Hanya kamu yang mengenal diri kamu, mungkin juga orang tua dan saudaramu, tapi bukan temanmu. Kamu dilahirkan sebagai "kamu", bukan sebagai "mereka" Kamu berhak untuk menyayangi diri kamu sendiri, dan membuat tubuh kamu bahagia, dibanding harus mendengar ucapan "mereka" yang merubah jati diri kamu.
Kalau kamu rasa perubahan yang mereka harapkan membawa kamu ke fase bingung, maka perubahan itu bukan yang terbaik buat kamu. Memang lucu, mereka tidak tahu kamu tapi banyak menyarankan perubahan terhadap diri kamu. Saya rasa, selama kamu tidak melanggar apa yang Tuhan perintahkan dan mensyukuri apapun pemberian-Nya, kamu bebas mengekspresikan diri kamu.
Hal lainnya adalah tentang cinta.
Sama seperti pembahasan sebelumnya, hanya kamu yang mengenal hati kamu. Orang lain mungkin hanya memberikan sedikit masukan, ataupun mencoba menerka isinya. Tapi intinya, hanya kamu yang bisa menentukan apa yang akan terjadi di kisah cintamu yang selanjutnya. Toh, intinya hanya akan ada 2 pilihan. Bahagia, atau sedih. Namanya juga jatuh cinta... Kalau berani mencintai, ya harus berani jatuh juga.
Comments
Post a Comment