Skip to main content

Bagi Bumi, Kamu, Aku, dan Kita

STOP GLOBAL WARMING AND DON'T LET THE MOTHER EARTH DOWN.

Easy to say but hard to do.

Banyak dari kita yang hanya berkata-kata tanpa langsung mempraktikannya, bukan?

Contohnya, seberapa sering kita berbelanja pakai kantung plastik? Seberapa banyak dari kita yang membawa kantung belanja sendiri karena sadar akan limbah kantung yang sulit terurai? Bukan hanya semata-mata tidak mau mengeluarkan Rp 200,- untuk sebuah kantung plastik, ya.

Contoh kedua, apakah kita cukup kritis untuk langsung membuang sampah di tempat sampah jika kita sedang berada di tempat umum? Atau malah membiarkannya begitu saja karena pikiran kita mengatakan, "ah, nanti juga ada yang beresin." Banyak tempat umum dengan himbauan untuk langsung membuang sampah di tempat sampah tetapi mayoritas orang mengabaikannya. Memang pada akhirnya sampah kita akan dibereskan, tetapi apakah itu mampu mendisiplinkan diri kita sendiri? Tidak.

Ketiga, seberapa banyak dari kita yang mengerti perbedaan sampah organik, anorganik, dan B3? Kalaupun sudah mengerti, sudah mampukah kita untuk membuang sampah sesuai dengan jenisnya? Atau kita masih bersikap acuh tak acuh?

Oke, kalau kita bersikeras untuk tetap memakai kantung plastik. Tetapi, bagaimana cara mengurangi limbahnya? Seberapa banyak dari kita yang mampu menerapkan 4R? Jangankan menerapkan... jarang yang tahu 4R itu kepanjangannya apa. 4R adalah Reuse, Reduce, Recyle, Replant. Banyak dari kita yang terlalu malas untuk mendaur ulang barang, padahal mendaur ulang adalah hal menyenangkan yang mampu mengasah kreativitas kita. Siapa bilang mendaur ulang barang hanya untuk sampah? Kita mampu mendaur ulang pakaian kita sendiri yang sudah usang dan membuatnya tampak baru. Contoh lain dari mendaur ulang sampah yang mudah adalah membuat pupuk kompos. Tidak perlu biaya mahal, hanya memerlukan tumpukan sampah organik.

Keempat, apakah kalian pernah mendengar Earth Hour? Earth Hour adalah proyek global untuk mematikan segala jenis peralatan elektronik selama satu jam penuh dan dilaksanakan setiap tahun dengan tujuan untuk menghemat energi. Earth Hour dibuat agar seluruh masyarakat baik dari berbagai kalangan mampu berpartisipasi untuk melindungi dan menjaga bumi. Apa dampaknya bagi bumi? Untuk di Jakarta saja, Earth Hour mampu mengurangi emisi karbon dioksida sebanyak 267 ton; dan sebagai gantinya mampu menyediakan oksigen untuk 534 orang. Bisa dibayangkan bukan jika Earth Hour dilakukan di setiap negara?

Ironisnya, mungkin kita hanya menghemat energi saat Earth Hour berlangsung tetapi tidak menerapkannya di kehidupan kita. Banyak dari kita yang masih menyalakan lampu di tempat yang pencahayaannya masih cukup, menyalakan lampu di sebuah ruangan lalu kita meninggalkan ruangan tersebut, membiarkan charger tetap tertancap pada stop kontak padahal tidak dipakai sama sekali, dan masih banyak contoh lainnya. Contoh terakhir yang saya sebutkan adalah kenyataan yang saya temui pada mayoritas anak muda sekarang. Mereka mengatakan, "biar simple."

Global warming is a serious issue. Global warming is not just about the decreasing number of trees.

Selama ini kita hanya memusatkan pikiran kita pada pohon-pohon yang ditebang. Padahal, bukan itu satu-satunya penyebab kerusakan di bumi ini.

Global warming is about glass house effect, numerous wasted plastics, numerous garbages that we don't recycle, and pemborosan energi.

