deket banget sama gueee :O This is Tasha and Nafta. Fyi, Nafta itu temen pertamanya Tasha di 24. And I'm her 2nd friend :p Foto-foto ini diambil persis setelah gue sama Tasha selesai mandi. We should take a lot of pics, right? :p Ini temen seperjuangan gue, Fauzan Tripermana Putra a.k.a