Dunia lagi (masih) berkabung dengan meninggalnya Chester, vokalis Linkin Park. Bunuh diri, narkoba, dan overdosis bukanlah hal asing yang kita dengar dari orang-orang panutan kita. Contoh lainnya, Robin Williams. Atau Amy Winehouse. Ada juga Cory Monteith. Siapa yang mengira jika mereka semua akan meninggal secepat itu? Mendahului takdir mereka. Memilih untuk menderita selamanya di dalam siksaan neraka daripada menjalani hidup yang penuh cobaan.
Ironisnya, saya selalu merasa orang-orang yang terjebak 'dunia terlarang' ini adalah orang baik yang sebenarnya butuh pertolongan. Mereka butuh dukungan orang-orang di saat masa kelamnya, mereka butuh teman untuk mengingatkan adanya Tuhan YME. Orang-orang ini telah menjalani kehidupan yang berat, penuh cobaan, siksaan, dan tekanan batin. Mereka tidak membutuhkan anda yang hanya bisa menyinyir, karena mereka tahu mereka akan hancur mendengarnya.
Satu tokoh yang masih (DAN SELAMANYA) saya kagumi adalah Keanu Reeves. Kisah hidupnya sudah nggak asing lagi kita dengar. Sebelum terkenal, cobaan hidupnya sudah berat sejak kecil. Saat di masa kejayaannya menjadi aktor, istrinya mengalami keguguran. Lalu dia bercerai. Namun tak lama kemudian mantan istri yang masih dicintainya meninggal. Anda bisa cek sendiri di internet untuk mencari kisahnya, kok. Tapi, Keanu Reeves selalu hidup dengan kesederhanaan. Dia lebih memilih menyumbangkan pendapatannya dari film The Matrix, naik angkutan umum, tinggal di tempat sederhana... astaga, Keanu Reeves adalah sebuah panutan.
Sifatnya yang membuat saya suka dengan Keanu Reeves, selain karena wajahnya.
Astaga, andai lebih banyak Keanu Reeves lainnya di dunia ini. Tetap sabar menghadapi cobaan dunia.
Saya harus berterima kasih, karena Keanu Reeves saya masih bisa bertahan hingga sekarang.
Comments
Post a Comment