***
Kamu tahu rasanya tubuh yang dihempaskan dari langit?
Rasanya sakit.
Bedanya bukan raga ini yang hancur...
Melainkan jiwaku yang melebur.
Seperti kertas yang diremas hingga tak berbentuk,
Apalah arti diriku yang remuk?
Mataku tersayat tak mampu melihatnya.
Telingaku tuli tak mau mendengar fakta.
Aku hanya membodohi diriku sendiri, bukan?
Mempertahankan tanpa akhir yang mapan.
Huh, pujangga macam apa dirimu ini?
Kamu... hanya berlari tanpa henti.
Tersesat dan terjebak di dalam permainanmu.
Bodohnya... permainan ini juga menjebakku.
***
Comments
Post a Comment