Ini adalah kedua kalinya gue menghadapi kasus kaya gini. Alhamdulillah bukan terjadi pada gue, tapi dengan orang-orang sekitar gue, well... my inner circle. Gue, yang pada dasarnya kalau udah merasa peduli dengan seseorang, melihat orang yang gue pedulikan itu mendapat perlakuan tidak bernorma, biasanya akan langsung bergejolak. Mudah tersulut emosi, otaknya langsung berpikir bagaimana caranya untuk menghadapi situasi genting dengan cara pintar. Hmm, rasanya langsung mau konfrontasi si pelaku.
I am sleeping tiger, said the cat.
Gue adalah tipe orang seperti itu. Kalian nggak akan pernah melihat cakar gue kalau kalian nggak mencakar gue duluan, atau mencakar keluarga dan teman gue. Kalian cakar mereka, artinya kalian mencakar gue juga. Bisa dikatakan, I protect them without they even know it.
Detik ini, si kucing perlahan-lahan mulai membangunkan harimau yang tertidur di dalam dirinya. Jangankan dicakar lagi, kalau Anda menyentuh saya sedikiiiit saja, jangan harap akan melihat saya yang sekarang ini.
Berani membela kebenaran, berani bicara karena benar.
Gue selalu diajarkan kalimat itu sejak belia.
Well, karena di sini Anda yang salah... Anda mencakar teman saya, mau tidak mau Anda akan terlibat dengan saya.
Bersyukurlah malam ini kita tidak bertemu. Namun besok, siap-siap dengan diri Anda sendiri. Karena sejujurnya, tidak peduli siapa dan pangkat Anda, jika Anda salah, saya akan terus menghantui Anda. Secara dunia, dan mungkin di akhirat nanti. Hati-hati, jabatan Anda akan jatuh.
Saran saya,
Segera bertaubatlah. Dunia itu memang keras, tapi saya percaya... Anda, saya, kita semua itu dilahirkan menjadi orang baik oleh Tuhan.
((((Astaga,
Tahan dulu, Nita.))))
Comments
Post a Comment