Sebagai seorang remaja 18 tahun dan diajarkan seluk-beluk global warming sejak SD (pelajaran lingkungan hidup adalah pelajaran wajib di sekolah saya. Kami juga mendaur ulang sampah, membuat pupuk kami sendiri, menanam TOGA, membuat boneka dari kaus kaki bekas, membuat jus dengan tenaga listrik dari matahari, menerapkan denda sebesar Rp 1.000,- jika kita salah membuang sampah organik / anorganik / B3, mempelajari apa itu CFC, mempelajari struktur dan lapisan atmosefer bumi, mempelajari UVA / UVB, dan masih banyak lagi), sebenarnya sangat merasa prihatin terhadap kondisi bumi saat ini.

Saya berusaha untuk terus mempertahankan ilmu ini, demi bumi saya. Terdengar klasik, tetapi rasa cinta terhadap bumi ini sudah ditanam sejak saya masih mengenakan seragam putih-merah. Tentu saya sudah beberapa kali menegur dan mengingatkan orang-orang yang membuang sampah sembarangan, tetapi terkadang suara saya tidak cukup kuat untuk mengalahkan keegoisan mereka.

Perlahan saya sadar, sebuah perubahan ke arah yang lebih baik tidak akan berjalan lancar jika kita sendiri masih tidak mampu mengontrol diri kita sendiri. Jadilah contoh pada diri sendiri, disiplin pada diri sendiri... dan otomatis kamu akan menjadi contoh bagi orang lain.

I love you,
Mother earth.

Comments

Popular posts from this blog

Pancasila, Nasionalisme, dan Eyangkung

Mungkin Eyangkung (Eyang Kakung, Kakek dalam bahasa Jawa) benci disebut-sebut sebagai pahlawan. Tapi, memang kenyataannya begitu. Tidak akan ada Indonesia tanpa Eyangkung dan para pahlawan yang lain. Eyangkung saya bernama Eyang Toegijo Kartosandjojo, beliau lahir di Solo pada 17 Agustus 1919. Eyangkung bersekolah di Neutrale H. I. S Solo dan beliau berprestasi di sekolahnya. Karena prestasi itulah beliau dibebaskan dari les persiapab masuk M. U. L. O. dan pada akhirnya beliau berhasil masuk tanpa melalui tes ujian masuk. Sebagai cucu kesekian, saya sangat bangga mempunyai sosok Eyangkung. Karena beliau, saya selalu bersumpah akan membawa nama baik keluarga. Saya nggak mau menjelekkan nama baik keluarga besar, saya nggak mau dibilang, "cucu pahlawan kok seperti itu?" (Walaupun saya ini memang tergolong bandel sih, cuma bandelnya masih sebatas wajar). Walaupun beliau wafat setahun sebelum saya lahir, banyak cerita yang sudah saya dengar maupun foto-foto beliau yang saya l

The Art of Getting By

Hola! Ini mungkin adalah salah satu film favorit gue. Why? Karena pemerannya Emma Roberts sama Freddie Highmore. They're the best entertainers of all time. I watch this move like over a year ago, but still. I can remember it clearly. George ( Freddie Highmore ) is a fatalistic high school senior who is a gifted artist. George is often haunted by the realization that he will die someday. He ceases to complete his homework, as he feels that everything seems meaningless. As a result, he is put on academic probation. The next day, George goes up to the school roof and sees Sally ( Emma Roberts ) smoking. When a teacher comes up, George quickly pulls out a cigarette and takes the blame. Sally meets up with George to thank him, and though George is at first reluctant to talk to her, he soon warms up to her. On Career Day, George meets a young artist, Dustin and is inspired by his thoughts about life. He brings Sally with him to visit Dustin and it becomes appare

Butterfly, FLY AWAY

What do you see? Is it a butterfly? *** Mungkin menurut orang, binatang ini adalah yang paling cute, unyu, dan lovable banget. Tapi menurut gue..... Kupu-kupu sucks. Gue juga ngga ngerti kenapa gue itu jadi takut-jijik-illfeel gitu sama kupu-kupu. Sepertinya itu menular dari kakak gue juga....... Dulu gue sempet takut sama kupu-kupu. Terus tiba-tiba engga takut lagi gara-gara disuruh coba pegang sayapnya sama Mba Tita. Saat itu gue merasa kaya, "Ih wow, sayapnya alus bangeeettt. Jiplak lagi di tangan." Tapi..... ngga tau kenapa rasa untuk menghindari kupu-kupu kembali meruak ke permukaan. Perasaan itu pun masih terbenam di dalam hati gue. Kalo ada yang nanya